(26)

97.7K 2.5K 100
                                    

part 26

"fi ada cctv gimana?" Ujar Amel membuat Raffi menghentikan langkahnya yang ingin melangkah menuju jendela kamar Om Farhan.

"Gue gak peduli! Ini demi lo!" Kata Raffi sambil memegang kedua bahu Amel untuk menyakinkannya.

Amel hanya mengangguk pasrah. Raffi menarik lengan Amel pelan.

Mereka berjalan lewat samping rumah Om Farhan yang terdapat dinding cukup tinggi mengelilingi rumah itu. Karena tidak mungkin jika mereka lewat depan yang ada pak satpam mengusirnya.

Raffi mencari cara agar bisa memanjat tembok yang cukup tinggi itu. Ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya.

Tangga. Raffi melihat tangga tergeletak begitu saja dipinggir jalan. Tanpa basa basi Raffi berlari dan mengambil tangga itu.

"Takuttt!" Ucap Amel yang masih takut.

"Udah lo naik duluan cepet!"

*******

Raffi dan Amel mengecek setiap sudut kamar Om Farhan yang cukup besar.

Raffi dan Amel sedang mencari disekitar tempat tidur.

Tok tok tok

Deg

Amel dan Raffi terdiam. Saling memandang satu sama lain. Ketukan pintu itu membuat mereka mati kutu.

"Duhhh!" Desah Amel khawatir.

"Oh iya nyonya Sindi kan lagi pergi." Kata seseorang dari depan pintu kamar.

Ceklek

Ia membuka pintu. Mulai melaksanakan tujuannya untuk menyapu dikamar tuan dan nyonya nya.

Pembantu itu memperhatikan kamar bos nya itu.

"Kok berantakan ya?perasaan aku udah beresin deh tadi." Pikir pembantu itu heran.

"Ah sudahlah." Ia kemudian melanjutkan menyapu.

Deg deg deg

Detak Jantung Amel tak bisa dikendalikan. Pasalnya ia dan Raffi kini berada diposisi sangat dekat. Hingga tubuh mereka sedikit menempel.

Amel mendongak melihat wajah Raffi yang lebih tinggi darinya. Kini Amel tidak bisa bergerak sedikit pun.

Lemari yang mereka masuki ternyata sempit. Hingga tubuh mereka sedikit menempel. Raffi memeluk Amel. Amel hanya diam tidak membalas pelukan Raffi.

Duh yaampun. Cepet dong itu orang keluar dari kamar ini! Mana aku nempel lagi sama Raffi. Duh lemari! Lebar dikit dong.

Raffi menatap Amel. Ia terus menatapnya tanpa bosan. Walaupun wajahnya tidak terlalu jelas sebab Amel lebih pendek dari nya.

Semoga orang yang dikamar ini lama deh keluarnya. Biar gue bisa nempel terus sama Amel hehehe.

Amel semakin gugup. Ia sadar bahwa Raffi terus menatap. Degup jantungnya pun tak karuan. Amel memberanikan mendongak melihat wajah Raffi.

Mata mereka kini menatap satu sama lain. Amel menyesal mendongak melihat wajah Raffi. Amel dibuat salah tingkah. Ia cepat cepat sadar dan menundukkan kepalanya.

Duh lama amat sih.

15 menit Pembantu itu selesai membereskan kamar tuan nya serta menyapu nya.

"Fi kayaknya orang itu udah keluar deh." Bisik Amel sambil mendongak mendekatkan mulutnya dengan telinga Raffi.

Raffi kemudian membuka pintu lemari sedikit. Sudah Aman. Raffi keluar dari lemari dan bernafas lega. Begitupun Amel.

Ah kurang lama Batin Raffi menatap Amel.

"Ayo cari lagi."

******

Amel dan Raffi mengecek berkas perusahaan yang mereka temukan dimeja kerja Farhan.

Mereka kini sudah tenang didalam mobil. Setelah menghabis kan 1 jam untuk mencari berkas.

"Bener gak mel?" Tanya Raffi pada Amel yang serius membaca kertas 1 lembar itu berulang ulang.

Amel menaruh kertas itu kembali di map berwarna biru tua. Ia menatap Raffi. "Berhasil!"

"Syukurlah!" Ucap Raffi senang.

"Terus lo sama Andre?" Tanya Raffi.

"Sebentar lagi UN yaa." Kata Amel mengganti topik pembicaraan.

Raffi hanya mendengus. "Semangat!"

"Kamu juga semangat!"

"Lo mau kuliah dimana?"

"UI. Tapi gak tau deh aku sanggup apa nggak masuk situ." Jawab Amel yang menginginkan universitas indonesia untuk kuliahnya nanti.

"Lo pasti bisa. Semangat ya!"

Amel tersenyum. "Kalo kamu masuk mana?"

"UI juga sih."

"Semangat ya! Semoga kita bisa masuk kesana."

"Aminn."

"Ayo naro berkas ini ke rumah papah."

"Jalan dulu yuk."

"Gak."

"Ayolah mel bentar doang."

"Gak Raffi kita harus naro berkas ini dulu."

"Makan doang deh mel bentar aja."

"Gak."

"Ayo."

"Gak."

"Yaudah dimobil aja begini."

"Ih ayo pulang."

"Kerumah gue dulu deh yaa?"

"Kapan kapan aja raffi."

"Oke otw rumah gue."

"Raffi apansiiii.."

"Kerumah gue dulu titik!"

******

Andre berdiri didepan rumah Bella dan mengetuk pintu bernuasa hitam besar itu.

Bella yang sedang berbaring dengan ponselnya melangkah malas. Karena Pembantu dirumah Bella sedang cuti 2 hari. Jadi hanya Bella sendirilah dirumah besarnya.

Ceklek

Melihat wajah Andre didepannya membuat Bella ingin menutup pintu kembali namun ditahan oleh Andre.

Dengan lancang Andre masuk rumah Bella dan menutup pintu. Kemudian mendorong Bella hingga punggung Bella terbentur pintu. Kedua telapak tangan Andre mengurung tubuh Bella.

Andre menatap Bella yang sedari tadi mengedarkan pandangannya.

Andre mendekatkan bibirnya dengan bibir Bella. Cup

Andre terus melumat bibir Bella. Bella terus memberontak. Ia memukul mukul Andre. Bella Menggelengkan kepalanya agar Andre kesulitan melumat bibirnya.

"Mmpphhh huh huh st..stop." Pinta Bella yang kesulitan berbicara karena Andre terus menciumi bibir Bella.

Andre mencekal lengan Bella yang mengganggu nya. Ia terus melumat lembut bibir Bella.

Kini Bella tidak bisa apa apa. Kedua tangannya dicengkram Andre sedang bibir nya dipaksa ciuman oleh Andre.

Ciuman Andre turun ke leher jenjang Bella. Andre pun melepas lengan Bella dan fokus dengan leher Bella.

Bella dengan sekuat tenaga mendorong Andre. Namun tubuh Andre menghimpit Bella membuat Bella kesulitan mendorong Andre.

*****

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang