24. Baikan

6.8K 999 296
                                    


***


Kalimat Nyokap gue tadi sore, membuat gue nggak tenang. Gue meringkuk di balik selimut tebal, dan memikirkan hal hal yang mungkin terjadi jika Ibu memulai rumah tangganya kembali. Gue senang sih jujur aja, itu artinya Ibu gue bisa melupakan kejadian kelam dahulu. Yang membuat gue nggak tenang adalah, gue masih canggung berada di sekitar calon Ayah gue tersebut.

Gue merasa nggak tenang ketika orang asing berjalan masuk di wilayah teritorial yang gue ciptakan.

Apa gue harus memata-matai calon Ayah gue itu?

Om Dastan masih berada di ruang tamu, gue melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 8 malam. Entah siapa yang harus gue telfon, tapi untuk saat ini gue butuh yang cepat.


Gue mengigit bibir gue pelan, lantas menghubungi sebuah nomor di ponsel gue.

Tak lama, si orang yang gue telfon mengangkatnya.


"Halo Ki, lo di rumah nggak?" Tanya gue tanpa basa basi.

"Hah? Iya kenapa?--- mampus! woy itu musuh woy! busetdah ah rekan gue nggak jago nih"

Gue menghela nafas pelan. "He! pecinta cilor! Bantuin gue yuk"

Hening diujung sana, hanya suara keyboard yang ditekan dengan tidak sabaran. Serta helaan nafas kasar dari mulut cowok itu yang memaki maki orang lain.

"Ki? Lah anjir gue dicuekin"

"Hah iya apaan? Gue abis mainan"

Gue terdiam nampak berpikir. "Mau main Detective Conan sama gue nggak?"

"Ha?! Bukannya lo sukanya sama naruto?"

"Apasih anjir Naruto mulu! Ayo main Detective sama gue, kita punya kasus"

Cowok itu terdiam cukup lama. "Lo ngapa si nyet?"

Mengabaikan pertanyannya, gue mulai mengingat nama nama di dalam serial anime tersebut. "Lo jadi Shinichi Kudo gue jadi Ran Mouri gimana?"

"Kudo sama Ran kan akhirnya cinta cintaan emang lo mau cinta cintaan sama gue?"

Gue tersedak ludah sendiri. Gue menjauhkan ponsel itu dari telinga, lantas memaki kecil di depan nama Zacky yang membuat gue kaget setengah mati.

Walaupun gue suka sama Guanlin, kan tetap saja, gue itu seperti cewek kebanyakan yang demennya baper.


Gue berdeham. "Kan mainnya detektif bukan cinta cintaan" Sewot gue.


Cowok itu terdiam lagi, samar samar gue mendengar ia tertawa kecil.

"Iya bawel, kasus apaan? Pembunuhan? Penculikan? Pelakor?"


"Hm. Kita harus mata matain seseorang, lo keluar dah gue mau ketemu nih ngomongin kasus"


Dua Kutub Magnet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang