24-Kecyduk

4.8K 243 70
                                    

Jangan lupa di-vote sebelum dibaca 
Happy Reading!!!
°•°•°•°

Garin terbangun dari tidur nyenyaknya. Ada rasa senang tersendiri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata ketika membuka mata telah disuguhkan pemandangan Reya yang tidur dengan tenangnya. Posisi keduanya masih seperti sebelumnya, gadis itu yang duduk di lantai bersandar di sofa dan Garin yang berbaring beralaskan paha Reya sebagai bantal kepalanya. Bedanya, Garin yang tadinya tengkurap telah berubah posisi. Dengan posisinya sekarang ia lebih leluasa memandangi wajah polos Reya yang menunduk tepat di atas wajahnya. Rasa geli sedikit Garin rasakan ketika ujung rambut milik sang istri menggelitik permukaan wajahnya.

Garin tersenyum samar, tangannya bergerak menggenggam tangan Reya yang berada di puncak kepalanya. Tangan yang tadi sempat menghantarkan rasa nyaman ketika Reya mengelus lembut rambutnya. Garin menempatkan tangan Reya di dadanya, tidak ada pergerakan dari gadis itu hingga membuat Garin semakin melebarkan senyumnya.

Cukup lama Garin terdiam memandangi wajah polos Reya yang masih tertidur. Perlahan tangan kanannya terangkat, menyentuh permukaan wajah Reya, bergerak menyingkirkan rambut-rambut yang menghalangi separuh wajah sang istri.

Garin melihat sekeliling ruangan rumahnya yang sungguh sunyi dan sepi, tidak ada suara si dua kembar yang biasanya berisik dan ribut di saat-saat seperti ini.

Garin tersenyum lega, demi meluruskan niatnya yang menurutnya suci. Laki-laki itu mengubah posisinya menjadi duduk menghadap Reya. Tangannya kembali terulur menjelajahi wajah Reya hingga berhenti di bibirnya. Lagi-lagi Garin tersenyum, ia tahu Reya tidak akan terbangun jika hanya menyentuh seperti itu karena hampir setiap malam Garin melakukannya ketika Reya merasa nyaman tidur dalam pelukannya.

Garin kembali menjauhkan tangannya, ia menopang dagunya seperti orang bodoh sambil terus memandangi wajah Reya tanpa berkedip. Sementara orang yang ditatap masih saja tidur dengan tenangnya, enggan membuka mata.

Setelah cukup lama menatap Reya, Garin melihat gadis itu bergerak dengan mata terpejam mencari posisi ternyaman untuk tidur hingga akhirnya gadis itu kembali berhenti bergerak dengan posisi yang sama.

Garin menahan tawanya yang ingin keluar, ia gemas melihat Reya yang sangat lucu di matanya. Perlahan, Garin menggeser duduknya mendekati Reya lalu mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu dengan gerakan lambat. Niat yang sejak tadi ia tahan, segera ia lakukan yaitu mencuri ciuman dari istrinya tanpa perlawanan, berontak, atau pun delikan kesal dari Reya. Tanpa hambatan, Garin dapat dengan mudah menyatukan bibirnya. Hanya menempel dan sedikit menekan. Tidak lebih.

Untung sudah halal jadi tidak akan ada masalah dengan takut dosa. Jadi, bagi pembaca sekalian, jangan iri! Tunggu saja sampai ada yang mengucapkan ijab kabul untuk kalian. Hanya menyampaikan pesan dari Garin.

Garin menjauhkan sedikit wajahnya, lalu menggeser duduknya hingga berpindah tepat di samping gadis itu. Kedua tangannya terulur mengangkat pelan kepala Reya untuk bersandar di dadanya. Laki-laki itu juga menggeser sedikit tubuh Reya ke depan agar ia dapat duduk tepat di belakang gadis itu, memudahkan punggung serta kepala Reya bersandar di dadanya. Tidur seperti posisi Reya tadi pasti sangat tidak nyaman.

***

Reya membuka matanya secara sempurna, hal pertama yang ia lihat adalah dua tangan yang melingkar erat di pinggangnya dari belakang. Di tambah lagi, ia sekarang duduk di antara dua kaki yang masih mengenakan celana abu-abu. Reya merasa ia sedang dikukung, namun sekaligus merasa aman. Belum lagi, punggung dan kepalanya bersandar di suatu dinding yang terasa nyaman. Sontak Reya menengadah ke belakang, melihat rupa pemilik tangan yang melingkari pinggangnya posesif.

Tanpa gadis itu duga, dalam jarak wajah yang sedekat itu, dapat gadis itu rasakan hembusan hangat napas milik Garin di wajahnya. Mata keduanya saling terjalin tanpa berkedip dan enggan memutus kontak. Bisa Reya rasakan pelukan di pinggangnya semakin mengetat dan laki-laki itu tanpa dosanya menaikkan kedua kakinya di atas kaki Reya yang masih menggunakan rok abu-abu panjang semata kaki serta kaos kaki yang masih melekat di kakinya.

Perfect Two✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang