DELAPAN BELAS

4.7K 565 17
                                    

"Ini semakin seru Sakura."Ujar Ino.

Bagaimana tidak, Naruto menjadikan bahan perebutan menarik di acara lelang. Bahkan bocah pirang itu sampai bingung sendiri mendapati dirinya di tawar dengan orang-orang, maksudnya perempuan-perempuan yang sama sekali ia tidak kenal, dan bahkan Naruto meragukan absentitas mereka di Sekolah. Darimana asalnya perempuan-perempuan yang menawarnya itu?

"Iya Ino-chan."Sakura juga semakin gugup. Sasuke terlihat berdiri dengan malas, sesekali melirik dirinya dan kearah keranjang dibawanya. Bahkan tidak ada senyum yang di tampilkan sesuai arahan guru mereka.

"450 Yen!"Teriak salah seorang murid di pojok.

Ino dan Sakura terkejut, "waw! Tertinggi saat ini. Aku sangat tidak menyangka bahwa Naruto sangat disukai dan digemari anak-anak perempuan."

Sakura mengangguk setuju. "Aku juga. Aku tidak menyangka."

Seketika itu riuh terjadi, salah seorang murid naik keatas podium dan memaki-maki orang yang menawar Naruto dengan harga tinggi itu.

Ino tertawa, "Oke, ini yang aku tunggu. Dari tadi aku bosan, jujur saja."

Sakura menyerit perihatin mendengar makian dan sumpah serapah kotor. Kemudian perempuan yang menawar itu turun dan membalas perkataannya di depan panggung.

"Ino-chan, aku mau ke toilet dulu."

"Cepat kembali Sakura. Kau akan melewatkan bagian serunya."

...

Perasaan Sakura mulai tidak enak. Naruto saja tanpa disadari ternyata memiliki penggemar diam-diam yang sangat anarkis. Bagaimana dengan Sasuke? Sakura sangat yakin bahwa ada diantara seluruh anak perempuan yang akan bertarung melawannya mendapatkan Sasuke. Ino adalah salah satu mantan salah satunya. Apakah Sakura juga akan mempermalukan dirinya seperti itu demi mendapatkan Sasuke? Apakah Sakura mungkin saja akan membunuh orang karena hal ini?

"...hahaha"

"Yah, aku juga sangat yakin bahwa Haruno akan ikut serta dalam menawar Sasuke nanti."Sayup-sayup Sakura mendengar suara dari luar. sedang dia berada di dalam bilik toilet, duduk diatas closet untuk menenangkan perasaannya.

"Yah dan aku yakin Haruno akan bernasib sama dengan perempuan tadi karena gagal mendapatkan Sasuke lalu mendapatkan skorsing, atau mungkin dikeluarkan. Hahahaha..."

"Kau benar, setelah itu kita mungkin bisa mendekati Sasuke. Oh Tuhan, Dia sangat tampan."

"Sakura sangat jahat kau tau, dia menyimpan Sasuke untuk dirinya sendiri dan ia terlalu mengekang kebahagiaan Sasuke."

"Hahaha... Kau benar, ia memperlakukan Sasuke seperti anjing peliharaannya."

Sakura cukup terkejut mendengar umpaian tersebut.

"Dengar, Sebentar lagi Sasuke akan muak dengan Sakura. Lalu Sakura bukan lagi majikan yang berlaku seperti anjing herder."

"Aku juga rasa Sasuke sudah muak. Kau ingat kejadian di kantin itu? Sasuke terlihat sangat muak dengan Sakura."

"Aku juga yakin, Sasuke ingin Sakura pergi dari hidupnya. Sakura sangat jelas mempermalukannya."

"Aku bertaruh, Sasuke berharap kalau Sakura tidak menjadi kencan makan siangnya kali ini."

"Kau benar, wajahnya seakan sudah tau bahwa ia akan berakhir dengan Sakura. Kau lihat bukan. Terlihat sangat murung."

Saat ketiga orang itu sudah pergi, barulah Sakura berani keluar dari bilik toilet dengan rasa gundah di hatinya.

...

Now.

"Aku masih punya 650 Yen, Ino. Bisa kau tawarkan Sasuke untukku?"Bisik Sakura. Takut jika ada orang yang mendengarnya.

Ino menyerit tidak terima, "Dengar, kenapa kau tiba-tiba berubah seperti ini? Tadi pagi semuanya sudah jelas bukan. Aku ingin berteman denganmu, aku minta maaf dan Aku tidak ada tujuan untuk Sasuke. Aku sudah berhenti."

"Selanjutnya, Uchiha Sasuke!"Gemuruh tepukan tangan melanda.

Sakura menggeleng pelan, rasanya ia ingin menangis.

"Aku tidak bisa Ino. Tolong aku."Sakura berdiri dari kursinya. Ia meletakkan dompetnya dipangkuan Ino, lalu berjalan keluar dari ruangan.

...

Sasuke menyeritkan keningnya saat melihat Sakura berdiri dan meninggalkan aula. Ia kemudian kembali melirik Ino, mengabaikan suara guru yang semangat mengajukan tawaran untuk dirinya dan perempuan-perempuan mengangkat tangan dengan semangat yang ia tidak pedulikan. Ino menatapnya dengan senyum miring.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang