"Anu, eh, maksudnya itu punya gue." Tunjuk Garin kepada benda yang kini berada di tangan Reya.
Mengetahui jika topi sekolah yang ia pegang adalah milik lelaki di hadapannya, Reya seketika mendengus. Bukannya memberikan topi tersebut kepada pemiliknya, Reya malah meneriaki seorang laki-laki yang ia ketahui adalah teman sebangku Garin.
"Nino, sini lo!"
"Kenapa, Rey?"
Langsung saja Reya menjejalkan topi tersebut ke tangan lelaki yang bernama Nino. "Kasih ke teman lo!"
Setelah membereskan urusannya, Reya berlalu begitu saja menuju laparangan upacara tanpa mempedulikan dua raut berbeda di sana.
***
"Nino, suruh cowok di sebelah lo kerjakan soal nomor 3...!" Reya melemparkan buku paket Kimia ke hadapan Nino.
Nino mengangguk.
"Nino, suruh cewek di sebelah lo cek jawaban nomor 2...!" Garin melempar buku tugas yang berisi jawaban dari soal yang telah ia kerjakan.
Nino mengangguk.
"Nino, bilang ke cowok di sebelah lo kalau jawaban nomor 2 itu salah...!" Reya kembali melempar buku tugas milik Garin.
Nino menurut. "Gar, lo dengar 'kan apa kata cewek di sebelah gue?" tanya Nino.
"No, bilang ke cewek di sebelah lo kalau jawaban nomor 2 itu sudah benar. Matanya aja yang picek!" kata Garin dengan nada datar.
Nino mengangguk. "Reya, lo dengar 'kan apa kata cowok di sebelah gue?" tanya Nino.
"No, bilang ke cowok di sebelah lo kalau jawabannya memang salah. Dia aja yang bego!"
Nino menghela napas. "Gar, lo dengar 'kan apa kata cewek di sebelah gue?" tanya Nino.
"No-"
"No-"
Garin dan Reya saling melemparkan tatapan bengis.
Nino yang berada di antara keduanya mengerang frustasi. "GUE KUTUK KALIAN BERDUA BIAR JODOH!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Two✔
RomanceReya membanting pintu apartemennya, lalu keluar dari sana. Kenyataan bahwa Garin meninggalkan dirinya memang tidak bisa dielakkan. Laki-laki seperti Garin memang pantas Reya benci. Reya menyentuh bibirnya. Ingin rasanya ia menangis sekarang, merasak...