(10)

141K 3.8K 76
                                    


"Ayo," ucap Andre yang sudah siap.

Ganteng. Eh? Ga deng hihi.

"Ayo cepetan! Kenapa malah ngeliatin gue?"

"Eh iyaiya."

***

Amel mengetuk pintu rumah kedua orang tua nya. Amel menatap rumahnya, ia kangen tinggal disini.

Tak lama, Shinta membukakan pintu.

"Eh sayang, mama kangen bangett sama kamu." Terlihat wajah senang Shinta karna Amel berkunjung kerumah.

Shinta langsung memeluk Amel, mencium pipi kana, pipi kiri, dan pelipis Amel.

Seperti biasa, Amel mencium tangan mamah nya. Amel menyenggol andre, memberi kode agar bersalaman juga. Andre sudah tau tanpa Amel memberi kode, Andre pun mencium punggung tangan Shinta.

"Kalian kok baru dateng sih?" tanya Shinta.

"Eum maaf mah, akhir akhir ini kita banyak tugas dari sekolah, dan kita kan persiapan UN hehe." Jawab Amel berbohong. Padahal, Amel ingin sekali kerumah orang tua nya setiap hari. Tapi mana bisa. Andre saja selalu melarangnya.

"Iya mah, kita lagi sibuk disekolah," sahut Andre dengan senyuman palsu nya.

"Ohh, yasudah ayo kita ngobrol ngobrol didalem."

***

Disebuah taman yang luas dan sejuk. Disanalah Bella menangis. Menangis se kencang-kencang nya. Ia tidak peduli orang-orang memperhatikannya.

"Dam."

"Lo kenapa? Cerita aja sama gue."

Adam. Dia kini sedang berusaha menenangkan Bella, sahabat nya dari kecil itu.

Adam orang baik. Dia Rajin beribadah, membantu orang, dan masih banyak kebaikan lainnya. Ya meski terkadang otak nya sedikit miring. Dia juga kelas 3 SMA, dan yang jelas beda sekolah dengan Bella.

"Yaudah, kalo lo gamau cerita gapapa. Nangis sepuas puas lo. Kan kata orang nangis bisa bikin tenang haha..." ucap Adam dengan kekehan diakhir kata. Adam orang yang sering tertawa, setiap hari dia selalu tertawa, seperti tak pernah ada beban dihidup nya.

Bella masih tetap menangis dalam diam. Dia tidak tahu harus menceritakan kejadian memalukan ini atau tidak. Bella benar-benar bingung harus bagaimana.

Andre tidak mengancam Bella sama sekali, jadi seharusnya sih Bella jangan tutup mulut. Tapi yang Bella pikirkan adalah Amel. Bagaimana dengan Amel kalau Bella membeberkan semua nya?

Bella menghela nafas, mencoba untuk tenang. Bella menoleh pada Adam dan tersenyum seakan diri nya baik-baik saja.

"Eh es buah tuh! Seger banget nih panas panas gini minun es buah. Lo tunggu sini ya, bentar."

Bella hanya menganggukkan kepala, menghapus air mata yang terus mengalir. Sudah beberapa kali Bella mencoba tidak mengeluarkan air mata lagi. Tapi sulit, Bella masih tetap mengeluarkan air mata nya.

Oh ya, Adam dan Bella memang sering bermain di taman ini. Mereka sudah seperti adik kakak. Sejak umur 3 tahun mereka sudah sangat dekat, apa-apa selalu bersama. Dan waktu SD Amel juga bergabung dengan mereka, jadilah mereka bertiga bersahabat baik. Dan Amel juga cukup sering ikut ke taman ini.

Setelah menunggu akhir nya Adama datang membawa es buah. "Nih bel. Sekarang lo berhenti nangis." Adam memberikan sapu tangan nya. Menyuruh Bella untuk menghapus air mata nya.

Bella menggelengkan kepala. Ia mala menghapus air mata nya, pada akhir nya juga Bella akan menangis lagi.

"Bella, ayo dong! Ayo Bella Bella Bella ceria lagi!!" seru Adam heboh.

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang