Gue menguap lebar, menatap samar jam dinding yang menunjukkan pukul 12.11 malam. Ini sudah pagi lebih sebelas menit. Gue belum tidur, dan menatap daun pintu masuk dengan bosan. Dengan kasur empuk serta selimut tebal nampaknya akan menjadi kombinasi yang baik antara gue dan sekarang ini.
Tapi Mamah belum pulang. Gue menghela nafas kasar sekaligus lelah, kebiasaan. Inilah salah satu faktor paling besar kenapa gue selalu bangun kesiangan dan telat berangkat ke sekolah, bukan karena gue males banget. Tapi gue ngantuk coy.
Tengah malam yang sunyi ini, terdengar suara mesin mobil dari depan rumah disertai dengan suara pintu mobil yang terbuka. Gue kembali menghela nafas lelah, setiap malam dan setiap hari, jadwal pulang Mamah semakin malam saja.
Gue beranjak dari sofa ruang tv, berjalan kedepan pintu dan mengintip dari balik jendela. Sosok wanita yang gue kenal sebagai nyokap, tengah memeluk seorang pria yang lebih seperti bapak bapak itu di depan pintu pagar. Setelahnya pria tersebut masuk kedalam mobil dan mengendarai mobilnya pergi, sedangkan Mamah berjalan masuk membuka pintu.
Cklek.
Wajahnya terkejut, melihat gue di dekat jendela menatap datar dirinya.
"Loh kamu belom tidur?"
Alih alih menjawab pertanyaan Mamah. Gue mengajukan pertanyaan yang sukses membuat Mamah diam.
"Itu siapa Mah?"
Wanita yang gue panggil Mamah itu tidak menjawab lantas pergi dan masuk ke kamarnya. Menutup pintu, dan meninggalkan gue yang dari tadi menungguinya untuk pulang. Yang rela rela esoknya telat untuk berangkat sekolah. Sama seperti malam sebelumnya, gue hanya menggeleng dan mengunci pintu depan lalu masuk ke kamar untuk tidur.
Di dunia ini, ada dua hal yang paling gue benci. Perceraian dan pengkhianatan.
Gue benci mengingat fakta bahwa nyokap dan bokap gue bercerai 3 tahun yang lalu. Kebahagiaan yang gue rasakan selama 14 tahun dengan kedua orang tua yang lengkap , merasa menjadi anak paling disayang sedunia. Lantas pupus begitu saja. Lenyap tidak tersisa, semuanya benar benar berubah. Hanya sebagian kenangan Indah dan buruk yang gue ingat.
Pengkhianatan. Gue mengalami hal tersebut, dan yang paling parah karena dua hal. Pertama, pengkhianatan Ayah pada Ibu dan gue. Yang memilih meninggalkan dan hidup bersama orang lain. Tidak memperdulikan bagaimana hancurnya hati kami berdua secara bersamaan dan dirinya memilih pergi.
Kedua, pengkhianatan Teman yang sudah gue anggap sebagai saudara kandung gue sendiri.
____
Pagi ini gue disambut dengan satu ember air, kain pel dan pembersih lantai. Jadi gini ceritanya, gue kan memang biasa telat tapi nggak pernah atau jarang terciduk sama guru BP ataupun si OSIS. Gue berangkat naik angkot, terus gue liat Daniel naik motor dijalan, udah mau gue berhentiin supaya gue nebeng gitu. Tapi si Kampret sengaja banget senyum nakal abis itu ngebut ngeduluin si angkot yang gue naikin.
Definisi teman yang sesungguhnya banget kan.Setelah sampai dengan lari larian macem dikejar banci kaleng, gue pun lewat gerbang belakang, dan ketemu si Gigi alias Si Ibob yang telat juga. Kita manjat pager barengan.
Ketika kita udah seperempat mau nyampe tanah alias napak. Gue kaget setengah mampus gara gara Bu Mawar teriakin kita kenceng banget. Jatuhlah gue kebawah. Tulang pantat gue rasanya remuk hancur lebur aja. Dan, si Bobby lari ninggalin gue yang masih menderita karena jatuh dari ketinggian lumayan dan mendarat dengan pantat duluan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kutub Magnet
Fanfiction[ Book 1 ] #PANCASILA'S UNIVERSE Gue sama Guanlin itu bagaikan dua kutub magnet yang berbeda. Mungkin dia Positif dan gue Negatif. Tau artinya? Iya beda. Beda banget. Gue anaknya nakal, Guanlin anak baik baik. Gue anaknya bobrok, Guanlin perfeksioni...