Happy Reading
Now playing : Only You - iKON.
---
Biarkan gue sendiri dulu. Gue hanya ingin sendiri untuk saat ini.
---Dan Dava hanya menatap Sasha datar. Tangisan Sasha memang kelemahan Dava, namun entah kenapa rasah kasihan yang Dava miliki hilang begitu saja.
"Kenapa gue bego jatuh cinta sama orang jahat kaya lo?" Sasha menjatuhkan tubuhnya ketanah, kakinya terlalu lemas untuk berdiri lagi.
Mungkin ini memang akhir yang harus Sasha terima.
---
Sasha berkali-kali mengusap air matanya. Bahkan Sasha tidak sanggup untuk menatap Dava lagi. Melihat Dava, bagaikan melihat luka yang dapat mengikis diri Sasha.Saat Sasha hanya diam sambil terisak, Sasha melihat kaki Dava yang sudah menjauh. Dava meninggalkannya.
Tangis Sasha semakin pecah. Malam yang dia kira akan menjadi malam paling indah ternyata menjadi malam paling suram yang tidak ingin Sasha ingat lagi.
Sasha segera berdiri dan mengambil semua barang yang dibuang oleh Dava. Sasha akan sesegera mungkin mengembalikan barang itu pada Dava jika Dava tidak ingin Sasha menjual barang tersebut.
Malam semakin larut dan semakin dingin. Sasha mengeratkan blazernya.
Sasha tidak yakin jika Dava akan menunggunya dimobil. Jadi marena itu Sasha memilih duduk dibangku taman dan mengambil ponsel disakunya.
"Jemput gue di Ancol sekarang,"
"..."
"Sekarang,"
Setelah mengucapkan kalimat itu, Sasha segera mengakhiri panggilan.
Ditempat lain, Dava sedang menghentikan mobilnya dipinggir jalan. Kini, Dava merasa dirinya sangat bodoh meninggalkan Sasha sendirian padahal Dava tahu jika Sasha baru beberapa minggu tinggal di Jakarta.
"Bangsat, bego banget sih gue," umpat Dava kesal.
Dava membuka pintu mobilnya dan keluar. Ini sudah sangat malam, pukul sepuluh lebih. Bagaimana jika Sasha akan tetap disana hingga pagi hari? Bagaimana jika Sasha akan sakit nantinya?
Pikiran Dava sangat kacau. Disisi lain dirinya memang menyayangi Sasha, namun disisi lain dirinya merasa tidak berarti dimata Sasha setelah semua yang dirinya lakukan untuk Sasha.
Sepertinya, dia harus segera kembali ke pantai. Itu lebih baik. Batin Dava.
Namun saat Dava akan masuk kedalam mobil, Dava melihat Vano mengendarai motornya ke arah pantai.
Sasha sudah dijemput oleh Vano, jadi untuk apa dirinya harus kembali ke pantai? Bukankah lebih baik jika dirinya pulang saja? Batin Dava.
Dava masuk kembali ke dalam mobil dan segera meninggalkan tempat tersebut.
Jika ditanya apa dirinya benar-benar mencintai Sasha atau tidak, Dava jelas akan menjawab jika dirinya sangat mencintai Sasha.
Dava sama sekali tidak ingin Sasha pergi darinya, namun entah kenapa kalimat tersebut keluar sendiri tanpa Dava sadari.
Menyesal? Ya. Dava cukup menyesal mengucapkan kalimat tersebut. Namun bagaimana lagi, Dava tidak bisa menarik ucapannya lagi. Bahkan, kalimat maaf sangat sulit untuk Dava ucapkan.
Untuk saat ini, biarkan dirinya sendiri. Dava benar-benar tidak tahu lagi apa yang harus dia lakukan.
"Gue emang bego," lagi-lagi Dava mengumpati dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...