(30)

89.6K 2.6K 261
                                    

part 30

Amel berjalan lambat dengan sengaja, ia berjalan selambat mungkin, untuk memperlambat waktu. Amel masih bingung memikirkan jawabannya.

Ia terus melangkah lambat dengan kepala terus menunduk, seperti sedang bingung memikirkan sesuatu.

Amel menarik napas dalam dalam, lalu membuang nya kasar. Menatap kosong kedepan. Otak nya masih terus berdebat tentang jawaban apa yang akan Amel berikan.

Hati dan Pikiran Amel serasa berdebat, serumit itu kah?
Amel tersenyum. Ia kini mulai berpikir jernih tentang Raffi. Seperti nya sudah mendapat jawaban yang tepat.

Tak sadar, kini Amel sudah berada didepan gerbang sekolahnya, ia terus melangkah menuju halte. Bibirnya terangkat membentuk senyuman, ia sudah siap memberi jawaban kepada Raffi.

Dilihatnya Raffi sedang berdiri sembari mondar mandir, Amel mendekati Raffi dan menepuk bahu nya. "Hai."

"Eh meli," sapa Raffi lalu menarik Amel duduk dihalte sekolah yang kebetulan sepi, hanya mereka berdua saja yang ada disana.

Raffi terus tersenyum tanpa pudar, "gimana?"

Amel berdehem, menatap Raffi serius. "Gimana apa nya?" Amel terkekeh pelan.

"Jadi pacar gue?"

"Mau nggak yaaa?" ucap Amel dengan memperlihatkan deretan gigi mungilnya.

"Terserah lo, gue nggak maksa kok."

"Mau nya gimana?" tanya Amel.

"Ya jelas gue mau nya lo nerima lah," ucap Raffi terkekeh lalu mengacak rambut Amel.

"Yaudah."

Raffi mengernyit, "yaudah? Yaudah apa nya?"

"kamu mau aku terima kan?"

Raffi mengangguk angguk. "Iya. Terus?"

"Emmm Sekarang aku mau tanya dulu, jawab cepet ya!" pinta Amel lalu menatap Raffi serius.

"Iya oke."

"Harus cepet! Satu detik harus udah jawab!"

Raffi membulatkan mata nya tak percaya. Bagaimana bisa satu detik? Apa harus secepat itu?

"Oke oke." jawab Raffi pasrah.

"Pertanyaan pertama," ucap Amel menggantung. "Raffi cinta sama Amel?"

"Cinta!" jawab Raffi sangat cepat.

"Raffi sayang sama Amel?"

"Banget!"

"Nanti kalo Amel janda Raffi masih mau nikahin Amel?"

"Gak masalah!"

"Raffi sayang keluarga Amel?"

"Pasti!"

"Nanti Raffi jelasin ya ke orang tua Amel."

"Siap!"
"Emm apalagi ya? oh iya, Raffi suka gak sama Bella?"

"Gak banget!"

"Tapi Raffi gak benci kan sama Bella?"

Raffi terdiam, ia bahkan tidak tahu ingin menjawab bagaimana.

"Raffi kok diem? Raffi gaboleh benci sama Bella!"

Raffi menghembuskan napas nya kasar, kemudian ia mengangguk. "Iya gue nggak benci kok sama Bella."

Amel mengangguk angguk, menatap wajah Raffi,lalu tertawa pelan

"Kenapa?" tanya Raffi heran melihat Amel menertawai dirinya.

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang