Mulmed itu suami author...
"Andai saja aku punya hak, ingin rasanya rindu ini aku sampaikan"
😿😿😿
Eliska terus mengejar langkah lebar Jino yang terus berjalan cepat di lorong koridor menuju parkiran. Pikirannya benar-benar merasa bersalah pada Jino karna dia meragukan Jino. Hanya saja Jino tidak perlu marah sampai segitunya juga kalo dia memang tidak salah.Justru dengan sikap Jino yang seperti ini membuat Eliska curiga ada apa sebenarnya. Dan kenapa Gara sangat bersikuku menyebut Jino itu munafik. Bahkan Gara tak segan-segan untuk menyuruh agar Eliska segera memutuskan hubungannya dengan Jino.
Bahkan saat di tanya pun Gara tidak menjawab dia malah bilang nanti juga lo tau sendiri. bagaimana Eliska tidak bingung. Ingin bertanya pada Jino pun rasanya dia sungkan.
Eliska menarik tangan Jino yang terus saja hendak melangkah meninggalkan koridor itu. Jino berhenti dan menatap Eliska kesal. Eliska kambali menahan lengan Jino yang ingin kembali pergi itu. Jino berdecak dan menatap Eliska jengkel.
"Jin tunggu donk" ucap Eliska.
"Apaan?" tanya Jino ketus. Eliska tidak tahu bagaimana sakitnya hati Jino saat dia lebih percaya pada ucapan Gara ketimbang dirinya.
"Jangan marah, aku percaya kok sama kamu" ujar Eliska menatap Jino memohon. Jino menghela nafasnya kasar. "Jin plis" Eliska menggoyang-goyangkan tangan Jino dan mengeluarkan puppy eyesnya.
Jino sebenarnya masih marah namun melihat bagaimana menggemaskan wajah sang pacar membuatnya tidak jadi marah. Tangannya terulur membelai surai sang pacar lembut.
"Ya udah aku maafin" ucap Jino tersenyum manis. Eliska berbinar lalu memeluk Jino. Jino pun membalas pelukan hangat itu. "Tapi aku gak mau yah sampe kamu ngeraguin aku hanya karna denger ucapan si Gara sialan itu!" Eliska mengangguk.
"Iya gak akan" balas Eliska. Jino tersenyum manis sambil mengusap-ngusap punggung Eliska. Kebetulan sekolah sudah sepi. Jelas sepi semua kelas XII kan sedang melakukan ujian jadi semua adik kelas mereka berlibur selama beberapa hari.
"Aku juga gak mau sampe kamu terus deket-deketan sama dia" ujar Jino. Eliska mendongak dengan kening berkerut.
"Kenapa, kita cuma temenan doank kok" balas Eliska. Jino memutar bola matanya malas. Ini yang membuat dia selalu merasa kesal dengan Eliska. Dia menganggap semua laki-laki yang mengejarnya itu teman.
"Bukannya dulu kita juga temenan yah" sindir Jino. Eliska diam. Dia tahu Jino sebenarnya hanya takut kehilangan dirinya. Hanya saja dengan sikap Jino yang seperti itu membuat Eliska jadi sedikit tidak nyaman.
"Iyah" Pasrah Eliska. "Tapi yang di bilang Gara itu gak benerkan Jin" ucap Eliska pelan. Jino terdiam.
"Maksud kamu?"
"Kalo sampe yang di bilang Gara itu benar, kalo kamu cuma mainin aku. Aku gak janji bisa maafin kamu dan kembali sama kamu" jelas Eliska. Jino benar-benar bungkam. "Karna aku itu tipeka orang yang kalo udah di sakitin susah buat kembali lagi" sambung Eliska.
Jino mempererat pelukannya. "Gak akan aku biarin kamu ninggalin aku El" Eliska tersenyum tipis. "I love you, and you is mine" unar Jino berbisik.
Jino tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya, yang jelas penuturab Eliska membuatnya sedikit takut kehilangannya. Dia benar-benar takut...
😿😿😿
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]
Teen Fiction[COMPELETED] *belum di revisi* cover by Revandera Gunawan Prasetyo. writer by Tanty. ________ ini hanya sebuah kisah dimana ketika orang yang kamu benci setengah mati, akhirnya menjadi orang yang kamu cintai setengah mati. berawal dari kejadian-ke...