"Jika memilikimu itu hanya ilusi untukku, apa boleh jika aku selalu membuat ilusi itu"
☀☀☀
Nabila dan Ricky jalan beriringan di koridor menuju kantin. Bahkan tangan mereka saling menggenggam satu sama lain. Ntah kenapa jika mereka berjalan bersama seperti ini, mampu membuat hati mereka terasa sangat hangat seolah bisa merasakan aliran yang sangat kuat di peredaran darah mereka.
Ricky menoleh sekilas kearah Nabila yang sedang menatap lurus kedepan. Hanya satu kata yang dia simpulkan, cantik. Gadis cantik yabg selama beberapa hari ini selalu ada di hidupnya.
Entah apa yabg membuat Ricky bisa jatuh kedalam pesona seorang Salsa Afeira Nabila ini. Bahkan pertemuan pertama mereka bisa di bilang buruk. Tapi semakin hari mereka selalu bersama dan menghabiskan waktu bersama. Ricky bisa menyimpulkan jika gadis ini memang berbeda dari gadis lainnya.
Ricky akui dulu dia memang sedikit pun tak tertarik dengan gadis seperti Nabila, Gadis yang selalu berkata pedas. Dia lebih tertarik pada temannya, yaitu Vivi, gadis yang selalu bersikap lembut. Tapi entah mengapa Ricky menyadari jika dia dan Vivi tak mungkin bisa bersama.
Alasannya cuma satu karna Vivi lebih tertarik kepada Renzi ketimbang dirinyanya. Salah si jika Ricky dulu hanya menganggap Nabila sebagai pelampiasannya agar dia bisa melupkana Vivi. Namun dia juga sadar jika ternyata pesona seorang Nabila tidak bisa diragukan lagi sehingga membuatnya jatuh kedalamnya juga.
Ricky menghela nafasnya pelan. Kenapa bisa dia dulu hendak menyakiti gadis ini, andai saja jika gadis ini tau. Entah apa yang akan terjadi pada hubungannya yang baru saja ia akan resmikan ini.
Ricky semakin mengeratkan genggamannya membuat Nabila menoleh kearahnya. Dengan cepat Ricky balas menatap mata Nabila. Dan pandangan mereka pun beradu. Hanya berselang sepuluh detik, Nabila sudah mengalihkan pandangannya kedepan lagi.
Kenapa rasanya wanita selalu kalah jika saat sedang berpandangan dengan seorang laki-laki (?). Nabila merasakan pipinya memanas saat ini. Tatapan Ricky tadi sangat dalam seolah dia sedang mencari celah di retinanya.
"Kenapa malah buang muka?" tanya Ricky. Nabila menggeleng kecil tapi tetap pada posisinya. "Blushing?" goda Ricky semakin membuat Nabila merona.
"Enggak B aja si" alibi Nabila. Mana mungkin dia jujur jika dia memang sedang blushing. Ricky manggut-manggut sembari menhadap kedepan lagi. Akhirnya Nabila bisa menghembuskan nafasnya dengan lega saat Ricky tidak akan membahas topik tadi lagi.
Kening Nabila berkerut saat Ricky membawa dirinya menuju taman belakang sekolah. Bukannya laki-laki itu bilang mereka ingin ke kantin membeli makanan, lalu(?).
"Kok kita kesini?" heran Nabila menatap Ricky. Ricky menoleh lalu tersenyum tipis membuat Nabila semakin merasa jatuh kedalam pesona Ricky.
"Kita kan belum resmiin acara jadian kita" jawab Ricky membuat Nabila semakin merasa heran. Melihat keheranan Nabila membuat Ricky mengacak rambut gadis itu lembut.
"Aku gak ngerti" ucap Nabila dengan polosnya. Ricky terkekeh pelan sambil kembali merapihkan rambut Nabila yang acak-acakan karna ulahnya.
"Nanti juga bakal ngerti kok" balas Ricky yang sudah mengambil duduk di kursi panjang taman. Ricky menepuk sisi kanannya, mengodekan Nabila agar segera duduk di sampingnya. Dengan ragu Nabila duduk di samping Ricky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]
Teen Fiction[COMPELETED] *belum di revisi* cover by Revandera Gunawan Prasetyo. writer by Tanty. ________ ini hanya sebuah kisah dimana ketika orang yang kamu benci setengah mati, akhirnya menjadi orang yang kamu cintai setengah mati. berawal dari kejadian-ke...