(24)

128K 3.4K 687
                                    

part 24

Setelah 30 menit mencari Amel dan Raffi. Akhirnya Adam menemukan mereka yang sedang pelukan.

"HEY!"

"Peluk pelukan aja lo bedua!"

Raffi menatap tajam kearah Adam.

Amel melepas pelukannya dan menatap Adam dengan mata yang masih sembab.

"Ehehe sorry." Adam terkekeh.

"Btw ini kenapa sih?" tanya saras yang tidak tahu apapun.

"Panjang cantik ceritanya." kata Adam.

"Kasi tau dong!" rengek Saras dengan puppy eye.

"Iya nanti gue kasi tau." jawab Adam.

"Eh, Mel. Gimana kalo sekarang kita kasih tau bokap nyokap lo?"

Amel menggeleng pelan. "Jangan sekarang."

"Soalnya Andre bilang jangan macem macem. Kalo aku sampe ngadu ke papah soal perusahaannya nanti Om Farhan bisa aja langsung ngerebut semuanya." Jelas Amel sedih mengingat papa nya. Amel tidak bisa membayangkan bagaimana jika papahnya bangkrut hanya karena dibohongi om Farhan.

"Maaf ya Mel bokap gue gak bisa bantu karena bokap gue bukan dibidang perusahaan." ujar Adam tidak enak.

"Gapapa, Dam. Intinya sekarang aku mau fokus gimana cara nya ngambil lagi 70 persen perusahaan papahku. Setelah itu aku gak tau deh mau gimana lagi sama Andre."

"Lo tinggalin lah mel cowo sialan itu!" pekik Raffi yang sangat kesal dengan Andre.

Amel menundukkan kepalanya.

"Mel! Mel please dengerin gue dulu!" Bella tiba tiba datang dan meraih tangan Amel serta memohon untuk mendengar penjelasannya. Diikuti Andre yang berdiri dibelakang Bella.

Amel diam, masih menunduk. Tidak berniat mengeluarkan suara. Amel tidak tahu harus bagaimana pada Bella.

"Mel," panggil Bella lirih dan ikut menunduk seperti Amel.

"Ngapain kalian disini? gak punya malu setelah apa yang kalian perbuat sama Amel hah?!" ucap Raffi dengan nada tinggi.

"Ngapain harus malu!" Jawab Andre enteng dan melipat kedua lengannya di dada.

"Dasar cowo bajingan!" teriak Raffi geram melihat manusia didepannya ini.

Dengan emosi yang meluap lupa Raffi berdiri dari duduknya,

Bugh

Raffi melayangkan pukulannya dipipi Andre. Tak mau kalah, Andre membalas memukul Raffi, namun dengan lincah Raffi menghindar. Raffi menonjok perut, pipi kanan, pipi kiri, dan menendang Andre hingga Andre tersungkur dan mengeluarkan darah segar dari sudut bibirnya.

"Bangsat!" Andre langsung bangkit dan menonjok pelipis Raffi hingga darah segar Raffi terbuang sia sia hanya karena cowo sialan itu.

"Woi udah woy!" teriak Adam yang berusaha melerai Raffi dan Andre namun gagal.

Amel pun ikut membantu Adam melerai perkelahian diantara Mereka.

"Raffi stop!" Amel memeluk Raffi dari belakang dan menahan tubuh Raffi agar tidak melayangkan pukulan lagi.

"Awas mel! Jangan disini!" pekik Raffi yang masih Ingin menghajar Andre.

Adam juga menarik tubuh Andre untuk menjauh.

"Brengsek lo!" kata Raffi yang sudah ditarik jauh oleh Amel.

"Udah fi udah!" lerai Amel lalu menarik Raffi untuk duduk.

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang