(34)

82K 3.1K 645
                                    

part 34

Amel melangkah keluar komplek nya, mencari kendaraan umum yang bisa ia naiki.

Sebenarnya, Amel ingin sekali kerumah sakit terlebih dahulu, menemui Raffi. Tetapi, Raffi melarangnya, ia bilang Amel harus sekolah dulu baru Amel boleh kerumah sakit. Akhirnya dengan hati yang berat, Amel tidak jadi kerumah sakit, melainkan ke sekolah.

Amel terus menatap jalanan yang sepi kendaraan umum, hanya dipadati kendaraan ber roda dua dan roda empat. Ia melirik jam tangannya, masih pagi, Amel masih terlihat tidak khawatir karena hari masih pagi.

Gadis yang menunggu kendaraan umum itu kesal, karena tidak mendapat kepastian satu pun kendaraan umum.

"Ah! Kalo gini terus tiap hari, aku bisa terlambat terus!"

"Minta supir baru aja kali ya? Pasti papah ngebolehin banget." ucap Amel pada diri sendiri.

Brumm brummm

Amel menoleh. Amel sedikit terkejut saat melihat Andre didepannya dengan motor ninja kesayangannya.

"Lohh kamu udah pulang dari..." Amel menghentikan ucapannya, Andre tidak boleh tahu kalau Amel kemarin berada dirumah sakit, menjenguk dan mendonorkan darahnya.

Andre mengernyit, "pulang dari apa?"

Amel menggeleng cepat, "Enggak kok."

"Lo gak tau gitu, gue masuk rumah sakit?" tanya Andre dingin.

Amel hanya menggeleng. "Emang kamu kenapa?" tanya Amel sok tidak tahu.

"Ya gitulah, kata dokter untungnya ada orang baik hati yang donorin darahnya buat gue...." ucap Andre menggantung."kira kira siapa ya orang itu?"

"Eh kenapa gue curhat! Ah udahlah!"

"Gue balik dulu."

"Eh sekolah ndre! 5 hari lagi UN lohhh." peringat Amel.

"Ya terus kalo UN kenapa?" tanya Andre cuek.

"Ya..ya belajar ke sekolah." jawab Amel asal.

Andre tak peduli, kemudian ia melaju bersama motornya, masuk ke dalam komplek.

"Untung aja Andre gak tau kalo aku yang donorin darah buat dia." ucap Amel lega.

Walaupun Amel harus kehilangan darahnya hanya untuk orang yang jahat pada nya, Amel ikhlas. Sangat ikhlas. Padahal, fisik Amel akan menjadi lemah karena darah dalam tubuh nya berkurang. Tetapi, Amel tidak memikirkan itu. Ia hanya ingin suami nya selamat. Suami yang tidak menganggapnya ada.

Amel terus melamun hingga tak sadar ada bus didepannya.

"Neng naik yo!" teriak sang assistan supir bus.

Amel langsung mengangguk semangat, akhirnya ada juga kendaraan umum yang lewat.

*******

"Yaampun Amel!" Teriak Saras ketika Amel baru saja memasuki kelasnya.

"Lo kemana kemaren?" tanya Saras, lalu duduk disebelah Amel.

Amel menaruh tas nya dibelakang kursi, lalu menatap Saras dengan lesu. Pikirannya masih saja tertuju pada Raffi yang masih dirumah sakit.

"Kemaren aku telat."

"Tumben lo telat?" tanya Saras heran.

"Ya aku kerumah sakit dulu." jawab Amel.

"Hah? Siapa yang sakit?"

"Raffi."

"Lah sejak kapan dia sakit?"

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang