51. mabuk

1.4K 52 0
                                    


"Jangan buat sayang kalo akhirnya menghilang" - Vivi mp

***

Seorang gadis meneguk kembali gelas berisi vodka. Dara, gadis itu tengah duduk di salah satu bar. Eliska sudah hilang entah kemana. Sedangkan Nabila tengah menari-nari heboh dengan pengunjung lainnya terutama pengunjung laki-laki.

Ini sudah gelas ke enam gadis itu minum. Disampingnya seorang lelaki yang entah siapa sudah duduk setengah jam lamanya di samping gadis mabuk itu. Kesadaran Dara sudah menghilang sejak satu jam yang lalu.

Dara kembali menoleh saat pria disampingnya kembali mengeulurkan gelas berisi vodka baru. Dara tersenyum miring lalu meraih gelas itu dan meminumnya. Setelah beberapa menit gadis manis itu mulai merasakan kepalanya yang pening. Dia mengulurkan tangannya memijit pelipisnya.

"Kenapa, Dar?" tanya pria itu. Dara tak menjawab, dia hanya merunduk sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Pria itu meneliti Dara dari atas hingga bawah. "Sepertinya reaksi obat perangsang itu bekerja" seringaian muncul di bibirnya. "Udah lama gue merhatiin lo, dan baru sekarang gue bisa dapatin lo"

Dara mulai merasakan darahnya berdesir. Dia memeluk tubuhnya sendiri. "Awhh" ringisnya. Lelaki itu, menoelh kanan kiri kemudian mulai membawa tubuh Dara kedalam gendongannya.

"Akhirnya" setelah mengucapkan itu, lelaki berwajah bule itu membawa langkahnya menuju salah satu kamar VIV di tempat itu.

***

Vivi menggigiti kuku-kukunya cemas, sudah hampir setengah jam dan mereka belum juga datang.

"Kemana si mereka lama banget" gerutu Vivi. Gadis itu benar-benar merasa tidak nyaman berada di depan club seperti ini. Dia khawatir dengan keadaan teman-temannya namun disisi lain dia juga takut untuk masuk ke dalam. Apalagi saat mendengar ancaman Renzi.

"Hai, cewek!" Vivi tersentak saat tiba-tiba ada beberapa laki-laki di depannya saat ini. "Ngelamun aja" sambungnya. Vivi merunduk lalu memu durkan sedikit tubuhnya saat tahu jarak pria tadi sangat dekat di depannya.

"Hahah secara gak langsung lo di tolak" ejek salah satu temannya. Pria tadi mendengus. Vivi tak peduli dia tetap merunduk.

"Nungguin siapa sih?" tanyanya lagi. Vivi mendongak menatapnya lalu menggeleng dan lebih memilih mengalihkan wajahnya. "Lo kenapa sih, gue cuma nanya lo!" Vivi hanya bergeming.

"Udahlah Dit, mending kita cari si Romy aja. Tuh anak kayaknya nafsu banget sama si Dara" ajak salah satunya lagi. Vivi tercekat mendengar nama Dara. Dia mendongak menatap Adit yang masih menatapnya dengan pandangan kesalnya.

"Ya udah, yuk!" sahut Adit. Saat keempat laki-laki itu hendak pergi Vivi malah tanpa sadar memanggil mereka. Adit berbalik dan menatapnya. "Kenapa, tadi nolak gue" ujarnya masih merasa sebal.

"Emz...Dara" Vivi merasakan lidahnya mendadak kelu. Adit dan tiga lainnya mengernyit bingung. Vivi menarik Nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar. "Temen lo ngapain, Dara?" tanyannya sakartis.

"Dara? Lo kenal?" tanya Adit. Vivi mengangguk. "Oh iya gue inget, lo Vivi kan temen SMPnya Dara" tiba-tiba Adit menyeringai.

"Mana Dara?!" tanya Vivi sinis. Adit dan yang lainnya saling lirik lalu tertawa.

"Lagi seneng-seneng sama Romy" jawab Leo. Mata Vivi melebar tak percaya. Adit tersenyum lalu menghampiri Vivi.

"Kenapa lo mau juga seneng-seneng sama gue?" tanyanya. Vivi melengos. "Ya udah yuk guys cabut!" setelah itu keempatnya melengos pergi ke dalam. Vivi menghela nafasnya semakin gusar.

Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang