Ino menyeruput Jus alpukat dengan dahi mengerut. Memperhatikan sahabat merah mudanya mengaduk kuah ramen dengan tidak semangat. Bahkan Ino telah menghentikan ocehannya sejak 5 menit yang lalu dan Ino yakin bahwa Sakura tidak menyadarinya karena perempuan itu sedari tadi larut sendiri dalam pikirannya.
Ino menggebrak meja pelan, "Saku! lah kamu kenapa? Perut kamu mules?"
Sakura yang cukup terkejut memberikan pelototan pada Ino. Ino membalas peletotan mata emerald itu dengan tatapan aquamarine miliknya yang Sakura akui sangat ngeri untuk ditatap lama, apalagi dengan pelototan yang sekan ingin keluar dari tempatnya.
Sakura menghela napas mengalah, dengan nada lemas Skaura berkata "No,"
"Aku kayaknya sudah kalah."
Ino ingin sekali menjitak dahi lebar milik Sakura. Ia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Sakura, tapi Sakura berbicara ia mengerti tentang hal yang dibicarakannya.
"Hah? Maksudmu itu apa? Kalau ngomong yang benar. Biar aku ngerti."
Sakura mengerucutkan bibirnya, mulutnya terasa kelu untuk menjelaskan pada Ino. Ia tidak sanggup untuk mengatakan kalimat itu. tapi dengan pelan Sakura menunduk, Bahkan Ino harus memajukan tubuhnya agar ia dapat mendengar ucapan si dahi lebar diantara riuhnya suasana kantin. "No, Sasuke beneran pacaran sama Shion."
Ino menarik tubuhnya menjauh setelah berusaha memahami kata pelan yang diucapkan sahabatnya itu. Ino sama sekali yakin bahwa ia memiliki riwayat gangguan pendengaran. Jangan ragukan logika Ino. Sebagai queen bee, Ino bahkan dapat mengungkap kebenaran hanya dengan menyadari gerakan kecil untuk ia jadikan sebagai bahan gosip, "Whoooaaaa... Whooooo..... Tungguuuu. Shion?"
"No.... Padahal kan aku selalu sama Sasuke. Kok bisa aku kecolongan."Sakura berbicara dengan nada kesal bercampur dengan sedih dan juga kecewa. Sakura bahkan tidak memperbesar suaranya. Ia dan Ino terlihat sedang berbisik.
"..."
"Ino, aku kurang apasih?"
"..."
"Apa memang tipe Sasuke kayak Shion?"
"..."
"Apa aku harus berubah kayak Shion? Terus rebut suami aku kembali."
"..."
"Kok diam aja sih?" Sakura menatap Ino sebal karena sahabatnya itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya. Tapi di banding dengan kesal, rasa sakit hatinya lebih besar. Sakura mengembuskan napasnya pelan. Mendorong mangkuk ramen nya menjauh dan melipat meletakkan kedua sikunya diatas meja untuk memangku kepalanya.
"No, apa aku harus operasi aja yah? Aku dan Shion nggak ada mirip-mirip nya sama sekali." Sakura berkata pelan seakan pasrah, dan akan melakukan apapun demi mendapatkan Sasuke kembali.
Ino desis keras kemudian berkata, "Sak, okey stop being crazy. Just be your self. Aku nggak ngerti sekarang apa yang terjadi. Kamu beneran kan?" Ino masih belum percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Sebagai ratu gosip yang mendapatkan berita ekslusif ini membuatnya gatal ingin memberitahukannya ke semua orang, tapi sama saja ia membunuh perlahan sahabatnya itu.
"Iyalah, aku tanya langsung ke Sasuke."
"Yakin ini bukan akalan Sasuke?"Tanya Ino kali ini ia sangat kesal mendengarnya.
"No, Sasuke itu tidak pernah bohong."
Seketika itu Ino berdiri dan beranjak dari kantin. Mengabaikan teriakan Sakura. Ino tetap pergi tanpa berbalik atau menunggu menunggu Sakura mengejarnya.
"No... Kamu mau kemana. Aku lagi galau ih. Temenin. No, serius!"
Ino menghentikan langkahnya.
"Lima menit dan temui aku di perpustakaan. Oke."
Dengan enggan Sakura berbalik menuju ke arah perpustakaan.
...
Ino mengikuti Sasuke yang berjalan keluar. Tujuan pria itu adalah toilet cowok dan Sakura tetap mengikutinya masuk ke dalam toilet. Ino tidak peduli, yang ia pedulikan adalah bagaimana ia ingin menghajar harga diri dan wajah Uchiha Sasuke itu.
"Ho, girl. Ini toilet cowok. Punya Perempuan ada di seberang." Ino menatap datar pada pria yang berbicara dengannya. Teman-teman lelaki itu tertawa melihat Ino sama sekali tidak membalas ucapannya.
Uchiha Sasuke berbalil dan menatap Ino bingung, ia masuk kedalam satu bilik toilet dan Ino dengan cepat mengikutinya.
"Hooooooaaaaaaaa.... Kalian sepertinya ingin bersenang-senang. Aku mengerti dude! Akan ku taruh notice di depan." Pria itu tertawa mengejek lalu tertawa dengan teman-temannya lalu suara mereka menghilang beriring pintu toilet yang tertutup.
"Apa yang kau lakukan?"Tanya Sasuke sarkastik. Tidak mengerti kenapa Ino mengikutinya bahkan sampai ke dalam toilet.
Ino mendecih.
"Harusnya aku yang bertanya apa yang sudah kau lakukan pantat ayam?!" Ino menaikan suaranya.
"Apa maksudnya?" Sasuke sama sekali tidak mengerti, Ino mengikutinya, bahkan mengikutinya ke kamar mandi dan kini perempuan itu berteriak di depan wajahnya.
"Kau tahukan Sakura itu sangat tulus mencintaimu." Ino sinis mengatakan hal ini.
"Oh, masalah itu." Sasuke tebak Sakura telah cerita ke Ino. Hanya butuh sebentar sebelum berita itu tersebar satu sekolah.
Ino mengulang perkataan Sasuke dengan mengejek.
"Lalu? Ini topik yang bagus buat gosipmu?"Tanya Sasuke mengejek, Ino menampar wajah Sasuke tepat ketika Sasuke menghentikan pertanyaannya.
Ino memandang marah, "Kau idiot! Kau pikir aku tertarik dengan gosip recehmu itu. Aku disini untuk Sakura."Jelas Ino. Ia sangat kesal dengan tingkah Sasuke.
Sasuke merasakan pipinya memanas karena tamparan kuat Ino. "Kau dengar, Sakura itu tidak mencintaiku. Dia hanya mengagumiku. Ini sudah terlalu lama. Dia hanya takut aku pergi Ino, ia bergantung padaku. Ia dengan obsesi masa kecilnya."
"Dengar, langsung saja aku ingin membuat perhitungan denganmu." Ino berjalan keluar dari bilik toilet, menyalakan keran air dan mencuci tangannya di wastafel. Ia mencuci tangan karena ia baru saja bersentuhan atau tepatnya menampar seseorang yang baginya sangat menjijikan.
"..." Sasuke menatap Ino dari kaca.
"Aku akan membuat Sakura sadar kalau ia hanya terjebak dalam imajinasi saat ia kecil dan obsesi nya terhadapmu. Seperti katamu." Ino menarik tisu dan membalas tatapan Sasuke dari cermin. Sangat bangga pada dirinya karena berhasil membuat tanda kelima jarinya di wajah Sasuke.
"Hn?"
"Lalu Saat Sakura sadar akan hal itu, kau juga akan sadar bahwa kau telah melewatkan belasan tahun ini menolak perasaanmu itu Sasuke."
"Aku sama sekali..."
Ino tersenyum jahat, lalu berbalik menatap Sasuke secara langsung. "Kau yang akan menderita saat menyadari Sakura tidak ada lagi di belakangmu."
"Terserah kau saja." Sasuke memutar matanya bosan.
"Aku hanya memperingatkan." Ino menjatuhkam tisu bekas yang dipakainya di depan Sasuke. Setelah itu dengan tawa ejekan Ino pergi dari toilet meninggalkannya.
Sasuke menatap Ino bingung.
...
Yang setuju sama Ino? Ayo 🔫🔫🔫
![](https://img.wattpad.com/cover/137850011-288-k13083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
FanfictionFALLING [1] Sakura mencintai Sasuke sejak pertama kali mata emeraldnya menangkap sosok itu dan akan selalu tetap seperti itu. Ino pernah berkata bahwa Cinta itu kuatmu dalam mempertahankan perasaan itu, namun lepaskanlah jika kuatmu tidak dihargai...