56. Kamis

4.6K 876 199
                                    

_____

Line

Kimi
Gimana? Bisa nggak?

Daniel
Nggak tau nih
Liat aja besok dia dateng apa kagak

Kimi
Lo ngomongnya gimana emang?

Daniel
Seperti yang lo bilang
Gue minta dia pulang
Eh malah nangis anaknya
Pusing ah
Mau marah tapi ya gimana

Daniel
Ortu lo gimana? Marah nggak?

Kimi
Enggak
cuman Ibu gue aja
mau datengin si Aluna
tapi gue larang lah
Ya kali, nanti repot

Daniel
Lain kali kalau ada apa apa ngomong
jangan disimpen aja
Apalagi gue taunya dari orang lain
kita bukan cuma temen yang kebetulan satu sekolah

Kimi
Ahelah Daniel
Ayo jadi ttm

Daniel
Berak sekebon


_______


Gue membuka pintu dan turun dari mobil. Gue berdiri sambil sesekali membenahi rambut ketika menunggu Ibu dan Ayah Dastan turun. Parkiran sekolah cukup ramai terutama anak OSIS yang memang biasanya berdiri di depan gerbang untuk mengecek atribut para murid. Pagi ini sekitar jam 6.45, waktu dimana ramainya para murud berdatangan memasuki sekolah.

Layaknya sinetron saja, ketika gue berjalan didampingi oleh orang tua, anak-anak segera berbisik dan bergosip. Gue mengabaikannya dan berjalan memasuki koridor sedangkan Ibu dan Ayah Dastan segera memasuki aula tempat dimana rapag komite disiplin diselenggarakan.

Tepat hari ini, kehadiran Aluna masih di pertanyakan. Entah dia memilih se
bagai orang yang bertanggungjawab atau menjadi pengecut gue nggak bisa mengira-ngira.

"Kimi!" Suara cempreng Pinky di belakang membuat gue menoleh. Gadis berambut panjang itu berlari kecil hingga membuat kami jalan beriringan menuju kelas.

"Tadi bareng ortu lo ya?" Tanyanya. Gue mengangguk kecil. "Ibu lo gimana? Dateng nggak?" Gue balik bertanya. Karena setau gue Ibu Pinky ini adalah anggota komite para orang tua murid.

"Iya dateng kok, tadi bareng gue"

Kami berjalan menyusuri koridor dengan para siswa yang sesekali melirik dan berbisik pada temannya ketika melihat gue.

"Kim, rapat komite disiplin itu hal yang nggak biasa di sekolah kita. Makanya anak-anak belakangan ini suka ngomongin"

Diam-diam gue menyetujui. Benar sih, rapat komite displin di sekolah gue jarang banget terjadi. Terakhir kali ketika gue masih belum lulus SMP. Gue diceritain sama Arka yang waktu itu masih kelas 10. Katanya kakak kelasnya ada yang disidang karena melakukan pembullyan.

Kesimpulannya, kalau rapat komite disiplin sudah digelar, itu artinya kasus ini sudah tidak dapat ditoleransi oleh hukuman kecil.

"Btw anggota komite orang tua murid siapa aja sih? Banyak nggak?" Tanya gue. Gadis itu terdiam sebentar nampak berpikir.

"Isinya tuh Ibu gue, ortunya Jeffrey, Ayahnya Mark, ortunya Vernon juga, Ibunya Hanbin, Ibunya Ten, Ortunya Seungchol, lupa lagi gue pokoknya sekitar 25 orang gitu deh"

Dua Kutub Magnet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang