(36)

101K 3.5K 120
                                    

part 36

Kini hari bahagia sekaligus hari sedih bagi anak SMA Nusa Bangsa, karena ini adalah hari terakhir UN. Mereka akan sedih kehilangan sahabat, teman, guru, dan suasana sekolah ini. Mungkin memang terbebas dari pelajaran yang membuat otak rasa nya mau meledak, tetapi pasti akan berat untuk berpisah dengan teman teman. Apalagi, masa SMA adalah masa terindah para remaja.

Amel dan Saras sedang berbincang kecil sambil berjalan menuju kantin, mengisi perut setelah lelah mengerjakan soal UN IPA yang begitu rumit. Mungkin ini hari terakhir anak kelas dua belas ke kantin.

Amel dan Saras memesan mie ayam dan es teh, lalu membawa nya ke meja paling tengah kantin. Amel mengambil saus yang ada dimeja, kemudian menuangkannya ke dalam mangkuk mie ayamnya. Setelah selesai dengan saus, ia mengambil sambal, namun suara dering ponsel Amel membuat gadis itu menghentikan pergerakannya mengambil sambal, mengambil ponsel, lalu mengangkatnya.

"Halo mel!" Sapa seseorang dengan suara penuh semangat.

"Iya kenapa, Raffi?" tanya Amel. Sambil melanjutkan menuangkan 1 sendok sambal ke dalam mie ayam nya. Lalu mengaduknya dengan sumpit yang sudah disediakan.

"Nanti jadi kan?"

"Iya jadi kok."

"Oke, jam 12 ya dihalte. Bye bye dear. Ehhe." Raffi cengengesan.

Amel terkekeh pelan, sambil terus mengaduk rata mie ayamnya. "Siap."

Setelahnya panggilan dimatikan.

Amel kemudian melahap mie ayam nya.

"Lo mau ngapain mel?" tanya Saras yang sedang melahap mie ayam tanpa diberikan saus maupun sambal.

"Kerumah ortu aku." jawab Amel.

"Ngapain?"

"Sesuatu deh." ucap Amel.

"Ish."

Amel dan Raffi memang mau merencanakan kerumah orang tua Amel. Amel ingin meminta bantuan sekaligus meminta izin mengugat Andre cerai. Entah akan di izinkan atau tidak nantinya, Amel hanya berdoa semoga di izinkan.

Orang tua Amel memang tidak pernah tau kalau putrinya itu sering kali disakiti Andre. Semoga Shinta dan Aldy percaya dengan cerita Amel nantinya.

******

"Sus tolong dong kasih tau saya!" paksa Andre berkali-kali pada suster yang saat itu merawatnya.

Suster itu menggelengkan kepala, "tidak bisa."

"Tapi kenapa?!" tanya Andre. Ia mulai kebingungan harus mencari tahu bagaimana lagi. Yuni sedari tadi sedang sibuk dengan pasien yang akan dioperasi, dan suster tidak mau memberitahunya sama sekali.

"Saya harus amanah." jawab sang suster sambil sibuk menyiapkan makan siang untuk pasiennya.

Andre menjambak rambutnya kesal. Ia mengambil 5 lembar uang berwarna merah, ditodong kan ke suster itu.

Lagi-lagi suster itu hanya menggeleng, lalu membawa nampan berisi bubur dan air putih, melewati Andre begitu saja.

"Sial." umpat Andre.

"gue harus dapet info hari ini juga!"

"Eh tunggu, kenapa gue segitu nya banget ya? Kenapa sih perasaan gue?" heran Andre pada diri sendiri.

Andre menduduki bangku panjang didepan kamar pasien nomor 12, entah ruangan siapa, Andre tidak peduli. Ia terus mengoceh tidak jelas.

"Siapa ya kira kira orangnya? Cewe atau cowo?"

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang