DASHA-4 📺 Ternyata 📺

3.2K 143 6
                                    

NOW PLAYING: FREEDOM - iKON
___
Ini bukan tentang siapa mereka, tapi tentang apa yang mereka miliki. Bakat.
___

Sasha hanya menganggukkan kepala saat Arka memberi penjelasan hingga mereka sampai didepan kelas Sasha kembali.

"Makasih kak, yaudah Sasha masuk dulu,"

Ingat pesan bunda,'Ucapkan terima kasih pada siapapun yang rela menolong dan mengorbankan waktunya buat kamu Sha'

Bunda lagi bunda lagi.

---

Arka segera pergi dari sana dan menghilang dari pandangan Sasha saat Arka melewati tangga menuju lantai tiga.

Saat itu juga, Sasha segera menuju ke dalam kelas.

"Kok cepet banget kelilingnya Sha?" tanya Morin

Sasha menuju tempat duduknya dan mengeluarkan notebook yang sudah dimasukan kedalam tas sebelum bundanya datang ke kamarnya tadi.

"Ya kan cuma keliling," jawab Sasha sambil membuka notebook dan menghidupkannya.

"Lo gak berduaan kan sama Kak Arka dan tadi Kak Rachel juga nemenin lo kan?" tanya Morin lagi dengan raut wajah bertanya-tanya.

"Berduaan, soalnya Kak Rachel tadi udah balik ke kelas duluan, jadi gue cuma sama Kak Arka," Tekan Sasha pada kata 'berduaan'

Morin hampir saja berteriak sebelum pada akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk berteriak karena melihat Sasha yang sedang melihat drama korea.

Morin segera bangkit dari duduknya dan berdiri didekat Sasha.

"Van," Morin mendorong seseorang laki-laki yang masih asik dengan alam mimpinya.

"WOY DEVANO ARDATA, BANGUN" teriak Morin yang membuat Sasha menoleh dan menatap Morin tajam.

'Nih anak ngapain pake teriak segala, kan jadi gak kedengeran suara oppa-oppa tampanku,' Seperti itu isi hati Sasha saat mendengar teriakan Morin

"Sorry sorry Sha, emang kalo mau bangunin Vano itu harus pake suara oktaf 7," ucap Morin sambil mendorong-dorong bahu Vano.

Hingga pada akhirnya seseorang yang bernama Vano menegakkan badannya dan menatap datar ke arah Morin.

Morin tidak berkata apapun saat ditatap oleh Vano, namun tangan Morin menyuruh Vano untuk minggir.

"Ngapain sih lo nyuruh gue minggir, bangku sebelah kan kosong," kata Vano sambil menggantikan mimik muka datarnya menjadi mimik muka malas saat melihat Morin.

Morin memegang kedua telinga Vano dan menyentuhnya penuh sambil memutar kepala Vano ke arah kursi sebelah atau ke bangku yang sudah ditempati Sasha.

"BOCAH DARI MANA INI KOK DISEBELAH BANGKU GUE," Teriak Vano sambil segera berdiri.

Sasha yang merasa dirinya tersebut segera melihat ke arah dua orang disampingnya.

"Makanya jadi orang itu jangan tidur mulu, kudet kan lo," ucap Morin pada Vano sambil menepuk bahu Vano.

Morin mendorong Vano supaya sedikit menjauh dan saat Vano sudah 70cm menjauh, Morin melangkah dan duduk dibangku Vano.

"Mending lo balik ke kelas lo, anak sebelahkan," Vano menarik Sasha hingga membuat Sasha berdiri.

"Jangan sentuh-sentuh gue, bukan muhrim," Sasha menepis tangan Vano.

Vano berdecak malas sambil memegangi punggungnya.

Dasha-Evanescent (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang