11. Hit by Enemy

7.2K 1K 268
                                    




Before you read this, alangkah baiknya dipertimbangkan untuk memberikan vote dan comment. Makasih.

Chapter 11

----

"Jadi, untuk mengetahui berapa cm dari garis ini, kalian harus mencari dulu sudutnya......"

Gue menguap lebar sembari menggosokkan tangan pada mata yang beratnya melebihi dosa Bobby. Hal yang paling gue benci di matematika adalah, bangunan ruang, garis, trapesium, layangan dan kawan kawannya. Gue. Benci. Banget.


Mau dijelasin sampai mulut korengan juga gue nggak ngerti sama sekali. Toh gue aja ngeliatnya udah nggak minat sama sekali.

"Kim" panggil Seungwoo sembari menyenderkan tubuhnya pada sandaran bangku.

"Naon?"

"Kimchil"

Tangan gue bergerak menjitak bebas kepala Seungwoo bagian kanan. "Kurang ajar Lo" Desis gue penuh dendam.

Dia mengaduh sembari ketawa. "Liat dong gue bawa apa" Tunjuk nya pada laci meja.

Gue melirik sebentar pada laci meja milik Seungwoo, memicingkan mata melihat beberapa pilok dengan warna berbeda di laci mejanya.

"Mau milok dimana Nyet?" Tanya gue santai, sembari menyalakan kipas angin kecil warna biru yang gue betak dari Vernon squad Seventeen yang duduk di belakang.

"Di bangunan lama belakang rumah sakit"

Gue bergidik sembari melotot. Sinting juga nih temen temen gue. Itu bangunan angkernya minta ampun. Ada anak kecil yang hilang disitu udah seminggu belum juga ditemukan. Konon sih, itu sarangnya makhluk halus berjenis lontong putih dan mba cantik yang punggungnya bolong. Sok berani banget, nggak ngebayangin gue anak penakut kayak Daniel sama Seungwoo mau milok disitu.

"Nggak usah cari gara gara deh, itu bangunan angker goblok, Lo pulang pulang ketempelan jodoh mampus lo! Kalo ketempelan ribet, harus panggil Ustad, emang Lo mau dirukiyah?" Omel gue panjang lebar.


"Persis deh lu kayak emak emak sensi, bawel bener"

Gue berdecak, melotot sembari mengambil botol minum di meja. "Ahelah gue sembor jadi Mermaid lu"

"Santuy, ada Bobby yang seremnya mengalahi rupa rupa makhluk halus, yang ada mereka yang takut sama Bobby"

YaAllah punya temen jahat bener. Heran gue. Mau ketawa tapi takut dosa, kalau nggak ketawa sayang juga seperti nolak rejeki bahagia. Akhirnya gue ketawa sambil mukul bahu Seungwoo.

"Terserah lu aja lah onye, ntar dirukiyah paling muntah muntah"

"Bener juga ya, kalau makhluk dimensi lain yang ngeliat gue jatuh cinta pandangan pertama gimana ya?"

"Lo pacarin lah! tanggung jawab Lo udah bikin baper hantu"

Seungwoo menatap gue nggak terima sembari bergidik. "Anying, orang nggak gua apa apain tuh hantu"

Dua Kutub Magnet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang