TIGA PULUH ENAM

4.2K 521 35
                                        

Sakura menceritakan semua hal ke Ino tanpa terkecuali. Hal besar atau hal terkecil sekalipun tempat ia mencurahkan hatinya adalah Ino. Walau Ino adalah ratu gosip di sekolah mereka, namun soal rahasia sahabat sendiri, Ino bakal jamin dengan hidupnya, tidak akan ada yang tau. Tapi bagian yang Sakura benci ketika ia curhat ke Ino adalah perempuan itu semua mengomeli perbuatan atau tindakan yang ia ambil. Semua salah di mata Ino, tidak ada yang benar. Terang saja Ino sangat kritis akan sesuatu.

Seperti saat ini saat Sakura menceritakan kejadian gagalnya ia menonton film Justice league bersama Gaara karena Sasuke sakit.

"Fix, Bodoh."Ucap Ino dengan penuh kekesalan dalam tiga kata nya. Sakura kembali harus menjelaskan alasan mengapa ia mengambil keputusan tersebut.

"Dia sakit No, dan tidak ada yang menjaganya."

"Bodoh."Ulang Ino sekali lagi.

Sakura mendengus kecil.

"Telepon Shion. Shion adalah pacarnya. Kenapa harus kau? Maksud aku, Iya memang kalian teman dari kecil dan iya Sasuke itu memang tetanggamu. Tapi kau juga punya kehidupan sendiri! hey ini 2018! Dimana kata This is not ur own bussiness itu bukan lagi moral, tapi prinsip!!!"

Ino lebih terlihat sedang berkelahi dengan dirinya dibanding sedang membicarakan sesuatu. Tapi ini kantin, Ino bahkan tidak mengontrol suaranya. Siapa peduli? Ino sering seperti itu, suara Ino memang meninggi tapi tidak cukup untuk menarik perhatian.

"Sudah terjadi, Bagaimana lagi."Sakura menghela napas, memang benarkan? Apa lagi yang mau ia sesali? Tidak ada. Ia batal nonton Justice league, batal kencan sama Gaara dan rencana malam itu tidak bisa diulang lagi. Waktu berjalan maju dan tidak ada tombol pemutar yang bisa previous.

"Apa yang bagaimana? Kau tidak jadi nonton film perdana Justice League! Film yang bahkan baru pembuatannya sudah buat kau kayak orang gila."

Ino tidak percaya dengan ucapan yang baru saja didengarnya dari Sakura. Kemarin Sakura sangat excited akan menonton film tersebut dan bahkan sangat berapi-api seakan-akan tsunami-pun tidak akan menghalangi dirinya untuk menonton film tersebut. Tapi apa? Bukan karena tsunami atau serangan bala tentara Alien, hanya karena seorang bungsu Uchiha yang memiliki tingkat kebodohan di atas idiotic dan autisme mengaku sakit meminta bantuan Sakura.

Bibir Sakura mengerucut, apalagi mendapat kabar bahwa selama seminggu tiket untuk film Justice league telah sold out dan akan kembali di buka pembelian tiket tiga hari lagi.

"Masih perdana juga kan? Aku bisa nonton kapan-kapan."

Ino bertambah gemas dengan jawaban-jawaban Sakura. Andai otak Sakura itu squishy, tidak segan ia meremas dan menghancurkannya menjadi lempengan adonan kue Pai.

"Sak, mulai gila yah kamu?"

Sakura tidak terima dengan stigma yang Ino lemparkan padanya.

"No coba kamu yang berada diposisi aku. Abaikan perasaan kamu. Sahabat kamu, sahabat kecil kamu yang sudah dianggap bagai kakak sendiri..."

"Dia anggap kamu anak sih, btw..."

"...Dengar dulu. Datang ke rumah kamu. Memintamu temani dia karena sakit..."

Ucapan Sakura terintrupsi dengan kedatangan Shion.

"Haruno, Bisa menganggu sebentar?"

Sakura tersenyum, bagaimana pun, Shion adalah kekasih Sasuke. Sakura harus menerima kenyataan itu.

"Iya, Shion ada apa?"

"Bicara saja, tidak usah sok permisi."Ino memandang sinis ke arah perempuan itu. Ino membencinya dari awal masuk sekolah, tambahkan gang murahan perempuan itu.

Kebencian Ino memuncak karena fakta bahwa Shion adalah captain cheerleader. Dimana seharusnya posisi itu adalah milik Ino, namun karena kelakuan licik perempuan itu dan gang-nya, Ino memilih keluar dan mengikuti ekstrakurikuler lain. Tidak punya waktu menghabiskan masa senior high school-nya dengan meladeni orang-orang seperti mereka.

Sakura tahu hal ini akan terjadi, p"Jangan begitu, ada apa Shion?"Sakura mengingatkan sahabatnya untuk berlaku sopan.

Shion memainkan ujung rambutnya yang terurai. Bicara dengan sombong, Ino benar-benar ingin menghajar batang leher perempuan itu. "Aku tau kalau kau dengan Sasuke dekat. Tapi aku tidak suka. Kau terlalu dekat dengan Sasuke. Dia semalam membatalkan kencan kami dan aku tau dia kerumah kamu. Sama-sama kamu."

Ino memukul meja dengan emosi, tidak terima dengan ucapan Shion yang menyudutkan Sakura. Seakan kencan perempuan yang batal bersama produk gagal Uchiha itu dikarenakan oleh Sakura sepenuhnya. Ino berdiri dan menunjuk wajah Shion, tidak peduli mereka kini menjadi perhatian di kantin.

"Kau lebih baik jaga ucapanmu! Tanya dulu sama pacarmu!"

Sakura menurunkan tangan Ino yang menunjuk Shion. Ino mendesak tidak suka dengan kelakuan Sakura yang bertingkah seolah Shion tidak ada salah.

Sakura berusaha menenangkan sahabatnya dan menjelaskan dengan perlahan pada Shion tentang apa yang sebenarnya terjadi kemarin malam. "No, jangan..."

"... Biar aku. 'kay, aku nggak tau apa-apa mengenai kencan kalian yang batal itu, Sasuke sama..."

Begitu saja, Sakura terdiam karena dingin mengguyur kepalanya. Perlahan cairan pekat membasahi wajah dan bajunya.

"Berisik!"

Sakura mendapat siraman jus sirsak yang diminumnya dari Shion.

Ino benar-benar geram. Shion sudah keterlaluan.

"Kurang ajar! Kau perempuan jalang, tidak tau diri!"Sakura menahan tubuh Ino untuk tidak menerjang Shion.

"Ino... No... Jangan!"

Shion pergi dengan seringai di wajahnya.

"Tidak bisa. Aku tidak mungkin diam saja!" Ino ragu antara menghajar wanita itu atau membantu Sakura yang kini bermandikan jus sirsak. Semua orang di kantin saling berbisik memperhatikan mereka berdua.

"APA KALIAN LIHAT? SANA!"Teriak Ino kesal. Membuat penghuni kantin melanjutkan kegiatan mereka dan menanggap seolah tidak pernah tidak terjadi apa-apa. Masalahnya, semenjak Ino keluar dari cheerleader, perempuan itu memutuskan masuk ekstrakulikuler bela diri yang menyumbang banyak medali emas dan perak untuk sekolah mereka. Bersama si merah muda yang kini bermandikan jus sirsak.

Ino membantu Sakura membersihkan jus sirsak yang menempel di rambutnya dengan tisu.

"Aku bodoh yah?"

Sakura perlahan beranjak dari kantin. Ino mengikutinya.

"Kuadrat. Kuadrat, Ra. Bodohmu itu di atas bodoh."

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang