(5)

155K 5.6K 226
                                    

"Salah lo? Lo itu bego atau gimana sih?!" Bentaknya.

"Tapi apa salahku?" tanya Amel takut.

"Jaket kesayangan gue mana?"

Jaket? Amel mengernyit tidak mengerti. Amel saja tidak tau jaket yang dia maksud. masalah apa ini?

"Jaket apa?" Tanya Amel.

"Jaket favorite gue!"

"Aku aja bahkan ngga tau jaket kesayangan kamu itu yang mana."

"Halah! Lo pasti yang naro jaket itukan? Kan lo yang bersihin rumah ini kan? Dimana?!" teriak Andre.

"Gue yakin lo yang ngambil! gue udah cari ke semua sudut rumah ini tapi ngga ada, siapa lagi kalo bukan lo?" tuduhnya.

"Ng-ngga ndre beneran. Mungkin kebawa temen kamu."

"Ngga ngaku lagi! Cih. Sini!" Andre menarik pergelangan tangan Amel dengan kasar. Amel hanya meringis menahan sakit dipergelangannya karena Andre terlalu kuat mencengkram pergelangannya.

Gudang?

Amel didorong ke gudang hingga ia terjatuh. Lalu, Andre mengunci pintu.

"Andree Andree bukaa!! Aku takut gelap! Andre aku mohonn!!" Amel meronta ronta memohon agar Andre membuka pintunya yang terkunci.

"Mampus lo. HAHAHA." Andre tertawa jahat. Setiap kali Andre badmood, ia selalu membuat Amel menderita demi kepuasannya. Andre seperti psikopat.

"Andre!! Buka!!"

"Andre aku mohon..." lirih Amel.

"Aku ngga tau apa apa,hiks..."

"Andre!!!"

Gelap. Lampu gudang ini sudah mati, tidak bisa menyala memberikan keterangan sama sekali. Amel sangat takut kegelapan. Ia menangis sambil menggedor pintu berharap andre membukanya.

Andre mengunci pintu gudang dan membawa kunci nya. Tidak mempedulikan Amel yang terus menggedor pintu.

Amel memeluk kakinya sendiri. Ia menutup kedua mata nya. Amel tidak berani membuka mata karena gelap.

Amel semakin Terisak berat. Amel terus memeluk kedua kaki nya dan menelungkupkan wajahnya.

Amel berpikir. Hanya karena jaket?Andre bilang jaket kesayangannya? Amel saja tidak melihat jaket itu sama sekali. Bagaimana bisa Andre menuduhnya begitu saja dan langsung mengunci Amel digudang?

Entah kurang sabar apalagi Amel menghadapi sikap Andre. Andai orang tua nya tahu semua ini. Tapi mau bagaimana lagi? Andre seringkali mengancam Amel jikalau Amel memberitahu semua ini ke orang tua nya.

Amel diam. Berhenti terisak. Percuma saja ia menangis sekeras apapun, Andre tak akan membuka nya.

Tanpa sadar Amel mulai mengantuk. Ia tertidur sambil memeluk kaki nya sendiri.

Sebelum benar benar tidur Amel bergumam dalam hati kecilnya.

Mah pah, Amel takut. Ruangan ini bener bener gelap. Amel gak tau harus apa. Amel takut gelap mah pah. Tolongin Amel.

*****

Esoknya,

"Halo," Suara seseorang yang menelpon diseberang sana

"Iya?" Balas andre

"Sorry bro. Jaket lo kemaren gak sengaja kebawa gue."

"Jadi, jaket gue ada di lo?" Kata andre bernapas lega. Karena bagaimanapun jaket itu benar benar jaket kesayangannya. Padahal hanya jaket berwarna hitam biasa.

"Iya. Sorry."

"Oke gue kerumah lo aja ya. Ngambil jaket."

"Oke oke."

Andre bergegas keluar rumah. Menuju rumah temannya yang kemarin datang kerumahnya dan tak sengaja membawa jaket miliknya.

*****

Perlahan, Amel membuka kedua matanya. Mengumpulkan nyawa. Ternyata ia Masih didalam gudang. Amel membuang napas gusar.

Amel tak berani membuka mata lama-lama, ia menutup mata nya lagi. Sekarang, tubuh nya pegal-pegal karena semalaman tertidur digudang ini.

"Woi!" Terdengar suara Andre didekat pintu.

Mata Amel berbinar mendengar suara Andre.

"Andree buka!" Teriak Amel sambil menggedor pintu.

'ceklek

Terlihat cahaya terang saat pintu terbuka. Lega sekali. Akhirnya Amel keluar dari ruang yang gelap itu.

Setelah membuka pintu andre langsung pergi keluar rumah, entah kemana. Amel hanya menggidik bahu kemudian berjalan gontai menuju kamarnya.

Amel duduk dipinggir tempat tidurnya. Kemudian melirik jam dinding didepannya.

Terlihat jam menunjukkan pukul. 08:00

Membuat gadis ini terkejut. Padahal ia kira masih jam 6 karena saat ia keluar gudang, cahaya diluar terlihat seperti jam 6 pagi.

Amel mendengus kesal. Hari ini sepertinya ia akan bolos sekolah. Untuk pertama kali nya.

Dengan langkah malas. Amel berjalan gontai ke kamar mandi. Walaupun tidak sekolah. Amel tidak betah rasa nya jika ia belum mandi.

Setelah Mandi Amel hanya dikamar. Menonton televisi. Berbaring. Membuat makanan. Menonton televisi lagi. Memainkan ponsel.

Rasanya Amel ingin sekali pergi ke sekolah. Daripada dirumah hanya seperti ini, tidak ada kerjaan.

Huftt

******

Malam tiba. Gadis cantik ini tertidur pulas disofa depan tv. Setelah seharian hanya menonton televisi saja. Amel mungkin bosan dan tanpa sadar tertidur.

"Mel. Beresin kamar gue."

"Woi! Amel!" teriak Andre.

"Heh!"

"Bangsat!"

Amel masih tertidur pulas. Sama sekali tidak mendengar ucapan cowok kasar didepannya.

Kesabaran Andre habis. Andre mendekati Amel dan menarik rambut nya.

Amel sontak membuka mata dan meringis kesakita.

"Aww!" rintih Amel kesakitan.

"Andre lepas! Sakit!" pekik Amel memegangi rambut nya.

"Beresin kamar gue! Jangan tidur mulu!"

Amel melirik jam dinding. Ternyata sudah jam 11 malam.

Amel diam. Karena jika ia terus merespon Andre pasti Andre akan tambah kesal dan bisa bisa mengurungnya lagi? sungguh Amel tidak mau berada ditempat gelap itu lagi!

"Cepet rapihin kamar gue. Gue ngantuk pengen tidur!" sentak Andre lalu melepas rambut Amel.

Amel mengangguk. Berjalan menuju kamar Andre dengan lemah.

Hati Amel selalu terluka. Andre selalu kasar padanya.. Tidak pernah baik. Hanya didepan Shinta saja, itu pun pura-pura.

Dengan sabar Amel terus menjalani hidup seperti ini. Habis mau bagaimana lagi? Bunuh diri? Itu jelas bukanlah sosok Amel. Amel tidak pernah berpikir sampai kesana.

Setelah membereskan kamar Andre. Amel ingin melangkah keluar kamar. Tetapi dengan tiba tiba Andre muncul didepan pintu dan menarik lengan Amel untuk masuk kedalam kamar nya.

"Kenapa?" Tanya Amel.

"Sini."

"Ng-ngapain?"

"Tidur sama gue."

*****

Vote and komen buat part ini!


MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang