Fight the Strom (2)

1.3K 226 105
                                    


MY I

Fight the Strom (2)

SoonHoon

Soonyoung - Jihoon (GS for UKE)

.

.

.

.

.

.

.

.

Memang benar itu rencana yang sudah Jihoon rancang. Mengantar balikan tanpa harus bertemu empat mata. beruntung kartu nama dan alamat perusahaan tertera jelas. Jadi Jihoon dengan mudah mendatangi resepsionis di gedung pencakar langit perusahaan otomotif terkemuka di Korea selatan.

Saat baru datang akan menitipkan paket untuk CEO Kwon, sosok tinggi berkulit tan mendekat penuh minat.

Memperhatikan dengan detail penampilan Lee Jihoon dari ujung atas ke bawah. Menurutnya tak ada yang menarik dari dirinya. Selain tinggi badan tampang bocahnya, mungkin.

"Nak, Apa kau membolos dan sedang mencari appa mu di kantornya? Siapa nama beliau? Bisa saya panggilkan---"

"A-aku tidak, bukan pelajar lagi dan bukan sedang mencari appa-ku"

Si pria tan mengangkat alis bingung, tersenyum kecil entah karena gemas dengan ekspresi kesal Jihoon atau hal lain.

"Kekasih--?"

"K-Kwon Soonyoung. Ini!"

Jihoon menyerahkan paperbag bermotif lucu pada pria berkalung nama 'Kim Mingyu'. Sedang pria yang disodori menautkan alisnya menyelidiki.

"Apa hubunganmu dengan CEO Kwon?"

"T-tidak ada. Aku hanya ingin mengembalikan barang miliknya" jelas jihoon sesingkat mungkin dan kembali berbalik pada nona resepsionis.

"Tolong serahkan, dia akan kesulitan jika dompet nya kembali hilang, tolong sampaikan maafku tidak bisa bertemu langsung, permisi"

Terburu Jihoon menuju pintu keluar, Mingyu antara sadar dan tidak mengejar mengikuti. Memanggil si gadis mungil dengan panggilan hey namun nihil, Jihoon bergerak cepat bahkan sudah menyeberang jalan dan naik ke bus yang pas saat itu baru tiba.

"Huh, Aku merasa tak asing dengan wajahnya.. tapi siapa?"

.

.

.

Sudah dua hari Hoshi, si kucing ras betina bersurai putih kapas menginap di kamarnya. Hoshi sangat tenang dan tidak banyak mengeong. Setidaknya ia bisa bernapas lega tanpa takut ketahuan induk semang.

Kucing putih itu bergerak susah payah mendekati kaki Jihoon saat tengah memasak nasi goreng kimchi untuk makan malam. mengelus lembut petanda minta diberi makan.

Gemas, Jihoon mengangkat keatas kasurnya dengan membawa mangkuk kecil berisi dryfood. Ikut berguling di samping memperhatikan.

"Kalo dilihat-lihat kau mirip kucingku dulu... kuberi nama Tamago, karena dia gemuk seperti telur dengan bulu putih lebat dan mata biru laut"

Berbalik tidur tengkurap, jemari mungilnya mengelus punggung itu lembut.

"Saat di Busan, Appaku benci Tamago karena dia kucing ras dan tidak mau makan nasi ikan teri, dan mengancam akan membuangnya. Beruntung aku bertemu oppa baik namun malang yang mau mengadopsi--- bau apa ini... AH! NASI GORENGKU!"

My ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang