"Earth to Icha!" Donghan metik jarinya di depan muka gadis yang sedang meratapi nasib sembari ngadem dibawah pohon raksasa depan fakultasnya.
Icha cuma natep Donghan sekilas, "Kalo mau ribut nanti aja gua lagi sibuk"
"SIBUK NGAPAIN SIH PADUKA PERASAAN DARITADI DUDUK DIEM AJA??!" balas Donghan lalu duduk disebelah ceweknya.
Takada respon karena Icha terlalu sibuk mikirin tugas kelompoknya.
Gitulah dunia perkuliahan, kalo gak temen sekelompok yang ngulah pasti dosennya. Kali ini Icha ngerasain dua-duanya.
Udah capek ngerjain makalah sedemikian rupa sendirian malah disuruh revisi sama dosennya.
"Pengen cepetan tamat. Gak enak kuliah. Capek" celetuk Icha yang sedang dalam mode putus asa.
Donghan yang lagi nandain buku buat bahan makalahnya nyaut, "Jika kau tak tahan capeknya belajar, maka tahankanlah perihnya kebodohan di kemudian hari"
"Talking shit isn't a solution"
"Baru juga revisi makalah ini bukan revisi skripsi" Donghan ngacakin rambut ceweknya gemes, "Yakin mau cepetan tamat? Yakin mau ninggalin ekskul yang ngebesarin lu?" tanyanya.
"Ekskul juga bikin capek sih"
"Hhhh my crazy poor girlfriend" terus Donghan ngadep ceweknya, "Oke tadi lu bilang pengen cepetan tamat kan? Terus lu kalo udah tamat mau ngapain? Kerja? Ngerjain kerjaan ekskul lu aja lu masih ngeluh capek" katanya.
"Siapa bilang gua tamat mau kerja?"
"Terus?"
"Kawin lah"
Icha butuh Nick Young.
-------
i don't let it show, but i've
been through some shit.