Sakura tidak benar menikmati acara Prom ini. Dia mengedarkan pandangan ke sekitar. Terngiang dengan ucapan Sai, ini acara perpisahan, bukan bersenang-senang.
Ino menarik lengan Sakura.
"Hei, tersenyumlah. Ini malam yang sempurna kau tahu!" Menariknya ke lantai dansa dan bergoyang dengan lihai.Sakura tersenyum berusaha menutupi keterpaksaan. "Tentu saja. Kita sedang bersenang-senang disini."
Sakura melirik pelan dengan hati-hati ke meja yang berisi sahabat masa kecilnya bersama kekasih dan sahabat-sababatnya. Mereka tampak tenang dan saling berbincang diantara keramaian acara.
Sakura menampik dirinya ingin sekali bergabung.
Matanya kembali jatuh pada Shion, perempuan itu tampak anggun dan benar-benar serasi dengan Sasuke. Seperti dugaannya, Gaun yang dikenakan Shion sangat pantas dikenakannya untuk bersanding di samping Sasuke. Gaun itu seakan mengimbangi aura Sasuke.
Sakura tersenyum, setidaknya dia sudah melakukan hal yang benar, bukan begitu?
...
"Jangan bicara sepatah katapun." Sai melirik bosan ke arah Naruto yang terus menatapnya dengan seringai mengejek.
Naruto mengangguk pelan dengan mengulum senyumnya. Memindahkan perhatiannya pada Shion yang duduk di samping Sasuke dengan anggun.
"Kenapa kau ada disini?"Tanyanya.
Shion menghela napas, memajukan tubuhnya mendekati Naruto. "Kenapa menjadi urusanmu?"balasnya dengan malas. Shion memundurkan tubuhnya kembali menyamankan dirinya pada kursi.
Shikamaru tertawa kecil, "Sai berubah menjadi perempuan penuh hormon yang sedang datang bulan." Mengganti topik pembicaraan mereka.
Sai menatap Shikamaru tak percaya, Naruto-lah yang mencoba ia hindari. Ternyata Shikamaru-lah memancing yang lain untuk menindasnya.
"Oh, sekarang kau memperhatikanku."berbalik menyindir pada Shikamaru.
Sasuke memajukan tubuhnya ke depan, tertarik dengan percakapan mereka. Sai menghela napas, sepertinya ia harus bersiap untuk membiarkan pembicaraan ini membesar.
Naruto tertawa, "Aku suka gayamu malam ini. Kau tampak berkelas."Ucapan Naruto kembali jelas menyindir Sai sekali lagi. Sai menatap Naruto tidak percaya.
Shion cukup terkejut dengan pujian yang diucapkan pada Naruto, pria itu selalu mengusirnya secara halus selama ini, bahkan beberapa menit yang lalu pun. "Terima kasih. Aku cukup terkejut."
Naruto menaikan kedua bahunya, "Hanya mengutip perkataan Sai."
Sasuke menahan senyum geli.
Shion kembali terkejut dan menatap Sai tidak percaya. Dengan geli menatap pria pucat yang tampaknya malam ini cukup pendiam.
"Ada yang bisa jelaskan?"Tuntut Shion.
Shikamaru jelas sangat cerewet malam ini, atau mungkin bersemangat menindas Sai. "Mencoba membuat seseorang cemburu. Aku tidak yakin berhasil."
"Kau tidak datang bersamanya?"Ternyata Shion lah yang lebih dulu berbicara membahas topik sensitif ini dengan jelas. Naruto tertawa penuh kemenangan saat melihat Sai pasrah. Sai malam ini akan babak belur dengan ejekan.
Sai memutar matanya bosan. Naruto memangku wajahnya, "Shion, kalau ia datang bersama Sai, harusnya dia bersama kita sekarang. Bukan menari disana."
"Aku yakin Sai mempunyai cerita yang menarik untuk kisah dongeng sebelum tidur untuk anak-cucunya di masa depan."Shikamaru seakan sangat bersemangat ikut mengejek Sai.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
FanfictionFALLING [1] Sakura mencintai Sasuke sejak pertama kali mata emeraldnya menangkap sosok itu dan akan selalu tetap seperti itu. Ino pernah berkata bahwa Cinta itu kuatmu dalam mempertahankan perasaan itu, namun lepaskanlah jika kuatmu tidak dihargai...