"Lain halnya dengan cinta, sayang lebih berat"Berbeda dengan Ratih yang sedang bermain-main di dufan, Dara baru saja selesai belanja kebutuhan rumah di mall bersama omahnya, Siska. Kedua wanita beda usia itu kini tengah berjalan menyusuri trotoar untuk mencari taksi. Siska sengaja mengajak Dara berbelanja dengan alasan kebutuhan rumah sudah habis, tapi tujuan sebenarnya bukan itu si. Dia hanya ingin refeshing aja keluar rumah, siapa tahu ketemu pria brondong pikirnya. Dan Belanjalah alasan yang tepat untuk Siska mengajak Dara, karna kalo tidak pasti cucu satu-satunya itu akan menolak mentah-mentah.
Omah Siska tak henti-hentinya menebar senyuman pada setiap orang yang melintasinya. Lebih tepatnya kepada pemuda tampan yang melewatinya. Melihat itu Dara hanya bisa pasrah saat melihat kelakuan omahnya yang kumat mencari sensasi.
Jika sudah begini mau di apakan juga percuma, omahnya akan tetap ganjen. Jadi lebih baik dia diam, karna diam lebih baik kan. Hampir 10 menit lamanya mereka berdiri di perbatasan jalan, namun tak satupun ada taksi yang lewat. Omah Siska sudah mengelap peluhnya di dahi beberapa kali tanda dia sudah lelah menunggu. Bukan hanya Siska sih Dara juga merasakan hal yang sama. Sudah panas, belum dapat taksi, hari sudah mulai magrib, mana belanjaannya yang sangat banyak lagi. lengkap sudah penderitaan mereka.
"Dara honney mana si taksinya omah cape nih?" ucap Siska sambil mengusap wajahnya yang berkeringat lagi dengan tisu. Dara kembali celangak celinguk ke kanan dan kiri untuk mencari taksi. Siapa tahu aja ada kan.
"Dara juga gak tau omah kok taksinya lama banget gitu" jawab Dara. Siska hanya merenggut karna pasti bedak mahalnya luntur.
"Lama mending jalan kaki aja yuk siapa tahu di depan ketemu!" ajak Siska. Dara berpikir sebentar sampai akhirnya dia mengangguk.
Kemudian merekapun berjalan menyusuri trotoar kembali sambil sesekali Dara melihat arlojinya yang menunjukan pukul 17:20 pm. Siska pun melakukan hal yang sama tapi dia bukan melihat jam tapi melihat gelang-gelang emas di tangannya yang jumlahnya lumayan banyak itu. Mereka Baru juga beberapa meter menyusuri trotoar tiba-tiba
"Aduh honney berhenti dulu, kaki omah pegel banget nih!" Siska sudah berhenti berjalan, bahkan buyut itu sudah membungkuk dan memijit lutunya yang terasa pegal. Dara hanya mengangguk lalu duduk di trotoar dan menselonjorkan kaki jenjanhnya yang juga terasa pegal. Belanjaannya ia biarkan tergeletak disisinya. Tahu gini mending dia bawa mobil atau motor maticnya sendiri.
"Akhhh PENCURI!!!" tiba-tiba Siska berteriak kencang membuat Dara terlonjak kaget.
"Kenapa omah?" tanya Dara panik. Siska sendiri sudah tidak bisa berkspresi lagi karna keterkejutannya.
"Pencuri Dara!!" tunjuk Siska kearah seorang laki-laki yang sedang berlari menjauh. Dara yang melihat itu refleks berlari mengejar laki-laki itu dan meninggalakan Siska sendirian. "Ya ampun Dara tungguin omah!!" Siska ikut berlari sambil menjinjing belanjaannya yang tadi tergeletak di jalan.
Dara terus berlari dengan sisa kekuatannya itu. Si pencuri itu bahkan sudah sangat jauh di depan sana. Namun itu tidak membuat Dara menyerah dia juga semakin mempercepat langkahnya.
"MALING TOLONG!!! HEH MALING SINI LO!!!" teriak Dara menggelegar di sepanjang jalan. Pencuri itu menoleh sekilas kearah Dara dan tersenyum sinis.
"Ayo kejar kalo bisa!" ejeknya semakin berlari. Dara mengepalkan tangannya kuat-kuat lalu mempercepat larinya. Bodo amat mau terlampau jauh juga yang penting dia berhasil mendapatkan maling sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]
Teen Fiction[COMPELETED] *belum di revisi* cover by Revandera Gunawan Prasetyo. writer by Tanty. ________ ini hanya sebuah kisah dimana ketika orang yang kamu benci setengah mati, akhirnya menjadi orang yang kamu cintai setengah mati. berawal dari kejadian-ke...