Sakura menikmati semilir angin yang menerpa pipinya. Sesekali melirik kearah Sasuke yang duduk di hadapannya sembari memasukan suapan makanan kedalam mulutnya. Sasuke yang diperhatikan tidak mengucapkan apa-apa. Hanya menikmati ketenangan dan kesunyian di taman belakang auditorium.
"Aku minta maaf."Akhirnya Sakura yang membuka percakapan mereka lebih dulu. Sasuke tidak menjawab pernyataan Sakura hanya terus menikmati bento miliknya.
"Sasuke, aku serius. Aku minta..."
Sasuke menyela dengan cepat menatap Sakura, "Bisa kita nikmati saja makanan ini dan jangan berbicara saat makan."Ucapnya.
Sakura mengerucutkan bibirnya. Ucapan Sasuke selalu sulit untuk dibantahnya. Tapi ia cukup senang karena akhirnya ia bisa duduk makan siang bersama Sasuke. Bukan harus memperhatikan Sasuke makan dengan cecabean yang menyakiti matanya. Sasuke memperhatikan Sasuke yang memakan irisan tomat dengan lahap.
...
Sakura lama-lama mengantuk. Perut yang kenyang, suasana yang hening dan sepi. Bibi Mikoto benar-benar memasukan semua makanan kesukaan Sakura di dalam keranjang Sasuke. Hingga Sakura tadi kalap mata dan menyantap semua itu. Kini sembari menyeruput susu strawberry miliknya, Sakura menyender di batang pohon, tepat disebelah Sasuke. Sasuke dari tadi tidak mengijinkannya berbicara. Bahkan sampai selesai makan. Hanya semilir angin dan gemersik pohon yag mengiringi makan siang mereka.
Perlahan mata Sakura menutup.
"Sakura... Kau tahu, aku tidak keberatan kau selalu di sampingku."Ujar Sasuke.
Sakura perlahan kehilangan kesadarannya. Sasuke berbicara bagai bisikan yang malah membuat Sakura semakin mengantuk.
"Tapi Sakura kau juga harus melihat yang lain. Jangan hanya berpusat padaku.."Lanjut Sasuke. Sakura bahkan tidak mengerti apa lagi yang Sasuke bicarakan.
Sakura menyandarkan kepalanya di bahu Sasuke saat ia sudah tidak mampu mempertahankan kesadarannya. Sakura terlelap di dalam mimpinya saat perlahan Sasuke mengatakan padanya.
"...Aku tidak keberatan, kalau kau jadi sahabat seumur hidupku Sakura. Menemaniku sampai tua. Apa kau memanggilnya? Suamimu? Asal kau terus bersamaku tapi tidak melupakan kebahagianmu. Aku tidak ingin menjadi penghalangnya. Kau keras kepala sekali.", Sasuke mengelus kepala Sakura kini yang terlelap. Perlahan Sasuke mendengar bisikan napas teratur Sakura.
Sasuke perlahan memperbaiki tubuh Sakura, agar tidur berbaring dan menjadikan pahanya sebagai bantal.
"Aku tidak tau bagaimana kalau kau pergi meninggalkanku Sakura. Kau benar-benar membalikan duniaku saat kau datang dengan senyuman konyol mu itu."Gumam Sasuke diantara angin taman yang berhembus. Sasuke melihat Sakura yang menyamankan posisi tidurnya.
"Kau adalah kado Natalku yang harus aku jaga, Sakura."Ucap Sasuke.
"Aku tidak bisa kehilanganmu.", Kemudian Sasuke juga menutup matanya.
Lalu tersenyum dengan sedikit terkekeh, "Senyuman konyolmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING
FanfictionFALLING [1] Sakura mencintai Sasuke sejak pertama kali mata emeraldnya menangkap sosok itu dan akan selalu tetap seperti itu. Ino pernah berkata bahwa Cinta itu kuatmu dalam mempertahankan perasaan itu, namun lepaskanlah jika kuatmu tidak dihargai...