Monochrome Rainbow (VerKwan oneshot)

2.6K 224 55
                                    

"Hansol-ah! Kumohon, jadi partnerku untuk acara amal ya? Hanya kau yang fasih berbahasa asing dan  bisa rap"

"Tidak. Aku terlalu malas & Kau terlalu berisik Kwan"

"Kumohon~ Sebagai balasan aku akan rutin masak bekal makan siang untukmu, oke?"

"Sekali tidak tetap tidak, dengar itu gendut"

"Aku tidak gendut! AH MOLLA! Terserah kau mau menghinaku apa, pokoknya kau harus mau!"

.

.

.

.

.

Monochrome Rainbow

VerKwan

Vernon/Hansol – Seungkwan (GS)

Oneshot

.

.

.

.

.

"Untuk anda semua yang akan beraktifitas hari ini, kami akan membacakan prakiraan cuaca disejumlah daerah di kota Seoul. Sabtu 3 maret 2018, kota sebagian besar kota seoul akan dilanda hujan disertai badai. Jadi berhati-hatilah saat diluar dan untuk selalu sedia payung atau jas hujan---"

Sabtu pagi dijarum jam pendek belum tepat di angka delapan, putra tertua keluarga Choi menyibukan diri di kamar untuk bersiap.

Bukan untuk bersiap seperti biasa saat akan berangkat ke kampus, tetapi janji kencan – coret- latihan rutin bersama teman sekelasnya di pusat kebudayaan kota.

Dua hari lalu gadis gembul yang sudah sebulan ini mengekorinya memaksa untuk bertemu di lokasi lain yang berbeda dari tempat latihan biasanya.

Gadis itu mengeluh jengah dan bosan jika terus-terusan latihan dalam ruang vocal atau musik di gedung unit kegiatan mahasiswa.

Katanya jika latihan di luar pasti akan lebih segar dan sekalian melatih mental didepan panggung nantinya.

Janji bertemu keduanya di jam 9 pagi dekat namsan tower, dan sekarang deting jam terus bergerak maju mendekati pukul 9 kurang 10 menit.

Vernon Chwe, atau biasa gadis Boo panggil Hansol dibuat bingung dan gugup karena entahlah, mungkin ini hanya pemikiran Hansol sepihak.

Lelaki setengah berdarah amerika itu menganggapnya kencan pertama, dan ia mengalami krisis kepercayaan diri.

Aneh memang jika ia kata kan kencan, padahal gadis Boo sendiri tidak mengkoarkan bahwa janji temu mereka adalah kencan. Ingat, Hanyalah latihan rutin di luar ruang musik.

"Vernon, jangan lupa bawa payung mu!"

"Ya Mom, Aku berangkat!"

Dasarnya Hansol bandel, ia mengabaikan pesan sang omma untuk membawa payung. Saat ia tiba di luar apartemen agaknya ia menyesal sudah meninggalkannya di meja dekat rak sepatu.

"Sial, mulai gerimis. Semoga Seungkwan meneduh dan tak kehujanan"

Secepatnya kaki jenjang itu ia bawa lari menuju halte terdekat, beruntung saat bus tiba dan dirinya mendapat bangku hujan baru turun mengguyur bumi.

Decak kesal ia proteskan, mengapa dari semua hari dalam seminggu terakhir, harus hari ini hujan badai menyapa Seoul?

Bagaimana nasib kencan outdoor mereka nanti?

My ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang