30. Cobaan Pertemanan

7K 1K 597
                                    


***

Sebelum bel sekolah, gue masih menyempati berkumpul dengan penyelamat Pancasila dari angkatan 22 sampai 23 di warung mpok Risa dibelakang sekolah Pancasila.

Di sebelah gue Daniel lagi ngomong sama Arka soal nyeleksi anak kelas 10 yang katanya pengen jadi bagian dari penyelamat angkatan 24. Ribet banget harus segala di seleksi kayak acara Take Me Out aja.

Pasti Seonho Bimantara ada di urutan nomor 1 yang pengen banget masuk kesini. Apalagi udah dijanjiin sama Bara gara gara bantuin dia bawain kerupuk Jablay.

Di sebelah gue ada June lagi sebat menyebat bersama Bobby. Tangan gue yang lihai merebut kedua rokok tersebut dan menginjaknya hingga  hancur.

"Nanti lo berdua cepet mati, terus gue sedih"

"Umur tuh nggak ada yang tau" June dengan segala nasihatnya.

"Ngerokok nggak ngerokok semua orang juga mati" Bobby dengan segala alasan menyebalkannya.

"Lo tuh ngerokok biar apa sih? Rasanya emang enak banget ya? Melebihi rasa terong balado nggak? Kalau iya gue juga mau nyoba"

"Apaan sih! Nggak usah coba coba! Cukup kita aja yang rusak lo jangan" June memarahi gue.

Setiap cowok yang ngerokok pasti nggak akan suka ngeliat cewek ngerokok. Gue masih nggak ngerti soal itu, mereka bisa tapi kenapa yang cewek dipandangnya beda, serasa nakal banget kayaknya. Aneh aja sih.

"Lo tuh berdua! Makanya kalau ngerokok jangan di depan Kimi! Kalau mau ngomong sama dia matiin dulu rokoknya!"

Siapa yang marah?

Daniel. Sedari tadi dia mendengar percakapan gue dengan June dan Bobby. Acara bicaranya dengan Arka sudah selesai.

"Sebandel bandelnya cowok, seseringnya cowok ngerokok, bakalan nggak suka sama cewek bandel yang ngerokok, kenapa begitu? Sudah hukum alam"

Daniel menghela nafas. Dia tiba tiba berdiri membuat anak anak teralihkan fokusnya.

"Mulai sekarang! Jangan ada yang ngerokok kalau Kimi ada disini!"

Lah? Gue jadi heran sendiri sama sikap Daniel yang tidak biasa ini. Biasanya dia cuek cuek aja masalah June dan Bobby yang selalu ngerokok di depan gue.

"Iya gue setuju!" Arka ikutan berdiri.

"Sepupu gue tuh walaupun tenaganya cowok, dia masih cewek! Dan cewek nggak suka sama orang ngerokok! Jadi hargai teman kita ini seperti lo nggak ngerokok di depan gebetan!"

Wah.

Gue tersanjung sekaligus terharu.

Ucapan Arka sama Daniel tuh memang nggak terbantah. Soalnya mereka memang pemimpin di setiap angkatannya, ditunjuk langsung oleh angkatan sebelumnya yang telah lulus terlebih dahulu.

"SIAP PAK EKO!" Suara Seungwoo tiba tiba terdengar, dia datang tersenyum dengan beberapa anak kelas 10 di belakangnya.

Para generasi baru penyelamat Pancasila.

Mereka berdiri berjejer di depan kami. Menyebut nama satu persatu dengan kelas.

"Nama gue Seonho Bimantara dari 10 IPS 1! mohon bantuannya para leluhur!"

"Nah jagoan aing nih" Bara yang semulanya duduk jadi berdiri. Setelah itu Seonho dan Bara saling kedip mata.

Gue prihatin, Seonho sama Bara disatuin bakalan jadi kombo terbacot dan bikin lelah.

"Damar Wikrama 10 IPA 1" Ucap seorang cowok yang wajahnya agak blasteran.

"Nama gue Jery Ramadhan, 10 IPS 1"

Dua Kutub Magnet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang