ENAM PULUH DUA

3.8K 351 16
                                    

Entah kenapa matahari terasa lebih terik dari biasanya. Mengipas saja tidak berguna. Pulang, dan mandi. Itu hal yang terus dipikirkan oleh Shion. Ia sebenarnya malas mengikuti sahabat-sahabatnya pergi ke kantin. Ia lebih memilih tidur di perpustakaan karena pendingin disana pasti terasa seperti surga. Shion tersenyum melihat sahabatnya kembali bergosip mengenai adik tingkat mereka. Sial, mereka tidak ada bedanya dengan Yamanaka. Si Ratu gosip sekolah ini, Shion mengurut dahinya pelan. Berisik sekali dan terlalu mengurusi orang lain.

"Sasuke tunggu!"

Shion mengadah, ah... Ini dia, King and Queen Fairy tale sekolah ini. Uchiha dan Haruno. Entah Shion harus merasa bersyukur ataukah merasa ini kutukan. Bersyukur karena ia sudah bosan melihat Haruno yang mengikuti Uchiha layaknya anak anjing yang patuh, jadi ia tidak perlu bertemu dengan orang-orang yang lebih buruk dari ini. Atau merasa terkutuk karena ia sudah lebih dari muak. Ia sudah menyaksikan hal ini sejak mereka masih di taman kanak-kanak, demi Tuhan. Dari Ino dan Sakura bersaing mendapatkan si Uchiha Sasuke yang entah dimana menariknya, sampai sekarang dua orang itu (Sakura-Ino) tidak bisa dipisahkakan.

Apa dua orang menyebalkan itu (Sasuke-Sakura) tidak menyadari bahwa mereka... Bukan urusannya. Shion berusaha menghindari lebih banyak masalah di akhir tahun sekolahnya ini. Sudah terlalu banyak, terlalu banyak masalah yang sahabat-sahabatnya buat hingga dirinya juga ikut terseret di dalamnya.

Ada dua hal yang akan Shion berusaha ia hindari selama ini. Bahkan ini sudah merupakan peraturan tidak tertulis untuk dirinya. Drumband club dan Uchiha-Haruno. Ada apa dengan drumband? Singkatnya perkelahian yang berujung skorsing. Cheerleader merasa terganggu dengan sekumpulan orang yang memainkan alat musik mereka di tengah lapangan, serta lagu-lagu yang mereka mainkan sangat ketinggalan jaman dan memuakkan lebih besar suaranya sehingga menutupi speaker lagu milik cheers. Ledekan yang berujung pada perkelahian, cakaran, dan rusaknya properti sekolah.

Bukannya ia berlebihan mengatakan Uchiha-Haruno adalah yang harus ia hindari, semuanya karena Yamanaka. Yamanaka adalah teman dekat Haruno. Lalu sepertinya Yamanaka tidak sudi melihat wajahnya di sekolah ini. Shion menarik napas. Ia terpaksa ikut dalam permainan sahabat-sahabatnya berlaku curang dalam pemilihan Cheerleader. Alasannya mudah, Mereka (sahabat-sahabatnya) tidak mau dipimpin oleh Yamanaka. Hampir seluruh personel Cheerleader inti merupakan sahabatnya dan hanya dirinyalah yang mampu memainkan peran jahat ini.

Lagipula, Uchiha. Jangan bercanda, Shion mengenal siapa Itachi Uchiha. Walaupun Itachi seperti mentari di musim semi, tapi adiknya Sasuke adalah Salju beku di musim dingin, dan perempuan bodoh yang mau berdekatan dengan presentasi 0 % keberhasilan hanyalah Haruno. Ia mengenal Uchiha Itachi karena pria itu membantu Shion mengerjakan beberapa pekerjaan di gereja. Sebenarnya umpama yang cocok bagi adik kakak Uchiha itu adalah Malaikat maut dan Malaikat pembawa kabar baik. Serta Shion meragukan Uchiha mengakui keberadaan perempuan lain disekitarnya, tentu saja kecuali Haruno.

Apa maksudnya?

intinya, Ia sama sekali tidak tertarik dengan Uchiha Sasuke.

Tidak akan pernah, tidak...

"Hei Shion! Kau dengar ucapan kami tidak?"

Shion menggeleng pelan, tanpa sadar ia melamun menatap wajah Uchiha yang datar itu. Dalam hati Shion mendecih, lebih baik Itachi. Pria itu bagai manusia dengan sayap malaikat turun dari surga, wajah Shion memerah pelan. Tidak, ia menggeleng pelan. Uchiha Itachi sangat cocok dengan Konan. Pemain piano di gereja mereka. Apalagi Itachi terang-terangan menggoda Konan walaupun mereka berada di dalam rumah Tuhan.

Salah satu sahabatnya kembali mengagetkannya, "Kau memperhatikan Uchiha?"Tanyanya.

Shion sedang tidak mood saat ini jadi, "Memangnya ada apa?"

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang