13.moody

2.4K 88 1
                                    


Hay semoga suka
Kalo gak suka jangan baca

🌻🌻🌻

"Dengan hadirnya kamu disisiku sebagai seorang sahabat, membuatku percaya akan kata 'cinta tumbuh karna terbiasa'"

🍁🍁🍁

Roland dan Ratih baru saja menyelesaikan latihan mereka. Kini mereka berdua sedang duduk di teras dengan saling berhadapan. Mata Roland tak henti-hentinya memandangi wajah Ratih yang penuh dengan keringat.

Diam-diam Roland menarik ujung bibirnya keatas membentuk sebuah senyuman tulus. Ratih yang menyadari Roland tengah tersenyum sambil memandangnya hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Bisa biasa aja gak liatin guenya?" tanya Ratih membuat Roland sedikit tersentak. Roland nyengir dengan tangannya yang menggaruk tengkuknya.

"Maaf kak, soalnya kakak enak banget di pandang si?" balas Roland yang di balas Ratih hanya dengan senyuman."apalagi kalo kakak senyum gitu" tambah Roland. Ratih jadi ingin tertawa sekarang.

"Emang senyum gue kenapa?" tanya Ratih memandang Roland dengan alis terangkat dan bibir menahan senyum. Pipi Roland merona di buatnya.

"Manis" hanya itu yang terucap oleh bibir Roland. Ratih mengacak rambut Roland gemas.

"Masih kecil udah berani ngegombal lo, belajar dari mana?" tanya Ratih menatap Roland yang sedang menahan nafasnya karna perlakuan Ratih.

"Dari kak Jino sama kak Ricky" jawab Roland polos. Ratih mengernyitkan dahinya bingung. Oh duo kunyuk itu ruapanya. Dia pikir Roland belajar dari kakaknya ternyata lain. Oh iya Ratih lupa merekakan beda sifat.

"Gue pikir kakak lo yang ajarin" Roland langsung menggeleng kuat-kuat. Ratih mengangkat satu alisnya.

"Gak kak, kak Ronald gak pernah ajarin aku kaya gitu" ujar Roland.

"Terus ?"

"Yang ada kak Ronald marahin aku karna belajar gombalan yang katanya receh dan gak guna" lanjut Roland yang diangguki oleh Ratih.

Ratih terkekeh geli dengan ucapan Roland padanya. Mereka memang sangat berbeda. Ratih jadi ragu kalo mereka memang sodaraan. Pasalnya sang adik sangat lugu dan humoris, sedangkan kakaknya sangat dingin dan cuek sama keadaan bahkan terkenal tidak peduli.

"Kak Ratih kok diem?" tanya Roland menatap Ratih yang sedang berangan-angan.

"Nggak kok" jawab Ratih,"oh iya land, kakak lo emang kek gitu ya?" tanya Ratih. Tampaknya Roland tidak mengerti ucapannya."maksud gue dingin"

"Kak Ronald panas kok" jawab Roland membuat Ratih tergelek.
Oh ya ampun gini nih kalo terlalu polos Susah untuk di jelaskan.

"Maksud gue gak peduli sekitar gitu, pendiem!!" ulang Ratih menekankan kata bagian terakhir.

"Ohh" Roland ber-oh ria, "dia emang gitu pendiem banget kak, tapi gitu-gitu dia itu tipekal cowok penyayang kak" lanjut Roland bangga.

"Penyanyang? Yakin lo?" tanya Ratih sedikit tak percaya. Bagaimana mau percaya si kutub es itu seorang tipekal penyayang. Sangat mustahil.

Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang