PLEDGE (4-End)

1.4K 184 125
                                    

MY I

PLEDGE (4-end)

SoonHoon

Soonyoung - Jihoon (UKE for GS)

(Sebelum baca kusarankan ngeplay media yg aku post--- itu lagu jepang dr judul yg sama, lagunya The Gazette - PLEDGE, hehehehehehe)







Jihoon menolak ikut datang ke rumah sakit. Kakinya lemas dibuat berdiri, pikiran bercabang seribu menduga macam-macam. Kwon Soonyoung bagaimana kabarnya?

Dia... harus selamat.



.



Minggu siang, Jihoon semalam menginap dirumah Wonwoo. Kamar kontrakan Soonyoung kosong, Jihoon benci kembali pulang dalam ruangan tanpa siapapun. Terlebih saat tahu si surai merah masih bertahan di RS belum diberi izin pulang karena luka yang ia dapat cukup serius.

Siang menjelang, dengan memakai kaos kebesaran milik Wonwoo, gadis mungil itu berjalan lebar-lebar menuju pom bensin. Kata Mingyu si surai merah sudah disana, ia tidak betah di RS dan memaksa pulang.

"Kau gila hyung, nekad kesana seorang diri"

"Aku tidak ingin melibatkan kalian"

"Tapi ini sudah jadi tanggung jawab bersama! Kau mengambil resiko, Soon-hyung"

"kkkk, biarlah. Yang penting aku sudah mematahkan salah satu gigi kelinci menggelikan si Jeon brengsek"

"Benar-benar gila! Kau yang terbaik hyung—ah. Jihoon kesini"

Mendengar nama gadis yang sudah seminggu lebih itu menginap dikontrakaannya cepat Soonyoung berbalik. Meringis sakit karena lengan terlukanya bergesekan dengan celana jeans.

"Boleh kupinjam ketua kalian sebentar?"


.


Kini keduanya duduk saling berhadapan diatas padang rumput belakang Smu Soonyoung dulu. Saling berpandangan melempar tuduhan yang membuat si surai merah berponi tinggi itu terkekeh. Lee Jihoon berpuluh kali lipat lebih menggemaskan saat memasang wajah cemberut.

"Wae?"

Tidak ada jawaban, Jihoon masih mempertahankan wajah kesalnya dan Soonyoung kembali tertawa hambar. Tawa itu luntur berganti raut wajah serius dengan kedua alis bertaut tak suka.

"Jangan menangis"

"Aku tidak"

"Kau iya"

"T-tidak.."

Sekuat tenaga Jihoon menahan air matanya untuk tidak keluar, namun sulit. Apa yang ia tahan dengan mudah meluruh saat jemari lecet Soonyoung mengusap pipi itu lembut.

"Aku baik-baik saja"

"Tidak. Kau nyaris mati"

"hahaha, Kwon Soonyoung tidak akan tewas semudah itu"

"Kau gila—kau---"

Hembus napas berat Soonyoung lepas sebelum menyatukan bibir mereka. Awalnya hanya saling menempel tanpa pergerakan. Namun saat manik membola si gadis menutup perlahan tanpa menafsir secara lisan pun ia paham artinya. Lee Jihoon mengkhawatirkannya sangat.

My ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang