39. Daniel Punya Doi Baru

5.2K 965 276
                                    


_____

Gue memberenggut kesal, menatap layar lebar dengan ekspresi datar di saat penonton lain teriak ketakutan dengan film horror Indonesia terbaru. Suzanna. Oh ayolah, siapa yang tak canggung ngedate bareng pasangan tua terlebih mereka adalah Ibu dan calon Ayah.

Di awal, pikiran gue sudah menyusun skenario bagaimana nanti modus dengan pura-pura ketakutan, sehabis itu memeluk Guanlin. Sayangnya, drama di kepala gue itu hanya terjadi di dalam pikiran saja.

Baru saja gue hendak mengaitkan tangan di lengan Guanlin, disamping Ibu menggerutu dan mencubit paha gue dengan tiba-tiba.

"Heh! Itu tangan!" Ucapnya galak lengkap dengan tatapan tajamnya. Guanlin yang menyadari itu hanya diam dan kembali memerhatikan film.

Gue menghela nafas, jalan cerita sudah nggak gue mengerti. Dan pada dasarnya memang tidak tertarik dengan hal-hal berbau setan. Gue tipikal orang yang masa bodoh dengan sesuatu yang berbau astral, bisa dibilang kurang percaya. Walaupun sebenarnya memang ada.

Gue menyentil tangan Ibu ketika mendapati Om Dastan sedang merangkul. Namun Ibu hanya menoleh dan menyuruh gue nonton dengan khidmat.

Ini nggak adil.

Sekali lagi, ini nggak adil saudara-saudari!

Ingat, the power of emak-emak memang membuat gue tidak berkutik. Bahkan untuk berbicara pada Guanlin saja seperti ada hawa menusuk entah dari mana. Dan itu pasti berasal dari tatapan Ibu.

Acara nonton bareng selesai, kami berlanjut ke tempat makan.

"Mah, aku mau McD aja"

"Jangan! Kamu harus makan nasi, liat itu badan udah cungkring begitu"

Gue nyaris saja membuang harga diri dengan sebutan cungkring dari mulut Ibu. Guanlin tertawa pelan sembari mengangguk.

"Mah! Ini bukan cungkring tapi bodygoals!"

Perintah Ibu memang tak terbantahkan. "Sushi aja mau?"

Gue menghela nafas pasrah. "Sushi mulu, lama lama muka aku mirip sushi"

Ibu menggelengkan kepalanya sembari berdecak-decak. Kemudian beliau tersenyum hangat dan menoleh Guanlin. "Guanlin mau makan dimana?"

"Hmm? Sushi aja tante"

"Tuh! Apa kata Mamah, Guanlin aja maunya di Sushi"

Sesampainya kami di tempat makan, gue menyenderkan tubuh di senderan kursi dan membiarkan Ibu memesan apapun untuk gue. Karena gue sendiri nggak terlalu suka sushi dan nggak pernah bisa hafal nama menu dari sushi.

"Guanlin nanti minggu depan dateng ya, Om sama tante mau nikah, undangannya udah disebar di komplek kamu kok" Ucap Om Dastan selagi kami menunggu pesanan Sushi datang.

"Siap om"

Gue tersenyum kecil. Dalam hati berseru, asik kondangan udah punya partner nggak sendirian lagi.

"Guan, Kimi gimana di sekolah? Nakal ya? Agresif? Tante sering banget dapat surat panggilan, tapi jarang datang"

Gue berdecak dan menghela nafas. Tak ada yang bisa diharapkan dari seoorang Guanlin. Ia memiliki prinsip hidup yang ogah banget berbohong sama orang tua. Disisi lain Ibu menanggapi dengan senyuman dari reaksi gue.

Dua Kutub Magnet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang