_____Ada yang penasaran dengan siapa gue bersanding di hari pernikahan Ibu?
Dua-duanya. Mungkin terdengar aneh sekaligus memuakkan untuk beberapa gadis yang melihatnya. Tapi percayalah, gue nggak mau salah satunya murung karena pilihan gue. Bobby bilang, belakangan ini gue sok cantik banget. Gue yang banyak berbicara dan dikhawatirkan oleh Guanlin, Daniel yang masih memberikan perhatian, serta Zacky yang terus berkeliaran di sekitar gue. Bahkan June sampai membuka mulutnya kaget ketika gue datang membawa kedua lelaki di samping gue, yang jelas dengan ketampanan yang diatas rata-rata.
Oke gue nggak akan bercerita lebih lanjut tentang gue yang disanding dua lelaki. Kali ini kepala gue pusing, rasanya mau meledak. Ujian Akhir Semester satu minggu lagi di laksanakan, dan rasanya gue belum mengerti satupun hal di setiap mata pelajaran.
Saat ini gue sedang di perpustakaan, menghafal proses manusia menghasilkan urin. Sumpah deh, gue beneran nggak mau tahu bagaimana manusia memproduksi urin. Tapi mau bagaimana lagi, demi nilai, gue harus berusaha paham dengan proses manusia dalam menghasilkan urin.
Orang malas bilang, nilai bukan segalanya. Tapi nyatanya, segalanya diukur dengan nilai.
Orang pintar bilang kalau nilai adalah harga diri. Bagi gue nilai adalah angka-angka yang menentukan bagaimana gue nanti kedepannya. Lucu ya, padahal gue nggak pernah mau belajar, tapi pengen banget dapat nilai bagus.
Dasar manusia.
"Jadi, proses pertama namanya apa?" Guanlin memperbaiki kacamatanya yang sedikit turun, sembari menunggu jawaban gue.
"Filtrasi atau penyaringan" Gue tersenyum senang. Guanlin nampak menganggukkan kepalanya. Istirahat kali ini, gue memilih untuk belajar bareng dibandingkan nontonin temen-temen jahanam yang asik main basket.
"Habis itu apa?"
"Reabsorpsi atau penyerapan kembali" lagi bibir gue tertarik ke atas.
"Setelahnya?"
"Hmm, argumentasi?"
Guanlin tertawa kecil. "Bego" Ucapnya. Gue memanyunkan bibir kemudian melirik tulisan yang berada di buku cetak.
"Oh Augmentasi, nggak usah ketawa Lin nggak lucu"
Cowok itu menghentikan tawanya, kemudian berdeham dan kembali membaca buku Biologi besar di atas meja. "Oh iya, habis UAS bakalan ada olimpiade debat Inggris, lo ikut kan?"
"Apaan lagi coba, UAS aja gue masih burem udah mikirin olimpiade. Males sih, tapi pasti si kepsek maksa lagi deh" Gue menyandarkan tubuh gue pada senderan kursi. Gue udah bilang belom sih? Menatap Guanlin yang berkacamata itu rejeki banget.
"Nanti latihan sama gue, elo kan nilai Inggrisnya bagus, tapi kalau di seleksi yang bener, soalnya saingannya susah"
"Siapa memang?"
"Tahun lalu pasangan debat gue Aluna, pasti tahun ini dia ikutan lagi"
Gue menghela nafas. Yailah, si Alunalun gue udah tau banget otak dia encer banget kayak air putih, sedangkan otak gue udah kayak minyak bekas gorengan yang kotor setengah mati sampai susah buat di saring.
![](https://img.wattpad.com/cover/142300416-288-k312068.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Kutub Magnet
Fanfiction[ Book 1 ] #PANCASILA'S UNIVERSE Gue sama Guanlin itu bagaikan dua kutub magnet yang berbeda. Mungkin dia Positif dan gue Negatif. Tau artinya? Iya beda. Beda banget. Gue anaknya nakal, Guanlin anak baik baik. Gue anaknya bobrok, Guanlin perfeksioni...