BINTANGNYA JANGAN LUPA SAYANG👻
---
Aku disini dengan tujuan yang jelas dan nyata. Membahagiakan dan menjagamu selalu.
---Sasha terkejut dengan Vano yang berdiri sana. Apa Vano melihat semuanya? Pandangan Sasha langsung tertuju pada Ara dan Nio, bagaimana jika Ara dan Nio sempat melihat dirinya dan Dava.
"Sejak kapan lo disitu?" tanya Sasha.
"Sejak Dava bilang mau pulang," ucap Vano sambil melepaskan tangannya dari wajah Ara dan Nio.
---
"Pacaran mulu sampai gak kenal tempat," cibir Vano sambil menatap sinis Sasha.Sasha mendecak malas. Semua ini terjadi jika Vano tidak menjahili Dava hingga membuat Sasha ingin menjahili Vano balik.
Sasha berjalan ke arah sofa dengan tangan yang mengandeng Dava.
"Dav, makan burgernya keburu ga enak," ucap Sasha sambil mengambilkan burger untuk Dava.
Sasha berpura-pura tidak mempedulikan Vano yang masih berdiri di anak tangga sendiri karena Ara dan Nio telah duduk di sofa didekatnya.
Sasha melirik sekilas Vano yang berdiri tanpa melakukan apa-apa dan sesekali melirik ke arah Ara dan Nio. Dalam hati Sasha merasa kasihan kepada adik-adiknya yang tengah memperhatikan dirinya dan Dava makan.
"Ar-"
Sasha segera mencubit lengan Dava saat Dava baru saja memulai ucapannya. Sasha sudah tahu apa yang akan Dava ucapkan.
Dalam hati Dava mengerutu kesal. Dava tidak menyangka ternyata Sasha yang awalnya Dava kira perempuan yang penurut dan ceria ternyata perempuan yang sedikit menyebalkan. Meskipun begitu, tetap dihati Dava hanya ada Sasha.
Dava memakan burgernya dengan asal-asalan tanpa mempedulikan wajahnya yang kotor terkena saus.
Sasha mendelik tajam pada Dava namun Dava hanya membalas dengan tatapan malasnya.
'Dava sabar. Dia pacar lo. Susah dapetinnya,' batin Dava.
Sasha meraih tisu basah dan membersihkan wajah Dava.
Sasha memperhatikan wajah Dava disela-sela membersihkan saus. Sasha baru menyadari jika Dava mempunyai mata sipit dan wajah Dava baby face. Sasha bersyukur setidaknya dia bisa memiliki seseorang yang mempunyai beberapa persen kemiripan dengan biasnya walau hanya 20℅ saja.
Ekhem.
Sasha kembali tersadar dan segera menoleh ke arah anak tangga dimana sumber suara berasal.
Vano benar-benar menganggu. Batin Sasha kesal.
Saat Sasha sedang berbalas tatap dengan Vano, Ara dan Nio berjalan ke arah Dava.
"Kak Dava. Burgernya Nio mana?" tanya Nio saat sudah duduk disamping Dava.
"Punya Ara?" tambah Ara.
Dava menarik Ara untuk duduk dipangkuannya karena Ara hanya berdiri didepannya tanpa berniat untuk duduk.
"coba tanya sama Kak Sasha," ucap Dava sambil mencubit gemas pipi Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dasha-Evanescent (COMPLETED)
Teen Fiction[Demi kenyamanan dalam membaca, silahkan terlebih dahulu follow akun retjeh ini karena mungkin akan ada chapter yang diprivate. Dan kalau membaca, jangan lupa vote and comment, jangan jadi silent readers] Usahakan untuk memberikan vote dan komentar...