_________
Sore ini gue habiskan membaca buku di perpustakaan. Suatu kemajuan yang paling terlihat setelah gue naik pangkat menjadi pacar Lai Guanlin. Pulang sekolah gue buru-buru ke perpustakaan soalnya Guanlin udah nungguin, atau kalau enggak gue yang nungguin Guanlin. Semua itu karena gue udah daftar sebagai calon perwakilan debat Inggris nanti.
"Tahun lalu sih topiknya tentang Parents should leave their gadget to watch their kid's growth"
Mulut gue berbentuk huruf 'o' kemudian menutup buku Ensiklopedia dalam bahasa Inggris dan menaruhnya di sisi kanan. Sumpah jangan bilang ada yang kaget kenapa gue baca Ensiklopedia dalam bahasa Inggris. Gue tuh nggak bego bego banget tolong ya, imej gue memang rada bloon gitu. Tapi nilai Inggris gue masuk lima besar paling tinggi di sekolah.
Kalau Fisika mungkin 10 dari bawah? Sumpah jangan ngetawain, itu mapel memang susah setengah mati bagi gue.
"Semacam social habits gitu nggak sih Lin?"
Anjay, baru kali ini pembicaraan gue agak berbobot. Guanlin mengangguk sambil tersenyum kecil. "Yep, waktu itu juga pernah drive license for student juga sih"
Gue terdiam sebentar, sibuk berpikir kira-kira apa yang akan menjadi topik lomba debat nanti.
"Homework should be banned, gue bakal sebutin 1001 alasan kenapa PR harus di hilangkan"
Perkataan gue membuat Guanlin tertawa lebar. Gue kembali berpikir, sekiranya yang terjadi di sekitar gue sendiri. "Cigarette company should be closed, biar mampus si June nggak bisa nyebat lagi, dunia langsung bebas asap rokok"
Seru nggak sih kalau semisal asap rokok udah lenyap dari bumi? Tapi rasanya nggak mungkin juga sih. Gue menghela nafas dan beralih menatap Guanlin.
"Eh iya, lo ngerokok gak?"
Guanlin menaikkan sebelah alisnya. "Menurut lo? Gue keliatannya perokok nggak?"
"Enggak! Orang realistis kayak lo pasti lebih sayang uang kalau untuk hal hal nggak penting kayak gitu" Gue menolak keras. Iyalah, wajah Guanlin tuh anak baik-baik. Yang keliatan banget masa depannya cerah, bibirnya juga nggak kayak orang ngerokok, malah gue ngiranya si Guanlin ke sekolah pake lipbalm berwarna. Ternyata warna bibirnya memang gitu. Lagian, dia juga nggak pernah bau rokok, dia selalu wangi parfum yang cowok banget gitu loh.
Jangan dibayangin, nanti ambyar.
"Salah"
Mata gue langsung membesar. "Lo ngerokok?"
"Gue kalau stress juga ngerokok kayak kebanyakan cowok lain"
Sumpil?I can't believe!
Cowok itu menarik nafas panjang dan menyenderkan tubuhnya ke senderan kursi. "Tapi sebulan bisa gue hitung, paling tiga kali, itu juga nggak habis satu batang"
Gue berdecih. "Ih, nanti cepet mati lo"
Guanlin tertawa kecil. Ia menatap gue lagi dengan senyum lebar, membuat gue diam-diam mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kutub Magnet
Fanfic[ Book 1 ] #PANCASILA'S UNIVERSE Gue sama Guanlin itu bagaikan dua kutub magnet yang berbeda. Mungkin dia Positif dan gue Negatif. Tau artinya? Iya beda. Beda banget. Gue anaknya nakal, Guanlin anak baik baik. Gue anaknya bobrok, Guanlin perfeksioni...