(22)

125K 4.1K 935
                                    

part 22

Ditengah perjalanan mereka berdua, Raffi menghentikan motor nya karena lampu merah.

Seseorang memicingkan mata nya dari dalam mobil yang melihat ke arah Amel.

"AMEL!"

Amel yang merasa namanya disebut menoleh ke sumber suara. Ternyata suara Saras dari mobil disebelah Amel.

"Eh saras?" Amel tersenyum.

"CIE BONCENGAN." Teriak Saras sengaja agar Raffi mendengarnya.

Raffi pun ikut menoleh.

"Iya dong kita Sweet kan hujan hujanan bareng?" canda Raffi sambil terkekeh.

"SWEET BANGET!" ucap Saras berbinar.

"Apansih!" sentak Amel lalu memukul-mukul pundak Raffi.

Raffi hanya terkekeh geli.

"Eh tolong fotoin kita dong!" pinta Raffi pada saras. Saras mengacungkan jempol nya lalu mengeluarkan ponselnya.

"Raffi!" pekik Amel dengan tawa kecilnya.

"Eh gaya nya lo peluk gue Mel!" pinta Raffi sebelum saras memotret mereka.

Amel dibuat salting olehnya. Dengan segera Amel memeluk Raffi dan tersenyum kearah kamera.

"3 2 1!" Aba aba Saras dan memotret mereka.

Saat lampu berubah menjadi hijau. Saras berpamitan dan mobil nya melaju dengan kecepatan sedang.

Tin tin

Suara klakson mobil mengagetkan Amel dan Raffi.

"Raffi ayo jalan!" desis Amel kesal. Sudah tau lampu hijau, mengapa Raffi masih diam ditempat? mungkin modus hahaha.

"Gue masih pengen bareng lo!"

Seketika Amel mematung. Mencoba terlihat tidak salting. Namun nyata nya detak jantung Amel berpacu cepat. Tidak bisa dipungkiri Amel dibuat salah tingkah karena ulah Raffi.

Dengan terpaksa Raffi melajukan motornya. Menuju rumah Amel. Karena Amel meminta pulang. Padahal Raffi masih ingin bersamanya.

Entahlah, rasa nya Raffi ingin terus bersama dengan Amel. Hati nya terasa hangat saat bersama Amel. Apakah ini yang dinamaka jatuh cinta? Raffi juga tidak tahu dengan perasaannya sekarang.

Diperjalanan Amel menikmati Hujan yang membasahi dirinya. Merasakan kesegaran dari air hujan.

"Makasih, Raffi." kata Amel dengan senyum lalu melepas helm nya.

Raffi mengacak rambut Amel yang basah karena terkena hujan walaupun ia sudah memakai helm.

"Sama sama, Meli!" sahut Raffi.

"Amel, Raffi Amel!" gumam Amel yang mengoreksi nama panggilannya.

"Mau tau gue kenapa manggil lo beda?" tanya Raffi yang menatap lurus bola mata coklat Amel.

"Kenapa?"

Raffi tersenyum hangat. "Karena lo spesial."

Untuk ke sekian kali nya Amel dibuat mematung. Detak jantungnya berpacu dengan kecepatan tinggi. Salah tingkah. Amel sebelumnya tidak pernah merasa seperti ini dengan seorang lelaki. Apa ini cinta? Entahlah Amel tidak mengerti mengerti yang namanya cinta.

"Cie salting!" goda Raffi lalu mencubit pipi kanan Amel.

Kini kedua pipi nya merona. Merasa hawa panas menjalar ke bagian wajahnya.

MENYESAL  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang