(45)

101K 3.2K 275
                                    

part 45

Tak butuh waktu lama keluarga Amel sampai dirumah Raffi. Amel mengetuk pintu.

Pintu terbuka. Kartika tersenyum ramah, ia mempersilahkan keluarga Amel masuk. Kartika menyuruh pembantu rumah tangga nya membuatkan minum, selanjutnya ia memanggil Raffi dan Arthur di lantai dua.

Semua nya berkumpul diruang tamu serta minuman sudah tersaji disana.

"Sebelumnya saya minta maaf atas apa yang Raffi lakukan pada Amel, kami juga ngga percaya dan sangat kecewa sama dia," ucap Arthur membuka pembicaraan.

"Semua sudah terjadi, jadi mau bagaimana lagi," kata Shinta.

"Ya coba kalo Raffi ngga ngelakuin hal bodoh," sindir Aldy.

Shinta menyenggol lengan Aldy. "Ssshh pah."

"Maafkan anak saya Pa Bu, padahal saya ngga pernah ngajarin hal buruk, entah kerasukan apa dia itu. Maaf sekali lagi," ujar Kartika tidak enak dan meminta maaf. Kartika juga tak habis pikir mengapa Raffi menjadi bodoh.

"Iya, tapi yasudahlah udah terjadi juga kan. Maafkan suami saya dia memang belum ikhlas mungkin," balas Shinta ramah.

"Apa kalian udah tau kalo Amel masih punya suami yang urusan cerai nya belum beres?" tanya Aldy.

"Udah. Raffi udah cerita semua nya," jawab Arthur.

"Ya, saya memang salah menjodohkan putri saya. Dan saya ngga mau kalo kejadian itu terulang lagi, saya harap anak bapak tidak seperti suami anak saya," ujar Aldy.

"Ngga akan Om, saya bener bener mencintai Amel," sahut Raffi tersenyum tulus. "Iya Pah, Amel percaya sama Raffi," tambah Amel.

"Hmm, dasar anak muda," ucap Aldy. mereka pun tertawa kecil karena ucapan Aldy.

"Jadi, kapan kira kira mereka menikah?" tanya Kartika.

"Amel dan suami nya mungkin selesai bercerai satu minggu, saya juga ngga bisa memastikan. Bisa lebih cepet atau justru lebih lama. Jadi kita tunggu perceraiannya selesai," jawab Aldy.

"Untuk sementara ini, mungkin Amel ngga akan pulang kerumah suami nya lagi, dia tinggal sama kita," kata Shinta.

"Bagus tante!" sahut Raffi lagi.

"Sebenernya saya marah sama anakmu Raffi itu, dia itu keterlaluan," ucap Aldy lagi lagi membahas itu, sambil menatap Raffi. Shinta menyenggol lengan Aldy, memberi kode agar tidak usah dibahas lagi.

"Iya kami tau. Tolong maaf kan Raffi Pa," balas Kartika.

"Memang dia entah kenapa jadi bodoh seperti ini," ujar Arthur dengan tawa kecil nya.

Entah Sudah berapa kali Raffi dikatakan bodoh. Raffi hanya sabar dan mengelus dada. Iye deh gue bodoh.

"Raffi ngga bodoh Om," sahut Amel tertawa kecil.

"Kamu masih aja ngebela dia," gumam Aldy.

"Nama nya juga cinta pah, kayak ngga ngerti aja sih papah," ujar Shinta tertawa.

"Nah bener kata tante," sambung Raffi.

Dalam hati, Amel dan Raffi bersyukur bisa memiliki keluarga yang mau menyelesaikan masalah dengan kepala dingin seperti ini. Jarang sekali dua keluarga yang mau menyelesaikan dengan kepala dingin. Amel bersyukur Raffi tak terlalu di marahi habis-habis an.

"Yasudah pak--" Aldy belum berkenalan dengan Arthur. "Panggil aja Arthur," sahut Arthur. Aldy mengangguk.

"Yasudah Arthur, nanti saya kabarin secepatnya kalo perceraian anak saya udah beres."

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang