Akuh up sekarang guys....pertama-tama aku mau ucapkan terimakasih terlebih dahulu sama orang-orang yang udah dukung aku buat cerita ini. Terutama pada sahabat-sahabatku yang sejak dari awal ikut menyemangatiku. Aku ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Karna menurut aku, keantusiasan kalian membaca cerita ini membuat aku semangat ngetik.
Dan buat yang udah baca lainnya juga terimakasih. Karna kalian tidak vote jadi akuh enggak tahu siapa aja yang udah baca. Jadi akuh ucapin buat semuannya aja yah udah mau luangin waktunya buat cerita gak jelas ini.
Sekarang saatnya happy reading👇👇👏👏
®®®®
"Ketika air mata menjadi saksi betapa rapuhnya hati ini saat melihatmu dengannya"
Sudah hampir beberapa kali terdengar suara helaan nafas dari seorang pria yang memakai tuxedo. Gadis di sampingnya menoleh lalu tersenyum geli melihat betapa kusut wajah sang kakak saat ini.
"Tenangin diri kakak, rileks aja oke" ucapnya berniat menyemangati sang kakak. Pria itu menoleh lalu tersenyum kecut.
"Tenang gimana si Vi, kakak tuh dari tadi deg-degan banget tahu" balas Dito sembari mengusap peluh di dahinya. Vivi kembali terkekeh, dia memaklumi sikap kakaknya itu sekarang. Wajar saja jika Dito tampak cemas sekarang, karna nyatanya malam inilah acara pertunangannya dengan Syairya, gadis yang sangat kakaknya cintai itu.
Dan disinilah mereka berdua, di sebuah restoran bintang lima di sekitar kota jakarta, tengah menunggu keluarga besar Syairya datang. Sedangkan dari keluarga mereka sendiri hanya baru mereka saja. Vivi mendapat kabar jika kedua orang tuannya akan telat datang.
"Cie yang sebentar lagi punya tunangan" goda Vivi mencolek pipi Dito. Dito tersenyum sembari mengusap rambut Vivi. Tak lama wajah Dito kembali menegang kala matanya menangkap sebuah keluarga besar datang menghampiri meja mereka.
Dito dan Vivi segera berdiri untuk menyambutnya. Disana terlihat Syairya yang malam ini begitu cantik. Gadis itu nampak seperti seorang barbie. Di sampingnya terlihat sepasang suami istri yang diyakini Vivi jika itu adalah calon besan keluargannya.
"Hay Dito, maaf terlambat" ucap seorang pria dewasa. Dito hanya balas tersenyum ramah.
"Enggak papah, yah" sahut Dito. Vivi terdiam, segitu sudah akrabnya kah Dito dan keluarga kak Syairya sehingga Dito begitu mudah menyebut ayah Syairya dengan sebutan ayah. "Silahkan duduk!" persilahkan Dito sopan.
Mereka mengangguk dan segera duduk di setiap bangku yang kosong. Vivi hanya tersenyum canggung kala kedua orang tua Syairya menatapnya.
"Ini adik kamu Dit?" tanya mamah Syairya. Dito mengangguk sembari merangkul pundak Vivi sayang. "Dia seumuran yah sama adek" lanjutnya.
Vivi mengernyit heran. "Adiknya Syairya" ucap Dito membuat Vivi mengabgguk paham. Ternyata kakak iparnya itu memiliki adik yang seumuran dengannya. Kenapa Dito dan Syairya tidak pernah bercerita.
"Orang tua kamu mana, Dit?"
"Belum sampai yah paling bentar lagi deh" balas Dito. Ayah hanya mengangguk paham saja memaklumi jika besan mereka memang sibuk.
Selang beberapa menit akhirnya kedua orang Dito dan Vivi tiba. Mereka langsung cepaka cepiki ala pertemuan besan. Vivi hanya diam memperhatikan. Perasaanya justru tidak tenang sekarang. Ada apa ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boys VS pembasmi playboy [Compeleted]
Teen Fiction[COMPELETED] *belum di revisi* cover by Revandera Gunawan Prasetyo. writer by Tanty. ________ ini hanya sebuah kisah dimana ketika orang yang kamu benci setengah mati, akhirnya menjadi orang yang kamu cintai setengah mati. berawal dari kejadian-ke...