DASHA-13 🌵 Mau Gak? 🌵

1.9K 120 2
                                    

NOW PLAYING : I LOVE YOU - BOBBY IKON

___
Lo mah gitu, apa-apa dianggap candaan - Dava
___

Namun selalu gagal. Biasanya Sasha selalu mudah membayangkan orang lain sebagai biasnya. Misal Dio, teman lama Sasha, Sasha akan selalu membayangkan jika Dio adalah biasnya karena dengan begitu Sasha akan selalu merasa dekat dengan biasnya.

Dava masih menangkup wajah Sasha dengan tangannya dan sekali-kali menekan-nekan pipi Sasha.

Dava menurunkan tangannya dari wajah Sasha saat pelayan sudah datang membawakan pesanan mereka.
---
"Makan, awas aja kalo lo gak makan, kalo lo gak makan lo juga gak akan sampai rumah lo," ucap Dava sebelum memasukan makanan kedalam mulutnya.

Sasha melototkan matanya, tidak menyangka jika dirinya dengan mudah diperintah oleh Dava.

Sasha sesekali melirik Dava dengan sorot mata tajam, bagaimana bisa dia bisa sedekat ini dengan Dava.

Apa kata Morin nanti jika dia tahu Dava membelikan Sasha photobook dan juga bantal boneka.

Sasha mencoba tidak mempedulikan itu, mencoba, sangat mencoba.

Suap demi suap Sasha memakan makanannya hingga tidak tersisa. Ia ingat, setelah pulang sekolah dia memang belum sempat makan pantas saja dia begitu lapar ketika melihat makanan yang tersaji didepan meja.

Sasha memperhatikan Dava yang masih memakan makanannya. Dalam hati Sasha membatin, sebenarnya Dava memang tampan, tadi sifat menghujat yang tidak lepas dari diri Dava membuat semua itu lenyap.

"Ngapain ngeliatin gue segitunya? Heran ya kenapa gue ganteng?" ucap Dava dengan percaya dirinya.

Sasha melemparkan tisu yang sudah diremas-remas kearah Dava.

"Jangan dibuang-buang tisunya, nanti pelayangnya datang marahin lo gue sukurin," ucap Dava sambil berdiri untuk memanggil pelayan.

Sasha melototkan matanya lagi setelah mendengar ucapan Dava barusan. Lama kelamaan kenapa Dava mirip Ara, batin Sasha.

Saat Dava sudah membayar makanannya, Dava mengajak Sasha untuk pulang karena hari sudah malam.

Sasha segera berdiri dan mengikuti Dava yang sudah berjalan mendahuluinya.

Dava yang tahu Sasha tidak menyamakan langkah dengannya langsung mengurangi jarak langkahannya dan menyamakan langkah dengan Sasha.

Saat Sasha sudah disampingnya, Dava langsung menggenggam tangan Sasha lagi.

Sasha yang digenggam seperti itu berulang kali mencoba melepaskan tangannya, namun selalu gagal.

"Ngapain sih lo ingin banget lepasin tangan dari genggaman gue," ucap Dava sebal karena sedari tadi Sasha selalu menyentak-nyetakkan tangannya yang sedang digenggam oleh Sasha.

"Emang, gatal tangan gue dipegang tangan lo," ucap Sasha sembarang.

"Bilang aja lo udah keringat dinginkan karena grogi digenggam sama cowok ganteng,"

Sasha menginjak kaki Dava yang membuat Dava mengaduh. Lama-lama Sasha bersama Dava bisa membuat dirinya darah tinggi.

Entah mengapa setiap kelakuan Dava terkadang membuatnya bahagia dan terkadang membuatnya kesal.

Sasha memperhatikan cowok didepannya yang sudah berjalan dengan tangan masih menggenggam tangannya.

Sasha hanya berjalan dibelakang Dava tanpa berniat menyamakan langkah dengan Dava.

Sasha berkali-kali mendengus. Sasha ingin cepat-cepat sampai rumah. Tidak tahan berlama-lama dengan Dava.

Dava kembali menyamakan langkah dengan Sasha dan berjalan beriringan dengan Sasha.

"Mau langsung pulang atau jalan?" tanya Dava pada Sasha.

Sasha menatap Dava,"pulang, udah malam, nyokap gue udah nyuruh pulang," ucap Sasha penuh alibi.

Penuh alibi, Sasha tidak ingin berlama-lama dengan Dava dan ingin segera pulang.

Dava hanya ber-oh-ria padahal Dava ingin mengajak Sasha untuk berkeliling dipusat perbelanjaan tersebut terlebih dahulu.

Sasha dan Dava berjalan menuju parkiran di basement perbelanjaan tersebut.

Saat sampai di basement, Sasha langsung memakai helm yang tadi dia pakai.

Saat melihat Dava sudah naik keatas motor, Sasha langsung ikut naik keatas motor.

Dan setelah Sasha sudah naik, Dava langsung menyalakan motornya dan mulai meninggalkan pusat perbelanjaan tersebut.

"Rumah lo dimana?" tanya Dava sambil membuka kaca helmnya.

Sasha langsung memberikan alamat rumahnya pada Dava dan dengan begitu Dava mempercepat laju motornya.

Sasha rasa, hari ini hari yang cukup mengejutkan baginya. Bagaimana tidak, dalam satu hari saja dia sudah melewati banyak hal. Pertama, Sasha satu bangku dengan Vano dan ternyata Vano adalah sepupunya. Kedua, kini dia sedang bersama Dava, seseorang yang sangat anti kpop bahkan Morin tadi sempat mengatakan untuk dirinya agar menjaga jarak dengan Dava.

"Hei, jangan ngelamun entar lo jatuh," ucap Dava sambil melirik Sasha lewat kaca spion.

Sasha tersadar dari lamunannya dan langsung melihat kearah tangan kirinya.

Disana, tangan Dava sedang menggenggam tangannya lagi. Sasha hendak menarik tangannya namun Dava lebih dahulu menarik tangannya untuk perpengangan pada pinggangnya.

Sasha menarik tangannya lagi, namun lagi dan lagi Dava enggan melepaskan tangannya dari tangan Sasha.

"Lepasin, entar kalo oleng terus kita jatuh, dan gue luka. Ga bakal gue mau ketemu sama lo lagi," ancam Sasha sambil menarik tangannya.

Dava tertawa dan tawanya masih dapat didengar oleh Sasha meskipun suara keramaian kota lebih mendominasi.

"Kita? Gue sama lo nih maksudnya? Belum apa-apa udah kita-kitaan aja. Emang lo tau apa kalau gue bakal ketemu sama lo lagi? Ngarep ya lo biar ketemu sama gue lagi?" goda Dava pada Sasha.

Sasha langsung menarik tangannya dengan kasar dan memukul punggung Dava.

"Lo tau gak kalo gue udah suka sama lo sejak awal kita ketemu? Jadi lo mau jadi pacar gue gak?"

Sasha yang mendengar ucapan Dava hanya diam tak berkutik. Barusan Dava mengungkapkan perasaannya pada dirinya? Diatas motor? Sasha menggelengkan kepalanya. Berharap ini hanya candaan Dava.

"Gak lucu," Ucap Sasha. Sasha hanya menganggap ini sebagai candaan. Karena dirinya dan Dava baru bertemu beberapa jam dari sekarang dan tetap, itu hanya candaan Dava.

"Lo mau gak? Gue lagi gak bercanda kalo lo anggap gue lagi bercanda," suara Dava kembali mengisi keheningan diantara mereka.

'Eh buset, dia tahu apa yang gue pikirin. Jangan-jangan dia bisa baca pikiran orang,' batin Sasha setelah mendengar ucapan Dava.

Sasha kembali diam, tidak ingin berkomentar. Mungkin Dava sudah lelah jadi sedikit mengada-ada ngomongnya.

"Ya udah gapapa," ucap Dava lagi.

Sasha menatap Dava heran, benar, Dava mungkin sudah lelah. Dava yang bertanya dan Dava sendirilah yang menjawabnya.

Sasha hanya mampu menggelengkan kepala lagi.
---
B

udayakan vote setelah membaca.

PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT!!!

Dasha-Evanescent (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang