Amel merebahkan tubuh nya ke kasur miliknya. Amel sudah kembali kerumah nya lagi.
Amel menatap langit langit kamar nya, pikirannya kemana-mana. Bayangan tentang Andre tadi masih terputar diotak nya. Amel melihat Andre sangat tulus, ia juga iba melihat Andre. Tapi Amel bimbang harus bagaimana.
Amel berusaha menenangkan pikirannya, kedua mata nya ia tutup, ia mengatur napas nya. Ia membenarkan posisi nya, ia berusaha memejamkan mata nya karena ini sudah malam. Ia sudah mengantuk.
Ponsel Amel berdering, Amel terpaksa membuka mata dan bangkit, mengambil ponselnya di atas nakas, kemudian mengangkat panggilan itu.
"Halo? Ini siapa?" tanya Amel, karena yang menelfon Amel nomor tidak dikenal.
"Gue Fany. Lo Amel kan?"
Rasa kantuk Amel menghilang, ia membenarkan posisi nya menjadi duduk.
"Dapet nomer aku dari mana?" tanya Amel. Fany tak menggubris pertanyaan Amel, ia langsung to the point.
"Gue tau lo hamil anak Andre kan?bukan anak Raffi."
Amel meneguk saliva nya mendengar penuturan Fany. Ia terdiam sejenak memikirkan jawaban.
"I-iya," jawab Amel ragu-ragu.
"Gue harap lo sadar diri, lo masih punya suami kan? lo ngehiatin suami lo?" kata Fany ketus.
Amel menghela nafas nya. "Kamu ngga tau apa-apa tentang masa lalu aku dan masalahku."
Fany berdecak. "Ck, ya ya ya. Tapi disini gue cuma kasian doang sama Raffi, mau aja dia nikah sama lo, mana hamil anak orang. Ups," sindir Fany keras.
Ucapan Fany memang benar. Raffi mau saja menikahi Amel padahal Amel tengah mengandung anak Andre. Amel juga sadar diri kok.
"Kenapa lo diem? Gue bener kan? Mending lo pikir-pikir. Kasian juga suami lo," ucap Fany.
"Kamu siapa sih? Kenapa tau semua tentang aku, Raffi, dan Andre?" tanya Amel bingung. Entah dari mana datangnya Fany, udah gitu Fany tahu semua.
Tidak terdengar suara Fany disebrang sana. Artinya Fany sedang diam, memikirkan jawaban mungkin
"Halo." Amel memanggil karena tidak ada jawaban dari Fany.
"Ya...ya gue tau lah, kan gue udah nyari semua informasi tentang Raffi." Fany menjawab.
"Serius?" tanya Amel yang masih ragu, sangat ragu.
"Yaiyalah, lagian Raffi lebih pantes sama gue," kata Fany sombong.
"Maaf ya Fany, aku ngga maksa Raffi buat nikah sama aku, tapi Raffi sendiri yang mau. Kamu tau kenapa? Karena cinta Raffi ke aku sangat kuat, begitupun sebaliknya," ucap Amel.
"Eh sombong banget lo. Lo egois tau ga, cuma karena cinta. Tapi lo ngga mikir kedepannya. Lo ngga mikirin suami lo, lo ngga mikirin Raffi. Bener bener EGOIS!" Fany menekan kata 'egois' ia kesal dengan Amel.
Amel menghela nafas lagi. "Kamu ngga tau masa lalu aku sama suami aku, kalo aja kamu tau pasti kamu juga lebih milih pergi dari suami aku," sahut Amel begitu. Fany tidak tahu saja trauma yang Amel alami, meski sekarang Amel tidak takut lagi sih karena Andre sudah berubah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENYESAL [COMPLETED]
Teen Fiction[LENGKAP] 'Menikah' karena terpaksa, itulah Andre & Amel. Kedua insan tersebut masih duduk dibangku SMA, karena perjodohan orang tua lah akhirnya mereka menikah dan tinggal satu atap. Sejak menikah, Amel mengalami kepahitan hidup. Setiap hari nya, A...