TUJUH BELAS

5.3K 597 32
                                    

Setelahnya semua berjalan seperti seharusnya. Ino tidak pernah menganggu lagi Sasuke dan Sakura. Naruto masih saja sering berusaha mencuri perhatian Sakura. Seakan kejadian dan persaingan selama hampir 5 tahun itu tidak pernah terjadi. Walau sudah tidak pernah menggangu lagi, namun sindiran dingin Ino sering ia tunjukan. Kali ini untuk Sasuke. Ino tidak pernah lagi berbicara dengan Sakura diluar kepentingan yang lain. Baik Sakura maupun Ino lebih baik menjauhkan diri satu sama lain.

Tapi Sakura mengalami perubahan itu. Ia tidak pernah mengungkapkan lagi bahwa ia adalah calon istri Sasuke. Seperti setiap hari dilakukannya. Bahkan Sakura seakan mulai menyadari bahwa ia telah menjauhkan Sasuke dari perempuan lain. Apa Sasuke juga ingin mendekati perempuan lain? Pikir Sakura.

...

Hari itu adalah bencana buat Sasuke. Namanya tertulis dalam ikut serta pada sebuah acara penggalangan dana. Pemilihan acak yang dilakukan oleh Sekolah berdasarkan popularitas survei minggu lalu. Yang Sasuke pikirkan sebagai sebuah bencana bukanlah ia dipaksa untuk ikut menyumbang sejumlah untuk membeli sebuah barang. Namun ia-lah barang yang akan disumbangkan untuk mendapat uang amal. Tawaran kencan makan siang.

"Tenang Sasuke, aku akan menawarmu."Ujar Sakura. Bukannya merasa lebih baik. Sasuke merasa mual. Ia akan ditawar. Diperjual belikan layaknya barang dagangan pasar. Jajanan sekolahnya. Sasuke menyeritkan keningnya. Tidak masalah bukan. Sakura-lah yang bakal menemaninya makan siang, pasti. Sakura tidak akan menyerah mendapatkannya bukan?

"Hn."Sasuke menenangkan degup jantungnya. Sakura akan melawan tawaran dari para perempuan yang mengaku fans-nya. Entah kenapa, ia tidak menyukai hal ini.

...

Kakaknya terus tertawa melihat Sasuke yang duduk menunggu sang ibu mengatur makan siang untuk acara amal di dalam sebuah keranjang piknik. Itachi tidak menyangka bahwa adiknya masuk jajaran populer di sekolahnya. Basket boy. Begitulah Itachi dulu memanggilnya. Tidak semua jajaran populer. Terkadang orang-orang iseng sengaja memasukan nama loser sebagai bahan joke saat pelelangan nanti karena tidak ada yang akan menawar mereka.

"Kau yakin, kau bukanlah orang loser yang terkena joke?"Tanya Itachi diikuti tawa ledekan.

Sasuke mendengus pelan lalu menanggapi kakaknya, "Kalaupun tidak ada yang akan menawarmu ada Sakura. Aku tidak akan berakhir menyedihkan di atas panggung."

Itachi kembali tersenyum miring, "Beruntunglah kau punya Sakura, Sasuke."

Mikoto terlihat sibuk dengan keranjang di hadapannya. "Sakura-chan suka dengan selai strawberry kan? Apalagi, onigiri? Tadi Ibu rasa sudah memasukannya kan? Apalagi, tomat Sasuke... Susu strawberry Sakura..."

Itachi menyenggol pelan Sasuke, "Ibu terlihat seperti ingin mengunjungi mantunya."Ledek Sasuke.

Sasuke mendengus kecil.

...

Sakura menghitung lembaran uang-uang tabungan miliknya. Hari ini Sasuke akan dilelang. Tujuan Sakura adalah melindungi suaminya dari segala macam cabe-cabe pelakor yang hendak menghancurkan alur masa depannya dengan Sasuke. Ia mempunyai 850 Yen untuk menawar. Sakura sangat yakin ia akan menang di pelelangan nanti, tidak akan yang akan menawar 850 Yen. Hanya Sakura. Hanya untuk Sasuke Uchiha, suami masa depannya.

...


Sasuke berdiri berjejer bersama kurang lebih orang yang senasib dengannya, ia berdiri paling ujung. Seakan ia memanglah hidangan penutup yang memang disimpan untuk bagian terbaik. Dengan wajah datar dan menenteng keranjang piknik. Matanya hanya tertuju pada Sakura yang terlihat berbicara dengan Ino. Entah sejak kapan Sakura mulai dekat dengan perempuan pirang yang dulu merupakan musuh terbesar Sakura sendiri. Terakhir yang Sasuke ingat ialah Kemarin sore Sakura dan Ino masih adu mulut, kini Ino duduk tepat di samping Sakura dan mulai tertawa. Sasuke memperhatikan Sakura menanggapi beberapa candaan Ino. Sesekali mereka melirik balik kearahnya. Bahkan Sasuke tidak mendengarkan kepala sekolah yang sedang menyampaikan sambutan. Sakura melambai kearahnya, lalu tersenyum. Sasuke membenci perasaannya yang menyukai senyuman Sakura. Sasuke hanya berharap Sakura-lah yang berhasil menawarnya. Karena Sasuke tidak bisa membayangkan bagaimana ia akan duduk dengan perempuan lain, bercakap dan makan siang semeja. Lagipula seluruh isi keranjang ini adalah makanan kesukaan Sasuke dan Sakura.

"Oke, pelelangan dimulai. Nara Shikamaru, kita buka dengan 100 Yen?"
"150 Yen."
"...200 Yen."

Satu persatu lelaki yang berdiri diatas panggung mulai bergeser dan mulai terlelang dengan seru. Tak jarang adu mulut terjadi dan sempat menghambat jalannya pelelangan. Sasuke merasakan itu kegugupan luar biasa menghampirinya.

Tinggal seorang sebelum dirinya.

"Rock Lee. 100 Yen?"
"..."

Semua orang terdiam. Salah satu pria hiperaktif di Sekolah. Siapa yang tidak mengenal rambut Bobnya yang sangat aneh dan setiap perilaku berlebihan miliknya. Selalu membawa pakaian senam hijau ketat saat berolah raga dan sangat senang berlari tidak jelas di sepanjang koridor.

Senyuman Lee yang menyilaukan dan bahkan malah membuat para perempuan yang akan menawar mengurungkan niat mereka. Bahkan tidak berselera.

"Tidak ada?", Suara guru Anko terdengar bersemangat dan perihatin.

"Apa kalian yakin?"Tanya Anko, sekali lagi. Lee bahkan hanya tersenyum lebar sembari memegang keranjang miliknya. Wajah miliknya perlahan memerah.

"Satu."
"Dua."
"200 Yen?"Perlahan Sakura mengangkat tangannya.

Semua melihat pada asal suara. Bahkan tidak sedikit yang tanpa sengaja mengungkapkan kekejutannya.

Sasuke menatap Sakura tidak percaya. Sakura baru saja menawar Lee. Jika Sakura berhasil mendapatkan Lee, Sakura tidak punya harapan untuk mendapatkannya. Karena itulah aturannya. Hanya boleh mendapatkan satu orang.

"Oke, nona merah muda menawar 200 Yen, apa ada yang lain?"Suara Anko mulai bersemangat kembali.

Ino memandang tidak percaya pada Sakura di sampingnya. "Sakura, aku tidak mengerti."
"...", Sakura menghembuskan napasnya.

"Oke! Lee terjual pada nona merah muda. Selamat menikmati makan siang kalian berdua, aku yakin Lee telah mempersiapkan makanan yang enak di keranjang miliknya.", Anko bertepuk tangan mmdengan gembira, diikuti oleh murid lainnya.

"Sakura, kau taukan apa yang sedang terjadi?"Tanya Ino sekali lagi. Tubuh Sakura terlihat lemas. Ia bahkan tidak berani menatap Sasuke.

"Aku sangat jelas tau Ino."

"Kau akan makan siang dengan si Lee yang super super aneh."

Sakura mengangguk sekali lagi, "Aku tahu."

"Dan Lee itu bukan Sasuke."Ino mengingatkan sekali lagi.

Sakura menatap kesal Ino yang terus saja memperingatinya. "Aku tahu Ino. Aku tahu. Kau hanya tidak tau apa yang sedang terjadi."

Sakura perlahan menatap Sasuke yang sedang menatapnya dan Sakura tersenyum dengan terpaksa.

...

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang