Gue melirik arloji di pergelangan tangan yang menunjukkan pukul 7 pagi. Menatap lamat lamat anak OSIS yang berada di depan gerbang sekolah, kemudian berdecak kesal.
"Yaelah rempong amat" Keluh gue.
Hari ini gue berangkat sekolah lebih pagi karena sekarang hari Rabu. Gue sampai di sekolah tepat pukul 7, itu bagi gue udah paling pagi berada di sekolah. Bagi gue loh ya.
Mulut gue tak henti hentinya mengunyah permen karet. Meniupnya menjadi bulat seperti balon. Setelahnya gue memerhatikan kondisi gue saat ini, rambut bercat coklat, choker di leher, seragam nggak dikancing hanya menampilkan kaos oblong hitam di dalamnya.
Gue berdecak ketika mendekati gerbang pagar sekolah. Sekitar 2 langkah dari gerbang, langkah gue terhenti, melihat ketua OSIS yang ikut jaga di depan gerbang.
"Anjir, mimpi apa gue semalem"
Biasanya ketua OSIS sekolah gue tuh jarang jaga di depan gerbang, dia lebih sibuk ngurusin proposal di ruang sekretariat.
Ya kalau dia disini, positive thinking aja, berarti nggak lagi ada program atau acara baru yang diajuin.
Masalahnya nih ya, Ketua OSIS sekolah gue tuh julid banget kalau ketemu gue.
Akhirnya gue memutuskan berbalik arah dan berjalan ke arah kanan.
Ketika gue berjalan, gue melihat sosok siswa yang baru saja datang memarkirkan motornya dan berjalan berlawanan arah dengan gue. Dalam arti dia baru datang dan akan masuk sekolah melewati gerbang utama.
Aduh, pagi-pagi berkah nih. Kayaknya besok gue dateng jam segini aja deh.
Gue pun berbalik arah kembali, dan berjalan mengikuti langkah di depan gue yang lebih besar.
"Yes! Alhamdulillah Allah sayang sama Kimi" Gue bermonolog.
Gue terus mengikuti langkah si sepatu Adidas hitam hingga sampai gerbang sekolah.
Mata gue mengerjap tatkala sepatu hitam Adidas berubah menjadi sepatu hitam pantopel dengan kaos kaki putih.
Wah parah, gue hafal nih sepatu siapa.
"Heh elo!"
Gue berdecak lantas memutar bola mata malas dan mengangkat pandangan gue kala menemukan seorang siswi dengan pakaian serba rapih dan taat aturan itu.
Dia si Ketua OSIS sekolah gue. Namanya Aluna.
"Aduh sorry to say nih Lun, gue nggak mau memancing pertubiran di pagi hari nih. Lo jangan ngancurin kebahagiaan pagi gue gitu dong" keluh gue malas.
"Selagi gue masih ngomong baik baik sama Lo, mending Lo copot deh tuh rantai anjing yang ada di leher Lo" kata si Aluna nggak nyantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kutub Magnet
Fanfiction[ Book 1 ] #PANCASILA'S UNIVERSE Gue sama Guanlin itu bagaikan dua kutub magnet yang berbeda. Mungkin dia Positif dan gue Negatif. Tau artinya? Iya beda. Beda banget. Gue anaknya nakal, Guanlin anak baik baik. Gue anaknya bobrok, Guanlin perfeksioni...