"Kalo aku bilang 'AKU SAYANG KAMU' berarti aku sedang jujur saat itu"☀☀☀
Bel pulang baru saja berdering nyaring. Semua murid sudah pulang kerumahnya masing-masing, namun tidak dengan seorang gadis yang saat ini tengah memilih-milih buku di perpustakaan. Iya, dia hanya sendirian sekarang. Karna semua teman-temannya sudah pulang terlebih dahulu.
Vivi gadis itu kini tengah melihat-lihat buku bergenre Romantis. Tangannya lihai mengambil setiap buku dan membaca prolog di bagian belakang sampulnya. Setelah merasa tidak cukup tertarik gadis itu akan mengembalikannya.
Langkahnya kembali berjalan menuju buku di rak-rak yang lainnya. Matanya terkunci pada sebuah buku bersampul pink di bagian atas. Gadis itu cukup tertarik dengan isi prolog buku itu. Tangannya terulur meraih buku itu namun tak tercapai.
Vivi celangak celinguk mencari seseorang yang siapa tahu bisa membantunya, namun nihil ruang perpus itu sudah sepi. Dengan terpaksa dia meloncat-loncat kecil meraih buku itu. Vivi memegang pinggangnya yang terasa pegal dan nafasnya yang terasa sesak karna meloncat-loncat yang tidak memberikan hasil apa pun buku itu tetap anteng di atas sana.
Vivi akan mencobanya sekali lagi tapi dengan cara lain tentunya. Dia melihat bangku yang nganggur dan segera mengambilnya. Meletakannya di depan rak itu dan kaki jenjangnya segera menapaki bangku itu.
Vivi tersenyum manis saat berhasil meraih buku berwarna pink itu. Dia segera membaca bagian prolog buku itu dan tersenyum saat merasa buku itu cocok untuk dia baca.
Namun baru saja dia akan turun, kakinya malah menapaki bagian bangku yang salah sehingga membuat dirinya oleng kesana kemari agar keseimbangannya tetap terjaga. Namun sepertinya kesialan memang tengah menimpanya tubuhnya tidak bisa menyeimbangkan dirinya sehingga membuat dirinya jatuh terhuyung kebelakang.
"Akhhh" pekik Vivi saat bangku itu bergeser tempat. namun di saat dia akan benar-benar terjatuh ada sebuah tangan yang menompangnya dari samping sehingga membuat Vivi refleks mengalungkan tangannya ke leher si empu.
Tapi sepertinya takdir memang ingin gadis itu terjatuh, si penolong itu juga hilang keseimbangan membuat dirinya ikut tertarik ke bawah karna tangan Vivi yang melilit di lehernya.
"Awhh" pekik mereka bersamaan. Vivi merasakan tubuhnya di timpa oleh seseorang yang tadi berniat menolongnya dan malah ikut terjatuh. Mata Vivi langsung membola saat melihat wajah si penolong itu tepat di depan wajahnya.
Vivi mungkin tidak merasakan sakit di bagian kepalanya kecuali badan karna tangan si empu menjadi bantal bagi kepalanya dan tangan satunya dia jadikan sebagai penopang tubuhnya yang lain agar tidak terlalu menindih tubuh Vivi.
Pandangan mereka bertemu untuk sesaat. semuanya diam dan hanya mata yang berbicara. Vivi bisa merasakan nafas laki-laki itu mengenai wajahnya. Vivi mengerjap-ngerjapkan matanya saat kesadarannya sudah benar-benar pulih. Dia mendorong dada si empu mbuat si empu bangkit dari tidihannya di atas tubuh Vivi.
Nafas mereka terengah-engah satu sama lain. Laki-laki itu memijit pelipisnya sambil sebelah kakinya dia tekuk dan di jadikan tumpuan sikutnya.
Vivi sendiri langsung terduduk dengan melipat kedua kakinya. Suasana jadi terasa canggung sekarang. Laki-laki itu menoleh kearah Vivi yang masih terlihat shock.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]
Teen Fiction[COMPELETED] *belum di revisi* cover by Revandera Gunawan Prasetyo. writer by Tanty. ________ ini hanya sebuah kisah dimana ketika orang yang kamu benci setengah mati, akhirnya menjadi orang yang kamu cintai setengah mati. berawal dari kejadian-ke...