part 31
Amel menggenggam erat telapak tangan Raffi, ia meneteskan air mata nya. Tak menyangka semua nya menjadi seperti ini.
"Sebaiknya sekarang kamu panggil kedua orang tua nya, untuk mengurus semua kebutuhan pasien disini. Pasien harus rawat inap sampai ia kembali pulih ya nak." Jelas Dokter cantik itu merasa iba pada sepasang kekasih ini.
"Raffi harus rawat inap ya dok? Separah itu dok?" Tanya Amel sesenggukan.
"Ya kita lihat nanti, kalau dia cepat sadar berarti tidak terlalu parah kok."
"Tapi kalo Raffi bangunnya lama gimana dok?" tanya Amel semakin memelas.
Dokter cantik yang diketahui bernama Yuni itu terdiam sejenak, menatap Amel iba. Dokter Yuni mengelus bahu Amel yang tubuhnya semakin bergetar.
"Harus dirawat inap sayang. Perut nya mungkin terkena tendangan yang sangat kuat, hingga membuatnya seperti ini, kamu sabar aja sayang."
"Ta..tapi dok, saya takut Raffi kenapa napa.."
"Nggak kok sayang. Lebih parah pasien yang disebelah tuh," kata Dokter Yuni menunjuk gorden sebelah ranjang Raffi. Memang saat ini Raffi belum dipindahkan ke ruang rawat inap, karena belum ada kedua orangtua nya. Jadilah Raffi masih berada di UGD.
Amel menatap gorden putih polos yang tertutup disebelah nya. "Emang dia kenapa dok?" tanya Amel penasaran.
Dokter Yuni tersenyum. "Dari kemarin malam dia gak sadar sadar, keluarga nya pun kami tidak tahu. Kami juga bingung cara mengabari keluarga nya, ponsel pasien tidak ada, ktp atau semacamnya pun tidak ada."
Amel mengerutkan dahi nya. "dia kenapa?"
"Kemaren warga bawa pasien kesini, kata nya dia kecelakaan parah, dia bertabrakan dengan truk yang cukup besar, hingga membuat nya seperti sekarang. Sungguh kasihan dia. Dia juga butuh darah AB tetapi sampai sekarang belum ada."
"Kasian banget dok. Dirumah sakit ini tidak ada darah AB memangnya?" tanya Amel yang semakin penasaran dengan cerita dokter Yuni.
"Disini hanya ada darah O saja. kami juga sudah mencari tetapi tidak ada...kalau sampai 1 minggu tidak ada darah AB dia akan---" ucapan Dokter Yuni terhenti saat Amel terkejut melihat tangan Raffi bergerak pelan.
"Raffii.."
"Tangan dia bergerak dok!" ucap Amel senang.
Dokter Yuni segera mengecek nya, ternyata hanya sebuah gerakan kecil yang hanga sesaat.
"Dia masih belum sadarkan diri.. sabar dan terus berdoa ya "
Amel mendengus kecewa, ia kira Raffi akan segera sadar, tapi ternyata tidak.
Amel mengangguk, "Ya udah makasih dok."
"Iya...kalau begitu saya keluar dulu."
Amel kembali teringat untuk menelpon Bunda Mila. Ia mengambil ponsel Raffi yang untungnya masih tersisa sedikit baterai.
Amel menelpon Bunda Raffi, Mila. Amel memberitahu kepada Mila. Terdengar suara Mila disana yang sangat panik, Mila dengan sangat tergesa gesa mengatakan akan segera menuju rumah sakit. Setelah itu, tidak ada suara lagi. Amel pun mematikan teleponnya.
"Raffi cepet sadar ya, Amel sayang loh sama Raffi. Raffi cepet bangun ya."
*****
"Meli kamu pulang dulu nak, kan udah ada Bunda disini." sedari tadi Kartika sudah membujuk Amel agar ia mau pulang, Kartika tidak tega melihat Amel yang sudah berantakan. Baju kotor, rambut berantakan, rok pun kotor.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENYESAL [COMPLETED]
Teen Fiction[LENGKAP] 'Menikah' karena terpaksa, itulah Andre & Amel. Kedua insan tersebut masih duduk dibangku SMA, karena perjodohan orang tua lah akhirnya mereka menikah dan tinggal satu atap. Sejak menikah, Amel mengalami kepahitan hidup. Setiap hari nya, A...