"Mau bilang cinta, eh cuma temen"
Keesokannya mereka berangkat dengan hati dan perasaan tegang. Karna Sesuai perjanjian semalam semua anggota pp sudah bersiap-siap untuk melakukan dare mereka masing-masing kecuali Vivi dan Ratih. Dan kini yang akan pertama melakukannya adalah Eliska karna kebetulan sekali Jino sedang latihan basket bersama teman-teman tim basketnya di lapangan.
Wajah Eliska sudah tegang bak seorang mayat hidup sedangkan keempat gadis lainnya malah tertawa jahat melihat ekspresi malu Eliska. Rasanya Eliska ingin sekali merutuki para gadis setan itu, seenaknya saja memberikan tantangan yang membuatnya gugup dan malu seperti ini.
"El ayo buruan tuh Jinonya lagi istirahat!!" Titah Nabila mendorong bahu Eliska untuk segera menghampiri Jinonya. Eliska cemberut sambil tangannya menggenggam botol air mineral yang tadi sengaja di beli oleh Vivi. Perasaan gugup masih melanda dirinya sekarang apalagi keadaan lapangan sedang benar-benar ramai oleh siswa-siswi.
"Jangan sekarang lah guys, liat rame banget lo kan tau gue gak suka keramaian!" bujuk Eliska merayu. Dara dan Nabila langsung menggeleng dengan tegas.
"Gak mau!!" ucap mereka berbarengan. Vivi dan Ratih langsung ngakak melihat wajah lesu Eliska. "Sana buruan!!" lanjut Dara mendorong Eliska lagi. Eliska mendengus sebal lalu mulai berjalan perlahan menuju lapangan.
Terlihat Jino dan yang lainnya sedang berselonjoran di lapangan sambil mengibas-ngibas wajah mereka yang berkeringat. Seragam mereka sudah basah kuyup karna keringat yang berlebihan. Itu jelas membuat para gadis-gadis histeris dengan mereka.
Eliska semakin gugup saat dirinya sudah sampai di depan Jino. Semua mata kini menatapnya bingung. Sedangkan keempat gadis lainnya hanya terbahak-bahak di tempat mereka berdiri tak jauh. Tuh Temen seperti itu.
"Jin.." panggil Eliska pelan. Wajahnya sudah benar-benar memerah menahan malu, apalagi melihat semua orang menatapnya. Sial banget punya teman.
Jino dan yang lainnya langsung mendongak saat mendengar suara Seorang gadis. Jino tersenyum sekilas lalu berdiri. Dia sempat menggebas belakang celananya sebelum menatap Eliska lagi.
"Kenapa El?" tanya Jino sambil mengacak-ngacak rambutnya yang basah. Eliska menggigit bibir bawahnya menahan keinginan untuk memeluk Jino, karna Jino terlihat sangat seksi jika sedang berkeringat.
Melihat Eliska yang hanya diam membuat Jino keheranan. Lalu dia berjalan mendekat kearah Eliska yang ada beberapa langkah di depannya. Kini mereka sudah berhadapan Hanya berbeda selangkah saja.
"Eliska" tegur Jino.
"Eh," Eliska tersentak lalu menatap Jino dengan ragu-ragu sebelum akhirnya menyodorkan botol yang tadi ia bawa. Jino mengernyit lalu tersenyum simpul sambil menerima botol itu.
"perhatian banget" ujar Jino mesem. "Tapi makasih yah" lanjutnya lalu membuka tutup botol itu dan segera meminumnya sampai landas. Eliska ikut menelan ludahnya sendiri saat melihat jakun Jino yang naik turun saat meminum air itu.
Setelah itu Jino membuang asal botol kosongnya kearah teman-temannya membuat dirinya langsung mendapat umpatan kesal dari timnya. Jino hanya tertawa melihat kekesalan teman-temannya.
"Jino" Jino menoleh lagi kearah Eliska yang sedang menatapnya itu. Eliska menahan nafasnya sebentar dan dia langsung berjinjit agar bibirnya bisa mendarat sempurna di dahi Jino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]
Teen Fiction[COMPELETED] *belum di revisi* cover by Revandera Gunawan Prasetyo. writer by Tanty. ________ ini hanya sebuah kisah dimana ketika orang yang kamu benci setengah mati, akhirnya menjadi orang yang kamu cintai setengah mati. berawal dari kejadian-ke...