TIGA PULUH LIMA

4K 518 29
                                    

Sasuke memperhatikan Sakura yang terlihat gelisah dan mondar mandir mempersiapkan dirinya. Yang Sasuke tau bahwa ia akan pergi berkencan dengan Garaa, si playboy cap kucing yang Naruto bilang. Jujur saja Sakura juga berdandan dan hal ini membuat Sasuke sedikit gerah melihatnya.

"Mau kemana? Padahal aku disini. Aku kangen tau sama kamu."

"Mau jalan-jalan sama Gaara. Telepon Shion saja."Jawab Sakura, berulang kali mengubah model ikatan rambut. Sakura gelisah melihat jam yang bergantung di dinding kamarnya. 30 menit lagi dan ia belum siap serta Sasuke yang datang menganggu konsentrasinya.

Sakura berbalik menghadap Sasuke dengan gelisah, ia sama sekali tidak bisa menentukan, "Di urai atau diikat? Bagusan bagaimana, ke kiri, kanan? Atau... Oh Tuhan..." Sakura sama sekali tidak bisa menentukan gaya rambut yang pas untuknya.

"Tidak tau. Kau tau Sakura, Aku sedang memikirkan untuk mengunci kamar supaya kau tidak bisa pergi!"ancam Sasuke. Sakura sama sekali tidak terpengaruh dengan ancaman itu, jarum di jam terus berdetak dan ia tidak boleh terlambat, tidak semenit pun. Jangan harap.

"Sas, telepon Shion saja. Aku mau nonton." Sakura akhirnya memutuskan untuk mengikat kuda rambutnya. Sambil memakai anting Sakura memperhatikan Sasuke yang duduk dengan wajah masam diatas kasurnya.

"Film apa?"

"Justice league."

"Kau tidak mengajakku?" Sasuke menatap kesal Sakura. Sakura berbalik menghadapnya, bukan Sakura yang Sasuke selama ini kenal. Sakura ini berbeda, dia tampak, bukan seperti yang Sasuke kenal. Intinya Sasuke tidak dapat menemukan kaliat yang cocok.

"Seminggu yang lalu aku sudah tanya, Sasuke. Kau diam saja, jadi kupikir kau tidak mau pergi." Sakura kembali berbalik menghadap cermin menatap dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Hampir siap.

"Aku ikut." Sakura duduk di samping Sasuke.

"Tidak bisa, ini tayang perdana. Aku yakin tiketnya sudah tidak ada."Ujar Sakura. Ia sudah mengajak pria batu itu seminggu lalu saat tiket nonton perdana sudah bisa dibeli. Namun Sasuke sama sekali tidak merespon ucapannya. Jadi ia berpikir bahwa mungkin saja Sasuke tidak mau menemaninya nonton.

"Kalau begitu, tidak usah nonton. Temani aku disini."Ucap Sasuke yang terdengar malah seperti perintah ketimbang permintaan.

Sakura menghela napas.
"Aku tidak mungkin membatalkannya, Sasuke. Janjiku dengan Gaara sudah seminggu yang lalu."Sakura memeluk Sasuke dari samping. Sakura menyenderkan tubuhnya nyaman pada dada Sasuke.

"Oh, jadi sekarang kau baru mengakui kalau kau dekat dengan Gaara?"

"Bisa kita tidak membahas hal ini? Karena aku tidak akan membatalkan acara malam ini."

"Saku, aku sakit. Perasaanku tidak enak. Tidak ada orang dirumah. Aku pusing sekali. Aku juga mual. Temani aku ya..." Ucap Sasuke serak. Sakura mengadah melihat wajah Sasuke yang memerah.

"Tunggu..."
Sakura menempelkan telapaknya pada dahi Sasuke.

"Badan kamu panas."Ucap Sakura khawatir.

"Sudah ku bilang."Ujar Sasuke. Sakura berdiri dari kasur dan tampak berpikir. Kemudian dia mengambil tasnya diatas meja rias dan mengeluarkan ponsel miliknya.

"Okey. Biar aku telepon Gaara dulu kalau aku akan telat, terus aku telepon Itachi-nii."usul Sakura.

Sasuke menggeleng, menarik selimut Sakura menutupi tubuhnya. Terlihat rapuh sambil berbaring lemas, "Kakak Itachi paling bisa pulang besok. Soalnya ini sudah malam. Jadwal kereta sudah tidak ada."Suara Sasuke terdengar serak. Sakura tambah khawatir.

Dengan wajah mengerut ia berpikir, padahal ia sudah berdandan buru-buru. Kenapa Sasuke nggak bilang dari tadi. Ia bisa menelepon Ino untuk menjaga Sasuke.

Sakura menghela napas pelan, "Mau bagaimana lagi."Sakura perlahan melepas anting yang dikenakannya.

...

Haruskah aku menulis ini disetiap Chapter?

Kenapa gaya bahasa berubah?

Karena dari awal cerita ini sudah memiliki kerangka, hanya menambahkan sedikit agar berbentuk cerita.

Dan Ayolah, Awal perkenalan bicara sangat baku memangkan? Tapi kalau sudah akrab terlalu baku, itu tidak masuk akal.

Sekarang di republish dengan editing dibakukan. Sebaku apalagi kata-katanya wahai reader?

Ingat aku menulis karena ini Hobby ku dan merasa ini bukan kewajiban ketika anda menuntut terlalu banyak.

FALLINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang