(52)

59K 2K 120
                                    


Amel memegang koper nya, ia berjalan perlahan, menatap Andre yang wajah nya sudah basah dipenuhi air mata yang terus mengalir. Amel tak menyangka Andre sampai menangis hanya karena Amel pergi.

Andre hanya diam, pandangannya kosong menatap Amel. Hati nya benar benar sudah hancur, dan tak bisa dibetulkan kembali. Inilah kali pertama seorang Andre menangis didepan Amel dan ia menangis sejadi jadi nya.

Tubuh nya sangat lemas, namun ia paksakan untuk tetap berdiri.

Amel berjalan perlahan melewati Andre, setelah melewati Andre. Amel langsung berlari kecil bersama kopernya, ia membuka pintu utama, Amel menoleh menatap Andre yang masih terbengong disana.

Hati Amel serasa menjerit menatap punggung Andre yang rapuh.

"See you, Andre Adinata," ucap Amel pelan.

Amel menutup pintu nya dengan sangat pelan.

Andre membalikkan tubuh nya, ia menggeleng kuat, lalu berlari sangat cepat kearah pintu, ia membuka nya.

Andre memegang kedua telapak tangan Amel. Amel langsung melepas tangannya dari Andre,

"Mel..." lirih Andre, ia mengusap air mata nya kasar, tetapi percuma, karena air mata Andre jatuh lagi membasahi sebagian wajah Andre.

"Andre, aku mohon, jangan kayak gini!" Amel memekik, ia sangat iba melihat Andre sampai segitunya.

"Jangan kayak gini? Ini semua karna lo mau pergi, Mel. Tolong ngerti, gue nggak punya siapa-siapa lagi selain lo," ucap Andre dengan sorot mata melemah.

"Gue mau hidup sama lo, dan inget Mel," Andre memegang perut Amel yang masih rata. "Ini anak kita."

"Hubungan ayah dan anak ngga bisa dipisahin." Amel menyingkirkan tangan Andre dari perutnya. Amel juga tahu itu anak Andre, tapi Amel tak mau hidup dengan Andre lagi, ia trauma.

"Please, Kasih gue satu kesempatan! Gue janji ngga akan kecewain lo, Amel." Amel tetap diam menatap Andre yang ingin melanjutkan ucapannya.

Andre memegang kedua bahu Amel "Lo liat mata gue," kata Andre menatap Amel intens.

Amel mendongak, menatap mata Andre yang begitu memilukan, sembab, merah, dan tatapannya sendu.

"Aku serius, sumpah demi tuhan. Aku udah berubah, kamu jangan takut lagi aku ngga akan nyakitin kamu lagi. Tolong jangan tinggalin aku." Andre berucap menggunaksn bahasa aku-kamu dengan nada serius, namun begitu jelas tersirat kesedihan yang begitu dalam.

Amel tetap diam menatap mata Andre lekat, tatapan Andre begitu serius, ia mengucapkan dengan serius.

"Ayo, masuk kerumah."

Amel menggeleng pelan. "Aku ngga bisa," tolak Amel. Wajah Andre sangat sedih, ia langsung terduduk rapuh, menyenderkan punggungnya di tembok sebelah pintu. Ia menatap ke depan dengan pandangan kosong.

Tak bisa dipungkiri, Air mata Amel pun jatuh lagi menatap Andre. Ia sangat tak tega melihat Andre seperti ini.

Amel pun berjalan perlahan meninggalkan Andre, ia membuka pintu pagar yang menghasilkan suara cukup bising.

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang