31. Dare 2

1.6K 59 2
                                    

"Sial lo" cibir Renzi. Mereka kembali tertawa karena melihat wajah Renzi yang malu-malu.

Mereka mungkin tak sadar dengan keadaan diluar kelas mereka yang sudah ada gadis-gadis yang sedang mereka bicarakan saat ini.

Saat ini Mereka sedang berdiri di dekat pintu masuk dan tak berani masuk. saat bel istirahat kedua baru saja berdering mereka semua langsung bergegas kesini untuk menagih janji Nabila. Dan setelah mereka sudah sampai di sini ternyata Nabila masih ragu untuk masuk kedalam kelas itu. Jadi mereka masih saling dorong agar bisa masuk duluan kedalam.

"Eh apa yang mereka bicariin itu kita?" tanya Nabila menatap temannya satu persatu dengan suara berbisik. Ratih hanya mengedikan bahunya acuh. Vivi menggeleng dan Eliska hanya diam sambil memikirkan bemar tidaknya ucapan Nabila. Sedangkan Dara sedang menetralkan detak jantungnya saat ini.

"Jangan ge'er dulu, kalo iyah kalo bukan?" balas Ratih berbisik juga.  Vivi mengangguk setuju dengan Ratih, dia tidak boleh mengambil kesimpulan terlebih dahulu.

"Lo gak denger tadi Mereka bilang apa?" tanya Nabila lagi mencoba meyakinkan Geng pp. "Lo lagi Dar kenapa si mesem-mesem?" tanya Nabila pada Dara yang sedang mencoba mengintip dengan senyuman di bibirnya yang tak pernah lepas.

"mastiin aja kalo mereka emang bener lagi ngomongin kita!" jawab Dara menatap Nabila. "Dan lo buruan sana masuk!!" usir Dara, Nabila langsung merenggut dan menolak dare itu.

"Dih ya gak bisa gitu donk!" bantah Eliska. Lama kelamaan Suara mereka mulai meninggi dan tidak berbisik lagi. "Kita semua udah jalanin dan tinggal lo aja yang belum!" lanjutnya menatap Nabila sebal. Nabila mencebikan bibirnya kesal.

"Malu gue" tolak Nabila. Dara mendengus kesal dengan Nabila yang tidak konsisten dengan janjinya.

"Lo pikir gue sama Eliska gak malu hah?" tanya Dara kesal sendiri. Nabila masih keukeuh menolak.

"Elo si Vi, kenapa dare gue susah banget si. Malu tau gue sekarang!" rengek Nabila dan Vivi hanya nyengir sambil garuk-garuk kepalanya.

"Udah sana masuk nanti keburu pergi orangnya!" usir Ratih mendorong bahu Nabila.

"Eh jangan yang itulah darenya ganti aja!" bujuk Nabila memohon. Dara dan Eliska saling pandang tidak terima.

"Enak aja lo, gak bisa gitu pokoknya lo harus ajak Ricky dansa sekarang!!" paksa Dara yang di angguki Eliska, Ratih, dan Vivi. Nabila mendengus sebal, sudah kalo leader sudah berbixara pasti tidak bisa di ganggu gugat lagi. Mau tidak mau dia harus melakukannya juga.

Nabila menarik nafasnya pelan sebekum akhirnya mulai berjalan kearah pintu lebih dalam dan seketika langkanya terhenti saat melihat geng Badboy sedang di depan pintu menatap mereka bingung. Nabila menggigot bibir bawahnya menahan malu.

"Kalian lagi ngapain disini?"  tanya suara Bariton yang mewakili pertanyaan yang lainnya. Mereka langsung was-was takut jika geng badboy mendengar omongan mereka tadi.

"Em Kita lagi.." Dara tidak melanjutkan ucapannya, dia sendiri bingung harus bicara apa. Sedangkan geng badboy masih menatapnya heran.

"Apa?" tanya Jino karna sudah kelewat penasaran. Dara langsung panik begitupun Nabila yang sudah berkeringat dingin. Vivi dan Eliska sensiri sudah saling senggol menyuruh membantu Dara.

"Nabila mau ngajak lo dansa di sini!" jawab Ratih to the point menunjuk Ricky. Sontak saja Ricky langsung terbelalak tak percaya, sedangkan Nabila sudah menutup wajahnya malu.

"Serius lo?" tanya Ricky meyakinkan. Ratih dan Dara mengangguk semangat. Lalu pandangan Ricky mengarah ke Nabila yang sedang  menutup wajahnya malu.

Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang