____Siang ini cukup panas. Kebetulan sedang tanggal merah. Gabut di rumah sendirian itu nggak asik, apalagi kalau Ibu lupa memberikan uang jajan untuk hari ini. Ibu baru saja keluar dengan Om Dastan, memeriksa perlengakapan pernikahan yang akan di selenggarakan tiga hari lagi. Dan pastinya gue ogah banget untuk ikut ngecek kesana kemari, lebih baik datang di D-1.
Cuaca panas itu enaknya makan rujak. Apalagi hasil petik sendiri. Untung gue punya tetangga serba bisa. Mulai dari manjat pohon, jungkir balik bahkan kahyang pun bisa di lakukan oleh Zacky.
Kali ini gue sibuk berdiri di bawah pohon, menunggu Zacky melempar mangga ke bawah untuk gue tangkap.
Ternyata tetangga gue lihai banget dalam hal memanjat. Zacky baru saja mengaku kalau dia adiknya tarzan makanya jago banget manjat pohon.
Namun ia segera terdiam ketika gue berkata. "Tarzan kan diasuh sama kingkong, elo diasuh sama Bokap Nyokap lo, masa mereka elo bilang Kingkong sih"
"Susah sih ngomong sama cewek bloon, gue kan cuma bercanda!" Sewotnya sembari melempar mangga ke bawah namun meleset dan mendarat menuju aspal.
"IH! BILANG BILANG KEK KALAU MAU NGELEMPAR! NANTI BONYOK MANGGA NYA NGGAK ENAK" Omel gue nggak nyante.
"BIARIN! GAPAPA BIAR MANGGANYA MEJRET KAYAK OTAK LO!" Teriak Zacky tak mau kalah dari atas sana. Gue gemas, mau gue jambak aja rambut hitam legam miliknya, tapi apa daya dia di atas pohon, dan gue nggak mau repot-repot manjat pohon buat jambak dia doang."Udah belom?" Tanya Zacky di atas sana.
Gue menghitung buah mangga di atas tempat duduk semen di depan rumah orang.
Oh iya, bagi yang belum tau. Kita ini manjat pohon tetangga yang rumahnya lagi kosong. Tenang, kalau kata guru ngaji gue, buah yang berada di luar pekarangan itu artinya milik ramai-ramai. Jadi buah ini milik gue dan Zacky juga.
"Udah! Tiga aja! Turun lo wahai simpanse"
"Sabar dong kanjeng ratu babon!"
Zacky dengan santainya turun, dan melompat ke bawah dari atas batang pohon yang menurut gue lumayan tinggi untuk dilompati kayak gitu. As expected our lovely simpanse.
"Lagian ngapain coba repot banget, depan komplek juga banyak yang jualan rujak" Zacky menepuk tangan dan kakinya beberapa kali.
"Anjir gatel-gatel kan gue gara gara semut rangrang"
Gue ikutan menyingkirkan semut di baju Zacky sembari tertawa kecil. "Udah deh lo biasanya juga syuting bolang waktu masih bocah kan"
Setelah membantu menyingkirkan semut di kaos hitam milik Zacky, kami berjalan menuju rumah gue. "Bentar ya Jah, gue mau ganti baju"
"Et dah lebay amat" Cibir gue sembari membuka pintu pagar. Gue berjalan membawa dua buah Mangga dan mencucinya di wastafel dapur. Kemudian menyiapkan bahan-bahan seperi gula merah, cabai, kacang, garam dan sedikit asam untuk bumbu rujaknya.
Karena Zacky belum juga datang, gue membawa keluar semua bahan tersebut ke depan alias di teras rumah satu persatu. Ini tempat favorite gue sama temen jahannam kayanya adem banget disini. Sekarang jadi tempat favorite Zacky juga.
Susah payah membawa batu ulekan, setelah menaruhnya di atas meja bertepatan dengan itu Zacky baru muncul.
Memang kampret, giliran udah dibawain semua ke depan dianya baru muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kutub Magnet
أدب الهواة[ Book 1 ] #PANCASILA'S UNIVERSE Gue sama Guanlin itu bagaikan dua kutub magnet yang berbeda. Mungkin dia Positif dan gue Negatif. Tau artinya? Iya beda. Beda banget. Gue anaknya nakal, Guanlin anak baik baik. Gue anaknya bobrok, Guanlin perfeksioni...