PLEDGE (3)

1K 181 67
                                    

MY I

PLEDGE ( 3)

SoonHoon

Soonyoung - Jihoon (GS for Uke)










 Suara bising detingan alat dapur perlahan menyadarkan gadis pucat itu membuka mata beratnya. Teramat sulit untuk langsung menyesuaikan bias dari bohlam lampu gantung yang berdiri tegak secara terbalik diatas kepala.

Pening. Itu yang langsung Jihoon rasakan.

Gambaran visual yang manik berairnya tangkap sekarang berganti. Cukup teduh menutupi cahaya lampu yang membuat sedikit bernapas lega.

Wanita paruh baya diatasnya tersenyum lebar.

Wajah itu familiar, tapi Jihoon tidak paham siapa.

"Kau sudah siuman?"

Suara wanita itu terdengar lega saat ia mengambil handuk kering diatas dahi Jihoon.

"Putraku yang membawamu kemari. Sudah dua hari kau tak sadarkan diri karena demam. Kau ingin duduk?"

Wanita ramah tadi memapah Jihoon duduk dan bersandar pada kepala ranjang dengan tumpukan bantal tinggi agar nyaman. Tangan kiri terasa nyeri, seperti tertusuk jarum tepat pada nadi.

"Kami terpaksa menginfusmu, sayang. Soonyoung sangat khawatir saat seharian kau tidak bangun. Jadi kami memutuskan memasang infus"

Menatap dalam pada jarum yang terpasang, Jihoon mendongak menatap wanita paruh bawa didepan yang masih memantau dengan senyum hangat.

"Apa kau haus? Tunggu sebentar, akan kubawakan air minum"

Tanpa menunggu Jihoon mengangguk, si wanita bertubuh mungil melesat pergi kedapur dan tepat setelah ia pergi sesosok bocah yang Jihoon lihat sangat mirip dengan Soonyoung versi kecil datang menghampiri.

"Aku tidak menyangka Soon-hyung berkencan dengan gadis lemah sepertimu. Aku lebih suka Sana-nuna"

"Hah?"

"Sana-nuna dewasa dan bisa menjaga diri. Tidak lemah dan merepotkan sepertimu--- aw! Omma!"

Si wanita paruh baya kembali masuk membawa nampan berisi air dan sop hangat, sempat ia mengeplak kepala anak keduanya karena bersikap bar-bar dan kurang ajar pada yang lebih tua.

"Maafkan Jaehwan, Dia adik lelaki Soonyoung. Anak itu memang suka berkata kasar, tapi sebenarnya baik seperti kakaknya"

"Jangan samakan kami! Hyung bahkan berandal paling dibenci. Aku hanya suka dengan Sana-nuna!"

Jihoon cemberut tak terima dibandingkan. Meski ia sendiri tidak paham seperti apa wujud si Sana, tapi ia yakin mantan kekasih Soonyoung itu pasti sangat cantik dan berwibawa.

"Hubungi keluargamu, Soonyoung yang memintanya agar orangtuamu tidak merasa cemas"

"Tidak perlu"

"eh?"

"Dirumah tidak ada siapapun. Mereka tidak akan peduli..."

Jihoon menunduk dalam memainkan gelas kaca ditangan. Manik teduhnya kembali panas hanya untuk mengingat jika dirumahnya sendiri ia tak dianggap.

Wanita yang akhirnya Jihoon paham adalah ibu dari si Kwon tersenyum getir, agak paham situasi masalah keluarga yang dialami Jihoon. Jemari keriput itu memainkan surai Jihoon yang minggu kemarin ia cat sendiri dengan warna kopi. Meski dominan hitam, bukannya nampak baik yang ada itu terlihat lusuh dan tak beraturan.

"Kau merusak rambutmu, nak. Badanmu juga tidak kau jaga baik-baik. Aku selalu cemas melihat anak gadis terluka sepertimu"

Nyonya Kwon mengelus sayang si mungil dengan senyum gemas setiap Jihoon membuat gerakan kikuk. Sedang gadis yang masih belum sehat betul hanya bisa mengulum bibir dalam tanda tak tenang.

My ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang